Karsinoma Paru Penyakit Paru-Paru Yang Sering Pada Lanjut Usia

STEP 3 Moderate Persisten Serangan setiap hari FEV 60-80 hari Pengobatan dengan inhalasi bronkodilator long-acting., dan kortikosteroid. STEP 4 Severe Persisten Serangan terus-menerus Malam terganggu Aktivitas terbatas FEV 60 Pengobatan dengan inhalasi bronkodilator long-acting, kortikosteroid inhalasi dosis tinggi + oral kortikosteroid jangka lama. Obat asma : 1. Bronkodilator - Golongan β agonis: adrenalin, salbutamol - Golongan anti kolinergik: ipatropium bromida, oxytropium bromida - Golongan metil xanthine: teofilin 2. Obat anti inflamasi Golongan kortikosteroid: Beclomethasone, budesonide, prednison 3. Golongan anti alergi Golongan anti histamin: ketotifen

E. Karsinoma Paru

Keganasan paru-paru pada lanjut usia merupakan kelainan yang sering ditemukan, baik bentuk primer maupun sekunder. Di Indonesia terdapat kecenderungan peningkatan frekuensi karsinoma paru. Beberapa faktor telah diketahui berpengaruh terhadap timbulnya karsinoma paru, antara lain adalah faktor merokok, polusi udara, dan bahan industri yang bersifat karsinogenik. 91,4 penderita kanker paru-paru berumur lebih dari 40 tahun dan pada usia diatas 50 tahun terdapat 75 kasus. Etiologi Etiologi keganasan paru-paru belum diketahui, diperkirakan penyebabnya adalah adanya iritasi bahan-bahan yang bersifat karsinogenik dan berlangsung kronis. Bahan-bahan iritasi tadi merupakan faktor-faktor resiko untuk terjadinya karsinoma paru. Untuk jelasnya, etiologi kanker paru yang pernah dilaporkan adalah : a. Yang berhubungan dengan pajanan zat karsinogen, seperti : - Asbestos, sering menimbulkan mesotelioma - Radiasi ion pada pekerja tambang uranium - Radon, arsen, kromium, nikel, polycylic, hydrocarbon, vynilchloride b. Polusi udara Pasien kanker paru lebih banyak di daerah urban yang banyak polusi udaranya dibandingkan yang tinggal di daerah rural. c. Genetik Terdapat perubahanmutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yaitu : -Proto oncogen -Tumor supressor gene Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 58 -Gene enconding enzyme Klasifikasi Kanker Paru Pembagian praktis untuk tujuan pengobatan : 1. SCLS small cell lung cancer 2. NSLCC non small cell lung cancer karsinoma skuamosa adenokarsinoma karsinoma sel besar Gambaran Klinik Gambaran klinik karsinoma paru-paru tidak memberikan keluhan, dan penyakit ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan umum. Karsinoma paru baru akan memberikan gejala klinik biasanya kalau sudah lanjut, menimbulkan komplikasi, misalnya memberikan tekanan pada organ di sekitarnya, metastasis jauh dan sebagainya, sehingga mengganggu fungsi organ lainnya. Kadang-kadang timbul gejala yang mencolok yaitu timbulnya nyeri di daerah dada, sesak napas, hemoptisis, dan timbul benjolan di dada. Lebih jelasnya gejala-gejala kanker paru sebagai berikut : a. Lokal tumor tumbuh setempat - batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronik - hemoptisis - mengi wheezing, stridor karena ada obstruksi saluran napas - kadang terdapat kavitas seperti abses paru - atelektasis b. Invasi lokal - nyeri dada - dispnea karena efusi pleura - invasi ke perikardium à terjadi tamponade atau aritmia - sindrom vena cava superior - sindrom horner facial anhidrosis, ptosis, miosis - suara serak karena penekanan N. larryngeus recurrent - sindrom Pancoast karena invasi pada plexus Brachialis dan saraf simpatis c. Gejala penyakit metastasis - Pada otak,tulang,hati, adrenal - Limfadenopati servikal dan supraklavikula sering menyertai metastasis d. Sindrom paraneoplastik : Terdapat pada 10 kasus dengan gejala: - sistemik, penurunan barat badan,anoreksia, demam - hematologi : lekositosis,anemia,hiperkoagulasi - hipertrofi osteoartropati - neurologik : demensia, ataksia, tremor, neuropati perifer - neuromiopati - endokrin : sekresi berlebihan hormon paratiroid hiperkalsemia - dermatologik : eritema multiform, hiperkeratosis,jari tabuh e. Asimptomatik dengan kelainan radiologis : - sering terdapat pada perokok dengan COPDPPOK yang terdeksi secara radiologis - kelainan berupa nodul soliter Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 59 Tabel : TNM T Tumor primer TX T 0 TIS T 1 T 2 T 3 T 4 Tumor primer tidak dapat dinilai Tumor tidak nampak Karsinoma in situ Tumor 3cm Tumor 3cm, invasi ke pleura viseralis, disertai atelektasis atau pneumonitis obstruktif Tumor berbagai ukuran yang menginfiltrasi dinding thorax, diafragma, pleura mediastinum, perikardium perietale Tumor berbagai ukuran yang menginfiltrasi mediastinum, jantung, pembuluh darah besar,trakea,esofagus,tulang belakang,karina,atau tumor dengan efusi pleura ganas N Kelenjar limfe regional NX N0 N1 N2 N3 Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai Tidak ada metastasis kelenjar regional Metastasis pada kelenjar sisi yang sama atau kelenjar hilus sisi yang sama Metastasis mediastinum sisi yang sama danatau kelenjar subkarina Metastasis mediastinum kontralateral,kelenjar getah bening hilus kontralateral M Metastasis MX M0 M1 Tidak dapat dinilai adanya metastasis Tidak ada metastasis jauh Terdapat metastasis jauh Diagnosis Diagnosis karsinoma paru ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Pada anamnesis ditemukan keluhan-keluhan yang sering timbul pada penderita, misalnya: batuk, batuk darah, sesak napas, nyeri dada, dan kelemahan badan. Pada pemeriksaan fisik sering tidak ditemukan kelainan, kecuali pada keadaan karsinoma yang sudah lanjut. Pemeriksaan radiologik merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk mengetahui adanya gambaran bayangan tumor atau letak tumor. Pemeriksaan penunjang lainnya yaitu sitologi sputum, pemeriksaan histopatologi, dan petanda tumor. Pemeriksaan penunjang yang terpenting adalah pemeriksaan histopatologi pada biopsi jaringan tumor untuk menentukan jenis sel tumor. Pengobatan Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 60 Pengobatan karsinoma paru tergantung pada jenis tumor dan stadiumnya. Tindakan yang biasa dilakukan adalah operasi, radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi. Terapi kanker paru non small cell Modalitas terapi standar pada kanker paru non small cell adalah : pembedahan., terapi sitostatika, terapi radiasi dan terapi laser. Sedangkan photodinamic therapy PDT, chemoprevention dan terapy baru yang lain masih dalam tingkat uji klinik. Pada saat diagnosis ditegakan, kanker paru non small cell dikelompokan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya yaitu : 1. Kanker paru non small cell yang dapat diterapi dengan pembedahan. Termasuk dalam kelompok ini adalah kanker paru non small cell stadium 0, I, II .bila status performance tidak memungkinkan untuk menjalani pembedahan dapat dilakukan terapi radiasi. 2. Kanker paru non small cell yang menyebar ke kelenjar limfe terdekat. Terapi pada kelompok ini adalah terapi radiasi, terapi radiasi dan sitostatika atau pembedahan saja. 3. Kanker paru non small cell yang menyebar ke jaringan sekitar atau ke lobus lain. Pada kelompok ini dapat diberikan terapi radiasi untuk membatasi pertumbuhan kanker. Beberapa penderita dapat diberikan terapi sitostatika. Terapi kanker paru small cell 1. Terapi standar untuk limited stage diseases : - Kombinasi terapi sitostatika dan terapi radiasi kemoradiasi, dengan atau tanpa prophylactic cranical irradiation PCI - Terapi sitostatika kombinasi : etoppside E + cisplatin P khusus penderita dengan gangguan fungsi paru. 2.Terapi untuk extensive stage disease : Terapi standar untuk kelompok ini adalah terapi sitostaika kombinasi: - Cyclophosphamide C + Doxorubicine A + Vincristine V - Cyclophosphamidife C + Doxorubicine A + Etoposide E - Etoposide E + Cisplatine P atau Etoposide E + Carboplatine C - Ifosphamide I + Carboplatine C + Etoposide E Tujuan pengobatan kanker : 1. Kuratif : menyembuhkan, memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup pasien. 2. Paliatif : mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup. 3. Rawat rumah hospice care pada kasus terminal : mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga. 4. Suportif : menunjang pengobatan kuratif , paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi, transfusi darah dan komponen darah, growth factors obat antinyeri dan obat anti infeksi. Tindakan rehabilitasi diperlukan apabila penyakitnya sudah lanjut, memberikan gangguan fungsi paru yang hebat. Jika karsinoma paru mengakibatkan kelemahan umum, maka selain tindakan rehabilitasi perlu ditambahkan psikoterapi psikososial lainnya. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 61

VI. Pencegahan Penyakit Paru-Paru Pada Lanjut Usia