kondisi anak maupun guru serta ketersediaan media dan lainnya. Sebagai contoh di dalam buku guru terdapat cerita tentang proses
pencangkokan, hal ini lebih mengarah kepada teori bukan peristiwa yang dialami langsung oleh anak, oleh karena itu guru dapat membuat
media yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran bukan sekedar membaca dan melihat gambar.
B. Pembahasan
Ada beberapa
langkah yang
dilakukan peneliti
dalam mengembangkan media bilik pencangkokan, langkah awal yang dilakukan
adalah menentukan tema dan sub tema dari materi yang dianggap sulit untuk dipahami siswa tanpa menggunakan media. Tema dan sub tema tersebut
menjadi patokan dalam membuat indikator dan tujuan pembelajaran. Langkah berikutnya adalah membuat jaring-jaring sub tema
berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang telah dibuat. Setelah melaksanakan langkah ini peneliti pun dapat membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik Harian RPPTH sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran tersebut.
Walaupun penelitian ini difokuskan pada media pembelajaran tetapi peneliti tetap membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian
RPPTH secara lengkap, karena RPPTH adalah panduan dalam melaksanakan proses pembelajaran juga sebagai penjelasan atas media yang
akan digunakan. RPPTH memuat beberapa hal diantaranya adalah 1 Satuan pendidikan identitas sekolah, 2 Kelas semester, 3 Tema
subtema, 4 Pembelajaran, 5 Alokasi waktu, 6 Kompetensi inti, 7 Kompetensi dasar, 8 Indikator, 9 Tujuan pembelajaran, 10 Materi
pembelajaran, 11 Pendekatan dan metode pembelajaran, 12 Media, alat, dan sumber pembelajaran, 13 Langkah-langkah pembelajaran, 14
Penilaian, 15 Lampiran-lampiran. RPPTH yang dibuat tidak mencakup satu tema atau sub tema namun
dibatasi menjadi dua pembelajaran dalam satu sub tema mengingat keterbatasan waktu peneliti. RPPTH yang dibuat tidak berpatokan secara
menyeluruh pada buku guru dan siswa melainkan disesuaikan dengan materi yang diberikan guru dan indikator yang telah disusun, hal ini dikarenakan
ada beberapa materi yang hanya terdapat pada satu pembelajaran. Seperti materi pencangkokan pada sub tema perkembangbiakan tanaman untuk
kelas III hanya terdapat pada pembelajaran 6. Selain itu keluasan materi proses pencangkokan dibatasi pula oleh muatan pelajaran lain dimana
materi IPA ini diintegrasikan ke dalam muatan Bahasa Indonesia, dalam kegiatan pembelajarannya tidak terdapat kegiatan praktek oleh siswa,
sehingga pemahaman siswa akan materi proses pencangkokan hanya terbatas pada bacaan dan gambar. Selain muatan pelajaran IPA yang
diintegrasikan ke dalam Bahasa Indonesia adapun muatan pelajaran matematika yang membahas tentang soal cerita tentang penjumlahan dan
pengurangan dan muatan pelajaran PKN yang membahas tentang kewajiban sebagai warga masyarakat.
Selain pembuatan RPPTH, peneliti juga membuat media pembelajaran yang menjadi fokus penelitian. Media yang dikembangkan berupa bilik
pencangkokan, disebut bilik pencangkokan karena media ini merupakan perpaduan media REPALING Replika Papan Lingkaran dan miniatur
Mock Up proses pencangkokan. Papan lingkaran dibagi menjadi enam bilik yang di dalamnya diletakkan miniatur proses pencangkokan.
Media ini dapat digunakan secara khusus untuk membahas proses pencangkokan, namun peneliti mengembangkan media ini agar dapat
digunakan untuk muatan pelajaran lain yang juga diajarkan pada dua pertemuan. Selain untuk kegiatan pembelajaran, media ini juga didesain
untuk kegiatan permainan, peneliti membuat miniatur proses pencangkokan dan juga papan keterangan dari tiap proses pencangkokan. Oleh karena itu
siswa bukan hanya merasakan sendiri pengalaman mencangkok secara lebih kongkrit namun juga mengalami pelajaran yang menyenangkan. Berikut
merupakan foto produk awal penelitian pengembangan ini.
Gambar 4.1 Produk awal bilik pencangkokan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.2 Produk awal mock up pohon
Gambar 4.3 Produk awal papan keterangan
C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran