perusahaan atau organisasi tertentu. Perusahaan pada umumnya menggunkan Sitem Pengendalian Internal untuk mengarahkan operasi perusahaan dan mencegah
terjadinya penyalahgunaan sistem. Menurut Mulyadi 2002 : 181 , menyatakan bahwa “ Sistem
Pengendalian Internal suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan ponsel lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni kendala pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi
operasi ”.
Menurut Bodnar dan Hopwood 2003 : 18 “ Pengendalian Internal adalah yang ditetapkan untuk memberikan jaminan tercapainya tujuan keandalan laporan
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku ”.
Berdasarkan pengertian - pengertian diatas kita dapat memahami bahwa pengendalian internal merupakan suatu proses yang terdiri dari kebijakan dan
prosedur yang dibuat untuk dilaksanakan oleh orang - orang untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian tujuan - tujuan tertentu yang saling
terkait. Dengan adanya penerapan pengendalian intern dalam setiap kegiatan
operasi perusahaan, maka diharapkan tidak akan terjadi tindakan - tindakan penyelewengan yang dapat merugikan peruahaan, misalnya penggelapan baik yang
dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
D. Unsur - Unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap
Unsur - unsur pengendalian intern aktiva tetap adalah sebagai berikut : 1.
Organisasi
Universitas Sumatera Utara
Struktur organisasi
adalah sustu susunan pembagian tanggung jawab
menurut fungsi dan hirarkis. Penyusunan struktur organisasi dengan demikian harus memperthitungkan semua fungsi yang ada dalam
perusahaan dan kemudian membagi habis fungsi - fungsi tersebut kepada pihak - pihak yang harus mempertanggungjawabkannya. Unsur
pengendalian intern antara lain : a.
Fungsi pemakai harus terpakai dari fungsi akuntansi aktiva tetap . Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaianya, fungsi yang
mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisahkan dari fungsi pemakai aktiva tetap.
b. Transaksi perolehan, penjualan, penghentian pemakaian aktiva
tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara indenpenden. Untuk menciptakan pengencekan
intern dalam setiap transaksi yang mengubah aktiva tetap, unit organisasi dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada
satupun transaksi yang mengubah aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu unit organisasi saja.
2. Sistem Otorisasi
Sistem otorisasi dirancang untuk memudahkan pengendalian intern anggaran pengadaan aktiva tetap, sistem otorisasi yang baik akan
diuraikan sebagai berikut : a.
Anggaran investasi otorisasi oleh rapat umum pemegang saham. Karena investasi dalam aktiva tetap dalam aktiva tetap umumnya
Universitas Sumatera Utara
meliputi jumlah tupiah yang besar yang menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka
penggunaan anggaran investasi merupakan sasaran yang baik sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap.
Anggaran investasi dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaan sebagai dasar dalammelaksanakan
perubahan terhadap rekening aktiva tetap. b.
Surat permintaan otorisasi investasi diotorisasi oleh direktur yang bersangkutan. Setiap realisasi investasi yang tercantum
dalam anggaran investasi harus mendapat persetujuan dari direktur yang bersangkutan sebelum disetujui pelaksanaanya
oleh direktur utama perusahaan. c.
Surat permintaan otorisasi oleh direktur utama. Surat otorisasi reparasi yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran
modal harus mendapat persetujuan otorisasi oleh direktur utama. d.
Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan.work order yang berisi
persetujuan dilaksanakannya pengeluaran modal untuk pembangunan,
reparasi, pembongkaran aktiva tetap harus mendapat otorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan.
e. Surat order pemb elian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
Jika jumlah harga beli aktiva tetap tinggi, otorisasi surat order pembelian berada di tangan direktur utama.
Universitas Sumatera Utara
f. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh penerimaan.
Laporan penerimaan aktiva tetap yang dikirimkan oleh pemasok harus mendapat otorisasi oleh fungsi penerimaan.
g. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi. Bukti kas
keluar yang berisi pesetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembayaran harga aktiva tetap yang dibeli harus mendapat
otorisasi oleh fungsi akuntansi. h.
Bukti memorial diotorisasi oleh fungsi akuntansi. Bukti memorial yang berisi persetujuan dilaksanakannya up dating
terhadap kartu aktiva tetap dan jurnal umum harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi.
3. Prosedur Pencatatan
Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar dan bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung
yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Setiap pemutakhiran data yang dicatat dalam kartu aktiva tetap harus dilakukan
oleh fungssi akuntansi dan harus didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang serta dilampiri dokumen
pendukung yang sahih. 4.
Praktik yang sehat Praktik
yang sehat
memudahkan pengendalian intern terhadap aktiva tetap. Dalam melakukan pemeliharaan aktiva tetap perlu
dilakukan pencocokan aktiva tetap secara fisik dengan kartu aktiva
Universitas Sumatera Utara
tetap. Berikut diuraikan pengendalian intern melalui prakti yang sehat antara
lain :
a. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan
kartu aktiva tetap. Pengawasan intern yang baik mensyaratkan data dalam kartu aktiva tetap secara fisik.
b. Penggunaan anggran investasi sebagai alat pengendalian
investasi dalam aktiva tetap. Pengawasan investasi dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakan dengan menggunakan perencanaan
yang dituangkan dalam anggaran investasi. Anggaran investasi ini disusun setelah dilakukan studi kelayakan terhadap usulan
investasi. c.
Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian. Untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebakaran dan
kecelakaan, aktiva tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang memadai.
d. Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal capital
expenditure dengan pengeluaran pendapatan revenue expenditure Kebijakan akuntansi tentang perbedaan pengeluaran mpdal dan
pengeluaran pendapatan harus dinyatakan secara eksplisit dan tertulis untuk menjamin konsistensi perlakuan akuntansi terhadap kedua
macam pengeluaran itu.
E. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal