Cara analisis data Teknik pengumpulan data
40
Gambar 4.2. Hasil pengecatan gram negatif bakteri Zymomonas mobilis yang telah direkultur 24 jam dengan perbesaran 1000x
Limbah kulit pisang kepok Musa paradisiaca L yang diperoleh dari penjual gorengan di daerah Pasar Stan diberikan pre-treatment berupa
pencucian untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit, kemudian diblender hingga berbentuk bubur slurry. Proses ini dilakukan
agar memperoleh substrat dengan luas permukaan yang besar sehingga kontak antara bahan dan mikroorganisme dapat berlangsung secara
optimum serta substrat kulit pisang kepok menjadi homogen Kusumaningati dkk., 2013. Substrat hasil penghancuran berupa bubur
slurry berwarna hitam kecoklatan, hal ini disebabkan oleh getah pada kulit pisang kepok tersebut. Walaupun substrat tersebut masih
mengandung getah, tetapi tidak mempengaruhi proses ataupun hasil fermentasi. Sebelum digunakan sebagai media fermentasi, bubur slurry
kulit pisang kepok diuji pHnya untuk mengetahui kesesuaian bahan sebagai media fermentasi agar proses fermentasi dapat berlangsung secara
optimal. Pada awal pengukuran pH sebelum perlakuan, pH bubur slurry PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kulit pisang kepok adalah 7. Jika ditinjau kisaran pH optimal untuk pertumbuhan bakteri Zymomonas mobilis akan tumbuh optimal jika pH
substrat media adalah 4-6 yaitu dalam keadaan asam Albert, dkk. 2015 sehingga peneliti menambahkan asam cuka CH
3
COOH sebanyak 10 ml hingga mencapai pH 5. Penambahan asam cuka ini tidak berpengaruh pada
kadar etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi. Kulit pisang kepok yang digunakan berasal dari tandan yang sama dan memiliki tingkat
kematangan buah yang sama, sehingga dapat diperkirakan memiliki kandungan glukosa yang sama. Peneliti tidak mengukur kandungan
glukosa pada bubur slurry kulit pisang kepok karena keterbatasan alat dan bahan yang dimiliki laboratorium. Proses fermentasi membutuhkan
glukosa sebagai sumber karbon, penambahan glukosa yang cukup dan sesuai dengan kondisi medium meningkatkan aktivitas mikroorganisme.
Peningkatan aktivitas mikroorganisme tentunya berbanding lurus dengan peningkatan produksi etanol yang dihasilkan. Penelitian kadar etanol yang
dilakukan Restuti 2014 dengan bahan baku rumput laut Eucheuma cottonii ini ditambahkan glukosa sebanyak 150 gramL dan kadar etanol
yang dihasilkan pada perlakuan dengan penambahan glukosa adalah 24,35, Oleh karena itu pada penelitian ini ditambahkan konsentrasi gula
sebanyak 100 gramL sehingga dapat menjadi gula sederhana sebagai substrat fermentasi etanol.
Pengujian pH pada sampel dilakukan dengan menggunakan pH meter pada saat sebelum dan sesudah fermentasi. Seperti yang telah