Plume rise kenaikan kepulan asap

708 Penggunaan Model Gaussian memerlukan informasi tentang koefisien dispersi dan variasinya yang tergantung pada stabilitas atmosfer, maupun jarak ke arah mengalirnya angin. Koefisien dispersi secara empiris telah diperkenalkan oleh Pasquil-Gifford, Tennese Valley Authority TVA, maupun American Society of Mechanical Engineers ASME. Kategori stabilitas atmosferik diberikan oleh tuner, 1970 seperti dilihat pada tabel 7.23. Tabel 7.24. stabilitas atmosferik Siang Malam Kec. Angin pada ketinggian 110 m, mdet Kuat Sedang Lemah Berawan Cerah hingga berawan 2 A A-B B - - 2-3 A-B B C E F 3-5 B B-C C D E 5-6 C C-D D D D 6 C D D D D

c. Plume rise kenaikan kepulan asap

Gerakan ke atas dari kepulan gas dari ketinggian cerobong stack, hingga asap mengalir secara horisontal dikenal sebagai plume rise atau kenaikan kepulan asap. Kenaikan ini disebabkan adanya momentum akibat kecepatan vertikal gas maupun perbedaan suhu flue gas dengan udara ambien. Karena adanya plume rise ini, tinggi stack secara fisik tidak dapat digunakan pada persamaan Gauss. Sebagai gantinya, tinggi stack perlu ditambah dengan tinggi kenaikan kepulan asap sehingga dikenal adanya tinggi stack efektif. Beberapa kemungkinan kenaikan kepulan asap, h dapat dihitung dengan rumus pendekatan sebagai berikut: 1. Beda suhu antara flue gas dengan udara ambien 10 °C; h = D, V gt v t 1,4 dengan: D t = diameter bagian dalam stack bagian atas, ml V gt = kecepatan alir gas, mdet v t = kecepatan angin, mdet 2. Beda suhu lebih besar atau sama dengan 50 °C, volume flue gas kurang dari 50 m 3 det. maka besarnya plume rise, h = [V gt . D t v t ][1,5 + 36 x 10 -4 .B t .D t .T gt T ta T gt ], Di unduh dari : Bukupaket.com 709 dengan: B t = Tekanan udara ambien, mm Hg T 9t = suhu flue gas, °K T at = suhu udar ambien, °K Harga harus dikoreksi atas dasar stabilitas atmosferiknya. Klas Stabilitas Faktor Koreksi Sangat tidak stabil, A-B 1,15 Tidak stabil, C 1,10 Netral, D 1,00 Stabil, E-F 0,85 3. Beda suhu lebih besar atau sama dengan 50 °C, volume flue gas lebih dari atau sama dengan 50 m 3 det. maka besarnya plume rise, Untuk kondisi stabil h = 3, 44 [V gt . D t 2 vt.B t 27 ][T at T gt ][T gt -T at T at z], dengan: T at z =  T, t  z + 0,01, °Cm Untuk kondisi nefral dan tidak stabil h = [10v t ][V gt .D t 2 .H 2 .T gt -T at T gt ], Contoh 4. Perkiraan konsentrasi SO 2 pada sisi hilir dari sebuah PLTU 1.000 MIW pada jarak 1 km dan 5 km, yang menggunakan 10.000 ton batubara per hari sebagai bahan bakarnya, kadar sulfur 1, tinggi stack efektif 250 m, angin bergerak dengan kecepatan 3mdet, diukur pada kondisi sedikit cerah, siang hari pada ketinggian 10 m. x, km Ty, 117 Tz, m 1 140 125 5 540 500 Kondisi atmosferik tidak stabil, kecepatan angin pada ketinggian stack efektif adalah sebesar: v = v 1 Hz 1 n = 325010 0,25 = 6,6 mdet. Di unduh dari : Bukupaket.com 710 Jumlah sulfur = 10.000 tonhari x 1100 = 100 tonhari 27.777.700 mgdetik Emisi SO 2 = 643227.777.700mgdet = 55.555.400 mgdet. Pada ground level concentration maximum GLC, konsentrasi SO 2 adalah: C 1km = [55.555.4003,14.6,6x 140 x125] exp-[{25022125 2 }] = 750 μgm C 5km = [55.555.400 3,14.6,6x540 x 500] exp-[{25022500 2 }] = 315 μgm 2 Gambar 7.52. Koefisien dispersi ke arah z. Di unduh dari : Bukupaket.com 711 Gambar 7.53. Koefisien dispersi ke arah y. Gambar 7.54. Simulasi sebaran polutan gas ke berbagai posisi Di unduh dari : Bukupaket.com 712 Gambar 7.55. Tinggi kepulan asap dan tinggi stack efektif

d. Korelasi Antara Pencemaran Udara dan Kesehatan