PROSEDUR PENELITIAN Analisa Data

E. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini, peneliti mempersiapkan dan menyusun alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti yaitu variabel perilaku menghindar dan variabel persepsi ancaman. Alat ukur yang kemudian akan digunakan terlebih dahulu dimodifikasi aitem-aitemnya agar sesuai dengan konteks yang akan diukur. Setelah dimodifikasi, aitem- aitem tersebut kemudian dianalisa dan dinilai bersama-sama dengan dosen pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pengambilan data dengan memberikan alat ukur berupa skala perilaku menghindar, skala kecemasan antar kelompok, skala ancaman simbolik, dan skala ancaman realistik pada 107 orang partisipan penelitian yang dipilih secara incidental dan sesuai dengan karakteristik sampel untuk penelitian.

3. Tahap Analisa Data

Tahap analisa data ini menccakup pengecekan data, penomoran, input skoring, dan pengolahan data yang dilakukan secara komputerisasi dengan bantuan program SPSS version 16.0 for windows. Universitas Sumatera Utara

F. METODE ANALISIS DATA

Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan teknik analisa multiple regresi linier. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai partisipan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok partisipan yang diteliti Azwar, 2009. Sementara itu, teknik analisa regresi bertujuan untuk membuat suatu deduksi logis tentang suatu konsep yang tidak dapat diobservasi secara langsung Kapplan, 2001. Selain itu, analisis regresi berguna untuk membuat prediksi tentang nilai suatu variabel dari nilai variabel lain yang diketahui. Prediksi diperoleh melalui garis regresi yaitu membuat persamaan garis lurus untuk mengumpulkan titik pada diagram pancar Kapplan, 2001. Multiple linier regresi atau yang lebih dikenal dengan regresi linier ganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana. Pada penelitian yang bertujuan untuk melihat bentuk hubungan antar variabel dengan menggunakan lebih dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka teknik analisa yang akan digunakan adalah teknik multiple regresi Aron Aron, 2003. Namun, sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan statistika parametrik, uji asumsi terlebih dahulu hasrus dilakukan. Universitas Sumatera Utara Uji asumsi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolinieritas.

1. Uji normalitas

Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip –prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan pada populasi. Uji normalitas sebaran pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor –skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Kaidah normal yang digunakan adalah jika p ≥ 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal Hadi, 2000

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson product moment. Korelasi pearson merupakan formula untuk mengetahui apakah data yang diujikan memiliki hubungan yang linier Field, 2009. Universitas Sumatera Utara

3. Uji multikolinieritas

Multikolinieritas terjadi ketika variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya mempunyai korelasi yang tinggi. Korelasi yang tinggi antar variabel independen berarti kedua variabel mengukur hal yang sama dan salah satu dari variabel tersebut sangat disarankan untuk dihilangkan dari alat ukur Bordens Abbot, 2005. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai r, jika r 0.8 maka tidak terjadi multikolinieritas. Selain itu dapat juga diketahui dengan menggunakan VIF Variance Inflance Factor atau nilai toleransi. Jika nilai VIF 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian analisa data dan pembahasan yang sesuai dengan hasil data yang diperoleh. Bab ini akan diawali dengan pemberian analisa data pada partisipan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan data penelitian.

A. Analisa Data

1. Gambaran Umum Partisipan Penelitian

Partisipan pada penelitian ini adalah masyarakat suku melayu yang pernah melakukan kontak atau mengetahui keberadaan suku laut. Partisipan penelitian berjumlah 107 orang. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 60 orang partisipan yang berjenis kelamin laki-laki dan 47 orang partisipan yang berjenis kelamin perempuan. Rentang usia yang dimiliki oleh partisipan penelitian bisa digambarkan dalam tiga rentang usia yaitu 18-22 tahun 18 orang, 23-35 tahun 53 orang, dan 36-45 tahun 36 orang.

2. Deskripsi data penelitian

Deskripsi data penelitian ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku menghindar dan persepsi ancaman berupa kecemasan antar kelompok, ancaman simbolik, dan acaman realistik pada partisipan- partisian penelitian. Data penelitian dapat dikategorikan berdasarkan mean hipotetik dan mean empirik. Mean hipotetik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor idealnya skala, sedangkan berdasarkan Universitas Sumatera Utara mean empirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor dari subyek penelitian. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini Tabel 2. Perbandingan skor empirik dan hipotetik Variabel Skor empirik Skor Hipotetik Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD Avoidance 15 76 39.29 13.87 15 90 52.5 12,5 Intergroup Anxiety 13 53 31.45 9.03 10 60 35 8,3 Symbolic Threat 11 46 31.68 6.91 8 48 28 5 Realistic Threat 18 50 34.12 7.71 9 54 31.5 7.5 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa perilaku menghindar dan kecemasan antar kelompok memiliki mean empirik yang lebih kecil dari pada mean hipotetik. Melalui analisa one sample T-Test, diperoleh bahwa partisipan mempunyai perilaku menghindar t=29.30, p=0.00 dan kecemasan antar kelompok t=36.01, p=0.00 yang lebih rendah dari norma pada alat ukur. Hasil ini memperlihatkan bahwa suku melayu kurang memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku menghindar dan memiliki kecemasan yang rendah terhadap suku laut. Sementara itu, ancaman simbolik dan ancaman realistik memiliki mean empirik yang lebih besar dari pada mean hipotetik dengan selisih. Analisa one sample T-Test menunjukkan bahwa partisipan memiliki ancaman simbolik t=47.37, p=0.00 dan ancaman realistik t=45.23 yang lebih tinggi dari norma pada alat ukur. Hasil ini memperlihatkan bahwa suku melayu memiliki kecenderungan untuk memandang keberadaan suku laut sebagai ancaman bagi keselamatan individu ancaman realistik dan norma-norma serta nilai-nilai pada suku melayu ancaman simbolik. Universitas Sumatera Utara

B. Hasil Penelitian