BAB IV METODE
4.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah observasional dengan metode pengukuran kohort yang bersifat prospektif.
4.2. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2013 sd Juni 2013 di Instalasi Gawat Darurat, Ruang Rawat Inap dan Poliklinik Pulmonologi dan Alergi
Immunologi RSUP H. Adam Malik Medan.
4.3. Subjek Penelitian
Penderita PPOK eksaserbasi akut yang di rawat inap maupun rawat jalan di RSUP H. Adam Malik Medan.
4.4. Kriteria Inklusi
1. Pria atau wanita usia ≥ 40 tahun
2. Gambaran klinis, laboratorium dan radiologis sesuai dengan PPOK eksaserbasi akut
3. Gejala eksaserbasi pada pasien dengan riwayat PPOK sebelumnya 4. Gejala eksaserbasi pada pasien usia
≥ 40 tahun dengan riwayat merokok, dimana diagnosa PPOK ditegakkan berdasarkan spirometri saat dirawat
di rumah sakit 5. Riwayat merokok
≥ 10 tahun
4.5. Kriteria Eksklusi
1. Usia 40 tahun 2. Penyakit saluran nafas selain PPOK asma berat, bronkiektasis,
aspergillosis, penyakit paru interstisial
Universitas Sumatera Utara
3. Penyakit komorbiditas yang menyebabkan menurunnya ketahanan hidup 12 bulan metastase malignansi
4. Dirawat di rumah sakit oleh karena miokard infark, penyakit jantung kongestif, emboli paru, gagal ginjal kronik.
4.6. Besar Sampel
Studi ini menggunakan sampel tunggal untuk uji hipotesis proporsi suatu populasi.
Dan perkiraan besar sampel : Zα√P0Q0 + Zβ√PaQa
2
= 1,96 √0,78.0,22 + 1,282√0,53.0,47
Po – Pa
2 2
0,78 – 0,53
= 37 orang.
2
Dimana : Zα: deviat baku untuk α =
5 1,96 Zβ : deviat baku untuk β=
10 1,282 Pa: Proporsi sekarang :
53 Qa= 1 – Pa=
1- 0,53 = 0,47 Po: Proposi terdahulu :
78 Qo= 1- Po
= 1- 0,78 = 0,22
4.7. Cara Kerja
1. Seluruh subjek penelitian dimintai persetujuan secara tertulis tentang kesediaan mengikuti penelitian informed consent.
2. Dilakukan pengambilan data meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan data pribadi lainnya, riwayat merokok, riwayat PPOK, faktor pencetus
eksaserbasi akut. 3. Dilakukan pemeriksaaan tanda vital dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan penunjang, yaitu darah lengkap, fungsi ginjal, analisa gas darah, albumin, prokalsitonin, sputum, foto toraks, spirometri dan EKG.
4. Dilakukan penilaian skor CAUDA 70 dan skor BAP-65. Untuk skor CAUDA 70, jika skor 0-1 disebut risiko rendah, skor 2 disebut risiko
Universitas Sumatera Utara
sedang, skor ≥ 3 disebut risiko tinggi. Unt uk skor BAP-65, kelas I
disebut risiko rendah, kelas II-III disebut risiko sedang, skor ≥
IV disebut risiko tinggi.
5. Selanjutnya akan dilakukan perbandingan skor CAUDA dengan skor BAP-65.
4.7.1. Pengambilan sampel darah
Pengambilan sampel darah dilakukan di laboratorium Patologi Klinik RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel darah diambil dari arteri femoralis
dengan terlebih dahulu dilakukan tindakan anti septik dengan alkohol 70 dan dibiarkan kering. Pengambilan darah sebanyak 10 cc dilakukan dengan
menggunakan dispossible syringe 10 cc. Darah sebanyak 10 cc darah dengan antikoagulan EDTA untuk pemeriksaan darah lengkap, fungsi ginjal,
albumin dan analisa gas darah. Dan pada saat pengambilan sampel darah , pasien dalam posisi terlentang.
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan alat Sysmex, fungsi ginjal dengan alat Cobas 6000, pemeriksaan analisa gas dengan alat Cobas B 121
dan morfologi darah tepi diidentifikasi dari blood film dengan pewarnaan Giemsa.
4.7.2. Spirometri
Tindakan spirometri dilakukan di Instalasi Diagnostik Terpadu IDT RSUP H. Adam Malik Medan. Teknik melakukan spirometri:
1. Dilakukan anamnesis dan penilaian kondisi fisik yang berkaitan dengan fungsi paru pasien. Dilakukan pencatatan data dasar nama, usia, jenis
kelamin, ras serta berat badan dan tinggi badan pasien. 2. Pasien harus bebas rokok minimal 2 jam sebelum pemeriksaan, bebas
bronkodilator minimal 8 jam sebelum pemeriksaan, tidak makan kenyang sebelum pemeriksaan, dan tidak menggunakan pakaian ketat.Pasien
sebaiknya dalam posisi yang paling nyaman.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemeriksaan dilakukan paling sedikit didapatkan 3 nilai yang reproduksibel untuk melihat dan memastikan apakah manuver telah
dilakukan secara maksimal. Dapat diulang 3 kali namun tidak lebih dari 8 kali untuk menghindari bias.
4. Spirometri yang digunakan yaitu Schiller tipe SP-1.
4.8. Analisa Data
- Untuk melihat gambaran karasteristik dan skor CAUDA 70, skor BAP- 65 pada subjek PPOK eksaserbasi akut disajikan dalam bentuk tabulasi
dan dideskripsikan. -
Analisa untuk mengetahui hubungan skor CAUDA 70 dan skor BAP-65 terhadap kematian 30 hari, digunakan uji chi square.
- Dilakukan uji diagnostik untuk mencari sensitivitas, spesifisitas,
positive predictive value, negative predictive value, positive likelihood ratio, negative likelihood ratio.
- Analisis statistik dilakukan dengan software SPSS versi 16.0
- Untuk semua uji statistik p 0,05 dianggap bermakna dalam statistik.
4.9. Ethical Clearence dan informed consent