ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005 2009
commit to user
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2005-2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Oleh:
R U S T I A N I K
NIM . F1207055
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
(2)
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul:
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2005-2009
Surakarta, November 2010 Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Heru Agustanto, SE., ME
(3)
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta, Januari 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. Harmadi, MM (...)
NIP. 19580513 198403 1001 Ketua
2. Heru Agustanto, SE., ME (...)
NIP. 19580814 198601 1001 Pembimbing
3. Deny Dwi Hartomo, SE., MSi (...)
(4)
commit to user
iv
MOTTO
“Semangat!!! Dan jangan pernah menyerah”
”Jangan sekali-kali percaya pada kasih sayang yang datang
tiba-tiba,karena dia akan meninggalkanmu dengan tiba-tiba pula”
(Phytagoras)
“Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika
kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah
kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu
untuk kematianmu.“ (HR. Bukhori).
(5)
commit to user
v PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan pada:
©
Bapak , Ibu, Adik dan Nenek
©
Sida Nala
©
Sahabat-sahabatku (Ayu, Yeny, Imunk, Hengky,
dan teman-teman Stematel Dhytra X)
(6)
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil’alamin, setinggi puja dan sedalam syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya yang tidak henti-hentinya sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini. Dan juga shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan syafaatnya bagi kita semua. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Adapun judul skripsi ini adalah ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2009”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, Mcom Ak, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Dra. Endang Suhari, Msi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Heru Agustanto, SE.,ME, selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan dan arahannya selama ini.
(7)
commit to user
vii
4. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga.
5. Para staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah membantu.
6. Orang tua yang saya hormati dan Adik yang saya sayangi, yang telah memberikan segala cinta dan perhatiannya yang begitu besar sehingga penulis merasa terdorong untuk menyelesaikan cita-cita dan memenuhi harapan keluarga.
7. Sida Nala yang tak lelah mendampingi dan memberi semangat kepada saya dengan kesabarannya.
8. Sahabat-sahabatku (Ayu, Yeny, Imunk, Hengky) terimakasih atas semangat dan dukungannya.
9. Teman-teman kuliah, yang telah memberikan sebuah persahabatan dan kerjasama yang baik selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebukan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu masukan, saran, dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan penelitian ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, November 2010
(8)
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….... ii
HALAMAN PENGESAHAN……….... iii
MOTTO………..… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………. v
KATA PENGANTAR……… vi
DAFTAR ISI……….. viii
DAFTAR TABEL……….. x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN……….. xii
ABSTRAKSI……….. xiii
BAB I. PENDAHULUAN………. 1
A. Latar Belakang Masalah………..…………. 1
B. Perumusan Masalah... 5
C. Pembatasan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian………... 6
E. Manfaat Penelitian……… 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………... 8
A. Pengertian Dividend Payout Ratio………... 8
B. Kebijakan Dividen……… 8
(9)
commit to user
ix
D. Kerangka Pemikiran……….. 16
E. Hipotesis……… 19
BAB III. METODE PENELITIAN……….... 23
A. Desain Penelitian... 23
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel... 23
C. Identifikasi Variabel dan Pengukuran Variabel... 24
D. Sumber Data………. 28
E. Metode Pengumpulan Data……….. 28
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data……….. 29
BAB IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN………... 37
A. Analisis Data……… 37
B. Deskripsi Data……….. 39
C. Pengolahan Data………... 41
D. Pengujian Hipotesis……….. 47
E. Pembahasan Hasil Penelitian... 56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 65
A. Kesimpulan………... 65
B. Keterbatasan………. 67
C. Saran………. 67
DAFTAR PUSTAKA………. 69
(10)
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 Daftar Sampel Perusahaan... 38
Tabel IV.2 Statistik Deskriptif... 39
Tabel IV. 3. 1 Hasil Uji Normalitas... 42
Tabel IV. 3. 2 Hasil Uji Multikolinearitas... 43
Tabel IV. 3. 3 Hasil Uji Autokorelasi... 44
Tabel IV. 3. 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 45
Tabel IV. 4. 1 Hasil Uji F... 49
Tabel IV. 4. 2 Hasil Uji t... 52
(11)
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar IV. 1 Scatterplot... 47
(12)
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan... 73
Lampiran 2 Data Variabel... 74
Lampiran 3 Data Input SPSS... 82
Lampiran 4 Data Setelah Diolah... 86
Lampiran 5 Model Regresi... 90
Lampiran 6 Statistik Deskriptif... 91
Lampiran 7 Uji Normalitas... 91
Lampiran 8 Uji Multikolinearitas... 92
Lampiran 9 Uji Autokorelasi... 93
(13)
commit to user
xiii ABSTRAK
R U S T I A N I K NIM. F1207055
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2009
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel cash position, debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size, growth potential, holding, dan tax rate terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan menyampaikan laporan keuangan secara rutin, (2) perusahaan yang terus menerus membagikan dividen periode tahun 2005-2009, (3) dividend payout ratio lebih kecil atau sama dengan satu. Data diperoleh berdasarkan publikasi Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2008 dan 2006). Diperoleh jumlah sampel sebanyak 16 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan level of significance 5%.
Hasil analisis uji F menunjukkan bahwa semua variabel secara simultan berpengaruh signifikan terhadap DPR. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa SIZE, GROW dan HOLD secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan variabel lain tidak signifikan terhadap DPR.Variabel ROA mempunyai pengaruh paling dominan terhadap DPR.
Kata kunci: cash position, debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size, growth potential, holding, dan tax rate, Dividend Payout Ratio(DPR).
(14)
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai pengaruh terhadap para pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkam dananya ke dalam perusahaan. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut dan juga dapat membayarkan dividen kepada pemegang saham. Setiap perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana untuk memenuhi kepentingam pemegang saham dan perusahaan itu sendiri karena keputusan tersebut mempunyai pengaruh yang menentukan nilai perusahaan.
Pasar modal merupakan suatu wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Melihat perkembangan pasar modal yang berkaitan dengan pengaruh global, krisis yang pernah melanda Indonesia beberapa tahun terakhir, tantangan yang dihadapi semakin berat dan prospek perusahaan yang semakin tidak jelas (uncertainty), secara langsung mempengaruhi
(15)
commit to user
2 perilaku pemodal dan kinerja emiten. Sehingga memberikan batas yang semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham perusahaan yang dijual di bursa efek. Saham perusahaan sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik diluar maupun didalam negeri. Perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, maupun perubahan yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri perubahan tersebut dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif.
Tingkat dividen yang semakin tinggi dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap didalam perusahaan, berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen akan semakin kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin tingginya dividend payout ratio (DPR) yang ditetapkan oleh perusahaan, makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali didalam perusahaan yang ini akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:265).
Pertimbangan besarnya dividend payout ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus, diharapkan mampu untuk menetapkan besarnya dividend payout yang mana besarnya sesuai dengan harapan pemegang saham yaitu mendapatkan dividen dalam jumlah besar. Kinerja keuangan perusahaan dibaca melalui laporan keuangan, dengan menganalisis rasio keuangan dari laporan
(16)
commit to user
3 keuangan tersebut. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:36) “Rasio merupakan alat untuk meyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”. Dari definisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Penelitian ini sebelumnya dilakukan oleh Rini Dwiyani Hadiwidjaja (2007) dengan mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2001-2005 yang meneliti pengaruh cash ratio, DER, net profit margin, ROI, dan tax rate terhadap DPR menunjukan bahwa semua faktor mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap DPR. Faktor return on investment (ROI) dan tax rate (TAX) mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap DPR dan faktor yang paling dominan mempengaruhi DPR adalah return on investment (ROI).
Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) dengan mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 1991-1996 yang meneliti pangaruh kas, DER, potensi pertumbuhan (growth potensial), ukuran perusahaan (firm size), kepemilikan dan profitabilitas (ROA) terhadap DPR menunjukan bahwa posisi kas dan DER merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi DPR perusahaan publik yang terdaftar di BEJ, sedangkan variabel lainnya tidak cukup signifikan.
(17)
commit to user
4 Penelitian yang dilakukan Fira Puspita (2009) dengan mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007 yang meneliti pengaruh cash ratio, growth, firm size, profitability (ROA), debt to total asset (DTA), debt to equity ratio (DER) terhadap dividend payout ratio menunjukkan bahwa cash ratio, growth, firm size, profitability (ROA), berpengaruh signifikan terhadap DPR sedangkan yang lainnya tidak cukup signifikan.
Penelitian yang dilakukan Maria Andriyani (2008) dengan mengambil sampel perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2006 yang meneliti pengaruh cash ratio, debt to equity ratio (DER), insider ownership, investment opportunity set (IOS), dan profitability terhadap kebijakan dividen menunjukkan bahwa semua faktor mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio sedangkan insider ownership tidak cukup signifikan.
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian penulis adalah perusahaan-perusahaan publik yang listed di BEI. Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini yakni cash position, debt to equity ratio, return on asset, firm size, growth potential, holding, dan tax rate.
Berdasarkan uraian dan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh rario-rasio keuangan antara lain: cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) terhadap dividend payout ratio (DPR). Maka dalam penelitian ini penulis
(18)
commit to user
5 mengambil judul ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA
PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2009”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio (DPR) perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009?
2. Apakah cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio (DPR) perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009?
3. Diantara variabel rasio keuangan perusahaan tersebut, manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009?
(19)
commit to user
6
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka diberikan batasan-batasan salah sebagai berikut:
1. Penelitian ini mengujikan tujuh (7) variabel keuangan yang mempengaruhi dividend payout ratio yaitu Apakah cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX).
2. Penelitian ini menganalisa perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Waktu pengamatan dibatasi yaitu hanya tahun 2005 sampai tahun 2009.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara simultan terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
2. Untuk mengetahui pengaruh cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara parsial
(20)
commit to user
7 terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
3. Untuk mengetahui variabel rasio keuangan perusahaan yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
E. Manfaat Penelitian
a. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio keuangan.
b. Investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi sehubungan dengan harapan para pemegang saham untuk mendapatkan dividen atas sejumlah dana yang diinvestasikan. c. Penulis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan, pengetahuan mengenai pasar modal terutama rasio keuangan dan dividend payout serta merupakan kesempatan untuk mempraktekkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah.
(21)
commit to user
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Dividend Payout Ratio
Keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham dapat berupa capitals gains dan dividen. Capital gains adalah perolehan keuntungan dari selisih lebih antara harga jual dengan harga beli saham, sedangkan dividen merupakan pendapatan yang diterima pemegang saham secara periodik dari sebagian laba bersih yang disisihkan oleh perusahaan. Dividen juga sebagai harapan bagi para investor, artinya pada titik tertentu para investor mengharapkan adanya pembagian laba dari laba yang diperoleh saham.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian dasar dividen adalah pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham sehubungan dengan keuntungan/laba yang diperoleh perusahaan.
Gitman (2003:570) Dividend payout ratio indicates the percentage of each dollar earned that is distributed to the owners in the form of cash, it is calculated by dividing the firm’s cash dividend per share by it’s earning per share.
Keown, at all (2005:607) Dividend ratio is the amount of dividend relative to the company’s net income or earning per share”.
B. Kebijakan Dividen
Kebijakan deviden (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali
(22)
commit to user
9 (reinvesment) atau ditahan (retained) didalam perusahaan. Dari pengertian tersebut, kebijakan dividen didasarkan pada rentang pertimbangan atau kepentingan pemegang saham disatu sisi dan kepentingan perusahan disisi lain.
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan dan juga merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan dimasa yang akan datang. Ratio pembayaran dividen menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang sebagai sumber pendanaan.
Laba ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend payout ratio.
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimalkan harga saham (Astuti,2004:144).
Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2006:84):
a. Tanggal pengumuman (declaration date)
Tanggal pengumuman merupakan tanggal dimana secara resmi diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal
(23)
commit to user
10 pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen reguler. Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni: tanggal pencatatan, tanggal pembayaran dan besarnya dividen kas per lembar. b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)
Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham tersebut diberikan hak sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk memperoleh dividen.
c. Tanggal cum-dividend
Tanggal cum-dividend merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.
d. Tanggal ex dividen (ex-dividend date)
Tanggal dimana perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen. Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen.
e. Tanggal pembayaran (payment date)
Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang telah mempunyai hak
(24)
commit to user
11 atas dividen. Jadi pada tanggal tersebut para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai/dividen saham).
Dalam keputusan pembagian dividen, perusahaan harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaannya. Laba yang diperoleh perusahaan pada umumnya tidak dibagikan seluruhnya sebagai dividen karena sebagian disisihkan untuk diinvestasikan kembali atau sebagian ditahan dalam retained earning. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan.
Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan ada beberapa macam, yaitu (Van Horne,1995):
1. Kebijakan dividen yang stabil.
Artinya jumlah dividen per lembar saham (DPS) yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun laba per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen tersebut antara lain karena, (a) akan memberikan kesan kepada para pemodal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang dan (b) adanya golongan pemodal tertentu yang menginginkan kepastian dividen yang akan dibayarkan.
(25)
commit to user
12 2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal
ditambah dividen ekstra.
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya, dan jika terjadi peningkatan laba secara drastis atau keadaan keuangan yang lebih baik maka jumlah tersebut ditambah lagi dengan dividen ekstra.
3. Kebijakan dividen yang konstan.
Berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Hal ini berarti dividen dianggap mempunyai isi informasi sebagai indikator prospek perusahaan (membaik atau memburuk), maka perubahan kebijakan dividen akan meningkatkan atau menurunkan harga saham hanya apabila hal tersebut ditafsirkan sebagai terjadinya perubahan prospek perusahaan.
Berbagai teori yang relevan dalam kebijakan dividen dikemukakan oleh Suherli dan Harahap (2004 :30) yang telah teruji secara empiris, yaitu: a. Smoothing Theory
Teory ini dikembangkan oleh Lintner. Lintner mengatakan bahwa jumlah dividen tergantung akan keuntungan perusahaan sekarang dan dividen tahun sebelumnya.
b. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini diperkenalkan oleh miller dan modligani dalam makalahnya dividend irrelevance preposition. Makalah tersebut
(26)
commit to user
13 menjelaskan bahwa dalam dunia tanpa pajak, dan tidak diperhitungkannya biaya transaksi serta dalam kondisi pasar yang sempurna, maka kebijakan dividen tidak akan memberikan pengaruh apapun pada harga pasar saham tersebut.
c. Bird in the Hand Theory
Gordon mengemukakan bird in the hand theory. Gordon mengatakan bahwa dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai dividen dimasa depan (it can fly).
d. Tax Preparance Theory
Teori ini diungkapkan oleh Bhattacharya yang menjelaskan bahwa berkaitan dengan pajak, investor lebih memilih pembayaran dividen yang rendah dibandingkan dividen yang tinggi.
e. Clientele Effect Thoery
Teori ini diungkapkan oleh Black dan Scholes yang mengasumsikan jika perusahaan membayar dividen, investor seharusnya mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut untuk menghilangkan konsekuensi negatif dari pajak.
Pertimbangan manajerial dalam menentukan dividend payout ratio (Sartono, 2003) :
(27)
commit to user
14 Kebutuhan dana bagi perusahaan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen yanh akan diambil. Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal dimasa datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola pengurangan hutang dan faktor lain yang mempengaruhi posisi kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan dividen.
2) Likuiditas
Dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan akan memerlukan dana yang cukup besar guna membiayai investasinya, oleh karena itu perusahaan tersebut akan kurang likuid karena dana yang diperoleh lebih banyak diinvestasikan pada aktiva tetap dan aktiva lancar yang permanen.
Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan penting dalam kaitannya dengan usaha untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal (optimal dividend policy) adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang yang memaksimumkan harga saham (Eugene F. Brighamet. al., 2006: 66). Dengan demikian, kebijakan dividen pada prinsipnya menghasilkan dua variabel yaitu dividen tunai dan laba ditahan dengan tujuan untuk menghasilkan keseimbangan antara dividen saat
(28)
commit to user
15 sekarang dan petumbuhan perusahaan dimasa mendatang. Keseimbangan ini diharapkan akan memberikan pengaruh positif yang pada akhirnya akan memaksimumkan harga saham.
C. Penelitian-Penelitian Terdahulu
Penelitian ini sebelumnya dilakukan oleh Rini Dwiyani Hadiwidjaja (2007) dengan mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEJ pada tahun 2001-2005 yang meneliti pengaruh cash ratio, DER, net profit margin, ROI, dan tax rate terhadap DPR menunjukan bahwa semua faktor mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap DPR. Faktor return on investment (ROI) dan tax rate (TAX) mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap DPR dan faktor yang paling dominan mempengaruhi DPR adalah return on investment (ROI).
Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) dengan mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEJ pada tahun 1991-1996 yang meneliti pangaruh kas, DER, potensi pertumbuhan (growth potensial), ukuran perusahaan (firm size), kepemilikan dan profitabilitas (ROA) terhadap DPR menunjukan bahwa posisi kas dan DER merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi DPR perusahaan publik yang terdaftar di BEJ, sedangkan variabel lainnya tidak cukup signifikan.
Penelitian yang dilakukan Fira Puspita (2009) dengan mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007 yang meneliti pengaruh cash ratio, growth, firm size, profitability (ROA), debt to
(29)
commit to user
16 total asset (DTA), debt to equity ratio (DER) terhadap dividend payout ratio menunjukkan bahwa cash ratio, growth, firm size, profitability (ROA), berpengaruh signifikan terhadap DPR sedangkan yang lainnya tidak cukup signifikan.
Penelitian yang dilakukan Maria Andriyani (2008) dengan mengambil sampel perusahaan automotive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2006 yang meneliti pengaruh cash ratio, debt to equity ratio (DER), insider ownership, investment opportunity set (IOS), dan profitability terhadap kebijakan dividen menunjukkan bahwa semua faktor mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio sedangkan insider ownership tidak cukup signifikan.
D. Kerangka Pemikiran
Untuk mempermudah pemahaman tentang pengaruh dari cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) terhadap dividend payout ratio, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :
(30)
commit to user
17 Variabel Independen Variabel Dependen
Cash position (CP) merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan perusahaan, sebelum membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan Geoffrey, 1987).
Debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya melalu modal sendiri. Peningkatan kewajiban akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih, termasuk dividen yang dibayarkan, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio.
Dividend Payout
Ratio Cash Position (CASH)
Debt to Equity Ratio (DER) Return on Asset (ROA) Firm Size (SIZE)
Growth Potential (GROW) Holding (HOLD)
(31)
commit to user
18 Return On Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan. ROA (salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian investasi (return) yang semakin besar. Menurut Hanafi (2004:375) perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar deviden atau meningkatkan deviden.
Firm size (SIZE) mencerminkan ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal. Karena kemudahan akses kepasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividend yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan diwakili oleh log natural dan total assets (Alli et al., 1993).
Growth potensial (GROW) merupakan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang semakin cepat, maka makin besar kebutuhan akan dana untuk membiaya
(32)
commit to user
19 pertumbuhan perusahaan tersebut, sehingga semakin memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividend. Oleh karenanya potensi pertumbuhan perusahaan menjadi faktor penting yang menentukan kebijakan dividen.
Holding (HOLD) merupakan presentase saham yang dimiliki oleh publik. Holding merupakan variabel untuk menguji pertimbangan manajemen atas peranan dividen dalam menurunkan masalah agensi berdasarkan besarnya penyebaran kepemilikan saham.
Tax rate (TAX) merupakan pajak penghasilan. Perubahan peraturan perpajakan dalam setiap periode akan mempengaruhi kebijakan dividen dan pembayaran dividen itu sendiri, sehingga tarif pajak yang berubah-ubah dan tarif yang tinggi mendorong perusahaan untuk menghindarinya. Sehingga pajak dan pembayaran dividen terdapat hubungan negatif yang artinya semakin tinggi pajak mengindikasikan semakin turun pembayaran dividen kepada pemegang saham. Rasio tax rate dihitung berdasarkan perbandingan antara pajak penghasilan dengan laba operasi.
E. Hipotesis
Ada beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Pengaruh cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on
asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) terhadap dividend payout ratio.
(33)
commit to user
20 Penelitian yang dilakukan Nasrul (2004) menunjukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara CR, DER, NPM dan ROI terhadap DPR. Current ratio (CR) dan return on investment (ROI) yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio secara parsial.
Penelitian yang dilakukan Hariani (2005) mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi dividend payout ratio dengan variabel bebas antara lain posisi kas (cash position), potensi pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), ratio hutang terhadap modal (debt to equity ratio), profitabilitas (profitability), tax rate dan time interest earned. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa posisi kas cash position), potensi pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio), profitabilitas (profitability), tax rate dan time interest earned tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hanya variabel rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) dan profitabilitas (profitability) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio secara parsial.
Berdasarkan studi empiris tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1
H : cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara simultan
(34)
commit to user
21 mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. 2
H : cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
2. Return on Asset (ROA) variabel kinerja keuangan yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap dividend payout ratio.
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan / laba bagi perusahaan. Robbert Ang (1997) menyebutkan bahwa ratio ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting di antara rasio rentabilitas yang ada.
Penelitian yang dilakukan Fira Puspita (2009) dengan mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007 yang meneliti pengaruh cash ratio, growth, firm size, Retun On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio menunjukan bahwa cash ratio, firm size, dan Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan positif
(35)
commit to user
22 terhadap DPR. Variabel ROA dalam penelitian ini merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap DPR.
Berdasarkan studi empiris tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
3
H : ROA mempunyai pengaruh paling dominan terhadap dividend payout ratio.
(36)
commit to user
23 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain asosiatif, untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi lain (Umar, 2003:30). Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian penjelasan (explanatory research) yang memfokuskan pada hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis seperti yang telah dirumuskan sebelumnya. Menurut dimensi waktunya, penelitian ini bersifat pooled yaitu observasi yang melibatkan data time series dan cross sectional pada perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun 2009.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah sekumpulan objek yang memiliki kesamaan karakteristik dan ciri-ciri dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 sampai 2009.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasi). Teknik pengambilan sampel yang
(37)
commit to user
24 digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu dengan metode purposive sampling, yaitu sample dipilih berdasarkan kesesuaian karakteristik dengan kriteria sample yang ditentukan agar diperoleh sample yang representative (Sugiyono, 2003:78).
Kriteria tersebut antara lain:
1) Perusahaan publik yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
2) Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangannya secara rutin dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3) Perusahaan yang terus menerus membagikan dividen kepada pemegang sahamnya tahun 2005-2009.
4) Dividend payout ratio (DPR) yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu, karena untuk menghindari indikasi permasalahan kebangkrutan bagi perusahaan.
C. Identifikasi Variabel dan Pengukuran Variabel
Berdasar pada permasalahan penelitian dan pengembangan hipotesis, maka variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan dan diukur sebagai berikut:
1) Variabel Dependen
Variabel yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio (DPR) yaitu yang mencerminkan
(38)
commit to user
25 kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen setiap tahun kepada pemegang saham. Rasio pembayaran dividen dapat diukur dengan membandingkan dividen kas perlembar saham dengan laba yang diperoleh perlembar saham (Sundjaja dan Inge, 2002:391).
Rumus dividend payout ratio adalah: Dividen tunai per lembar DPR =
Laba per lembar saham
2) Variabel Independen
a. Cash Position (CASH)
Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan berarti semakin besar kemampuan untuk membayar dividen. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan Geofrev, 1987).
Saldo kas akhir CASH =
Laba bersih setelah pajak
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan, rasio ini dihitung dengan rumus (Sartono, 2001:66):
(39)
commit to user
26 Total Hutang
DER =
Total Modal Sendiri
c. Return on Asset (ROA)
ROA mengidentifikasikan tingkat profitabilitas. Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini dihitung dengan rumus (Sartono, 2001:122)
Laba Bersih Setelah Pajak ROA =
Total Aktiva
d. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Firm Size mencerminkan ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Perusahaan yang sudah mantap akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil atau yang masih baru (Sundjaja dan Inge 2002:389). Firm size (ukuran perusahaan) diwakili oleh log natural dari total asset (Ali et al, 1993).
SIZE = Ln total asset
e. Potensi Pertumbuhan (Growth Potential)
Potensi pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang
(40)
commit to user
27 semakin cepat, maka makin besar kebutuhan akan dana untuk membiaya pertumbuhan perusahaan tersebut.
Indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan yang diatur pada setiap tahun dalam total asset (Chang dan Rhee, 1990) yaitu:
TAt – TAt-1 GROW =
TAt-1
Dimana : GROW : Growth Potential TA : Total Asset tahun t TA : Total Asset tahun t-1 f. Kepemilikan Saham (Holding)
Holding (HOLD) merupakan presentase saham yang dimiliki oleh publik. Holding merupakan variabel untuk menguji pertimbangan manajemen atas peranan dividen dalam menurunkan masalah agensi berdasarkan besarnya penyebaran kepemilikan saham. Pengaruh holding terhadap dividen adalah positif, sehingga semakin tinggi holding mengindikasikan semakin besar pembayaran dividen kepada pemegang saham (Amidu dan Abor, 2006).
g. Pajak Penghasilan (Tax Rate)
Tax rate (TAX) merupakan pajak penghasilan. Perubahan peraturan perpajakan dalam setiap periode akan mempengaruhi
(41)
commit to user
28 kebijakan dividen dan pembayaran dividen itu sendiri, sehingga tarif pajak yang berubah-ubah dan tarif yang tinggi mendorong perusahaan untuk menghindarinya. Sehingga pajak dan pembayaran dividen terdapat hubungan negatif yang artinya semakin tinggi pajak mengindikasikan semakin turun pembayaran dividen kepada pemegang saham. Rasio tax rate dihitung berdasarkan perbandingan antara pajak penghasilan dengan laba operasi.
Pajak penghasilan GROW =
Laba operasi
D. Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data (Indonesian Capital Market Directory (ICMD) JSX Statistic, dan publikasi-publikasi lainnya.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Data yang diperlukan adalah cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), tax rate (TAX) dan dividend payout ratio (DPR) perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
(42)
commit to user
29
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam menganalisis pengaruh dari cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX)terhadap dividend payout ratio digunakan analisis regresi linier berganda dengan variabel dependen yaitu dividend payout ratio dan variabel independen yaitu cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX).
Model Regresi adalah sebagai berikut :
Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6+ b7X7, + e Keterangan :
Y = Dividend Payout Ratio bo = Konstanta
X1 = Cash Position
X2 = Debt to Equity Ratio (DER) X3 = Return On Asset (ROA) X4 = Firm Size (SIZE)
X5 = Growth Potential (GROW) X6 = Holding (HOLD)
X7 = Tax Rate (TAX) b1-b7 = Koefisien Regresi e = Kesalahan Pengganggu
(43)
commit to user
30 Beberapa pengujian yang akan dilakukan dalam pengujian ini antara lain uji normalitas data dan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas, sedangkan untuk menguji hipotesis dengan pengujian koefisien regresi simultan (uji F), pengujian koefisien regresi parsial (uji t), pengujian koefisien determinasi, dan pengujian koefisien beta standar. Untuk semua pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for windows.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan model Kolmogrov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka data berdistribusi normal.
Jika data berdistribusi tidak normal, salah satu cara untuk menormalkan data yaitu dengan menggunakan metode trimming. Metode trimming, yaitu membuang data yang bersifat outliers tersebut. Selain itu, dapat dilakukan transformasi data dengan menggunakan bentuk log sehingga nilai transformasi tersebut dapat memenuhi batas yang ditentukan.
(44)
commit to user
31 2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu hubungan yang sempurna antara beberapa variabel independen (bebas) dalam model regresi. Akibat adanya multikolinearitas adalah estimasi akan terafiliasi sehingga menimbulkan bias. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF melebihi angka 10, maka disimpulkan telah terjadi multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF di bawah angka 10 maka disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang terletak berderetan menurut waktu (seperti data time series) atau korelasi antara tempat yang berdekatan (seperti data cross sectional). Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (D-W). Uji Durbin-Watson dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor penganggu yang berurutan. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Panduan mengenai angka Durbin-Watson (D-W) untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat dalam tabel D-W.
(45)
commit to user
32 Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Santoso, 2001 : 219) :
1) Angka D-W dibawah –2, berarti ada autokorelasi positif. 2) Angka D-W diantara –2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 105). Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas salah satunya adalah dengan menggunakan uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada inidikasi terjadi Heteroskedastisitas. Namun, jika probabilitas menunjukkan tingkat signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan modal regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.
(46)
commit to user
33 Selain itu metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :
1) Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F). Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau :
H0 : b1 = b2 = …….. = bk = 0
Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
(47)
commit to user
34 alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :
Ha : b1 ≠ b2 ≠ …….. ≠ bk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 84) : 1) Apabila nilai F lebih besar dari 4 maka H0 dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5%, sehingga Ha yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen dapat diterima. 2) Membadingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila
nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t).
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen yang lain konstan. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau :
H0 : bi = 0
Artinya, variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya
(48)
commit to user
35 (Ha) apakah parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :
Ha : bi ≠ 0
Artinya, variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 84) :
1) Apabila jumlah degree of freedom (df) adala 20 atau lebih dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2. Dengan kata lain, Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen dapat diterima.
2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik-titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
4. Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel
(49)
commit to user
36 independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. R2 dikatakan baik jika semakin mendekati 1. Jika R2 sama dengan 1 berarti bahwa variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Sedangkan jika R2 sama dengan 0, maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 5. Koefisien Beta Standar
Koefisien Beta Standar digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat. Pengujiannya dengan melihat nilai beta standar pada analisis regresi linier berganda. Variabel bebas yang mempunyai koefisien beta standar dan korelasi parsial paling tinggi berarti mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap variabel terikat.
(50)
commit to user
37 BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan analisis terhadap data penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dengan menggunakan teknik-teknik analisis yang telah ditentukan. Hipotesis yang akan diuji adalah tentang pengaruh cash position, debt to equity ratio, return on asset, firm size, growth potential, holding, dan tax rate terhadap dividend payout ratio perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, juga diuji tentang variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap dividend payout ratio. Pengujian hipotesis menggunakan uji Regresi Linier Berganda dan diproses dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for Windows.
A. Analisis Data
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun 2009. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory periode tahun 2005 sampai tahun 2009 diperoleh sampel yang akan digunakan sebagai objek penelitian yaitu 16 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode purposive sampling. Sampel tersebut dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sebagai berikut:
1) Perusahaan publik yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
(51)
commit to user
38 2) Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangannya secara rutin dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3) Perusahaan yang terus menerus membagikan dividen kepada pemegang sahamnya tahun 2005-2009.
4) Dividend payout ratio (DPR) yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu, karena untuk menghindari indikasi permasalahan kebangkrutan bagi perusahaan.
Data sampel perusahaan akan ditampilkan secara ringkas dalam tabel berikut:
Tabel IV. 1
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN
NO NAMA PERUSAHAAN
1 PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE,TBK 2 PT. BAKRIE SUMATRA PLANTATIONS, TBK 3 PT. BANK DANAMON INDONESIA, TBK 4 PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK 5 PT. BFI FINANCE INDONESIA, TBK 6 PT. COLORPAK INDONESIA, TBK 7 PT. FAST FOOD INDONESIA, TBK 8 PT. GUDANG GARAM, TBK
9 PT. MAYORA INDAH, TBK 10 PT. MERCK, TBK
11 PT. MULTI BINTANG INDONESIA, TBK 12 PT. SEPATU BATA, TBK
13 PT. SUMI INDO KABEL, TBK 14 PT. SUMMARECON AGUNG, TBK 15 PT. TUNAS RIDEAN, TBK
16 PT. UNITED TRACTORS, TBK
(52)
commit to user
39
B. Deskripsi Data
Dengan melakukan perhitungan statistik deskriptif, maka dapat diketahui gambaran tentang data cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), tax rate (TAX) dan dividend payout ratio (DPR). Gambaran mengenai data tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel IV. 2
STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CASH 78 .065 5.575 1.26096 1.147181 DER 78 .142 3.440 1.07713 .741300 ROA 78 .002 .338 .10521 .080737 SIZE 78 11.587 18.032 1.46073E1 1.612363 GROW 78 -.153 .769 .19761 .188148 HOLD 78 .046 .730 .30440 .202466 TAX 78 .1059 .8459 .289709 .0924684 DPR 78 .0777 .8989 .351492 .1759799 Valid N (listwise) 78
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 6)
Dari tabel IV. 2 diatas, dapat diketahui nilai rata-rata cash position yaitu sebesar 126,096%. Nilai cash position terkecil dicapai oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, yaitu sebesar 6,5% pada tahun 2006. Sedangkan nilai cash position terbesar dicapai oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, yaitu sebesar 557,5% pada tahun 2006.
Variabel debt to equity ratio memiliki nilai rata-rata sebesar 1,07713 kali. Nilai debt to equity ratio terkecil dicapai oleh PT. Sumi Indo Kabel Tbk, yaitu sebesar 0,142 kali pada tahun 2009. Sedangkan nilai debt to
(53)
commit to user
40 equity ratio terbesar dicapai oleh PT. Tunas Ridean Tbk, yaitu sebesar 3,440 kali pada tahun 2005.
Variabel return on asset memiliki nilai rata-rata sebesar 10,521%. Nilai return on asset terkecil dicapai oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, yaitu sebesar 0,2% pada tahun 2005. Nilai return on asset terbesar dicapai oleh PT. Merck Tbk, yaitu sebesar 33,8% pada tahun 2009.
Variabel firm size memiliki nilai rata-rata sebesar 1,46073E1. Nilai firm size terkecil dicapai oleh PT. Colorpak Indonesia Tbk, yaitu sebesar 11,587 pada tahun 2005. Sedangkan nilai firm size terbesar dicapai oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, yaitu sebesar 18,032pada tahun 2005.
Nilai rata-rata growth potential yaitu sebesar 19,761%. Nilai growth potential terkecil sebesar -15,3% dicapai oleh PT. Colorpak Indonesia Tbk pada tahun 2009. Sedangkan nilai growth potential terbesar sebesar 76,9% dicapai oleh PT. BFI Finance Indonesia Tbk pada tahun 2007.
Variabel holding memiliki nilai rata-rata sebesar 30,440%. Nilai holding terkecil dicapai oleh PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk, yaitu sebesar 4,6% pada tahun 2007. Sedangkan nilai holding terbesar dicapai oleh PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk, yaitu sebesar 73,0% pada tahun 2009.
Variabel tax rate memiliki nilai rata-rata sebesar 28,9709%. Nilai tax rate terkecil dicapai oleh PT. Tuna Ridean Tbk, yaitu sebesar 10,59% pada tahun 2006. Sedangkan nilai tax rate terbesar dicapai oleh PT. Tunas Ridean Tbk, yaitu sebesar 84,59% pada tahun 2009.
(54)
commit to user
41 Variabel dividend payout ratio memiliki nilai rata-rata sebesar 35,1492%. Nilai dividend payout ratio terkecil dicapai oleh PT. Sepatu Bata Tbk, yaitu sebesar 7,77% pada tahun 2005. Sedangkan nilai dividend payout ratio terbesar dicapai oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, yaitu sebesar 89,89% pada tahun 2002.
C. Pengolahan Data
Sebelum melakukan regresi untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian asumsi klasik yang merupakan persyaratan untuk melakukan regresi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka data berdistribusi normal.
Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:
(55)
commit to user
42 Tabel IV. 3. 1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 78
Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation .14872160 Most Extreme Differences Absolute .105 Positive .105 Negative -.065 Kolmogorov-Smirnov Z .924 Asymp. Sig. (2-tailed) .360 a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 7)
Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,924 dengan Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,360 atau probabilitas diatas 0.05 (0,360 > 0,05) maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada hubungan yang sempurna atau hubungan yang hampir sempurna diantara variabel bebas pada model regresi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance dibawah 0,1 dan VIF lebih besar dari 10 maka menunjukkan adanya multikolinearitas. Sebaliknya jika
(56)
commit to user
43 nilai tolerance diatas 0,1 dan VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Hasil pengujian multikolinearitas ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel IV. 3. 2
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
CASH 0,794 1,260 Tidak terjadi multikolinearitas DER 0,901 1,109 Tidak terjadi multikolinearitas ROA 0,669 1,495 Tidak terjadi multikolinearitas SIZE 0,701 1,427 Tidak terjadi multikolinearitas GROW 0,902 1,108 Tidak terjadi multikolinearitas HOLD 0,699 1,431 Tidak terjadi multikolinearitas TAX 0,861 1,161 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 8)
Dari tabel IV. 4 diatas, hasil nilai tolerance untuk semua variabel independen bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF bernilai kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi adanya korelasi internal diantara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian ruang dan waktu. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Panduan mengenai angka Durbin-Watson (D-W) untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat dalam tabel D-W.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Santoso, 2001 : 219) :
(57)
commit to user
44 1) Angka D-W dibawah –2, berarti ada autokorelasi positif. 2) Angka D-W diantara –2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Hasil pengujian autokorelasi ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel IV. 3. 3
HASIL UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 .535a .286 .214 .1559805 1.436 a. Predictors: (Constant), TAX, GROW, SIZE, DER, CASH, HOLD, ROA b. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 9)
Berdasarkan hasil output SPSS diatas, nilai Durbin-Watson (D-W) yaitu sebesar 1,436. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi cenderung tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 105). Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
(58)
commit to user
45 Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas salah satunya adalah dengan menggunakan uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada inidikasi terjadi Heteroskedastisitas. Namun, jika probabilitas menunjukkan tingkat signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan modal regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dengan metode Glejser diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV. 3. 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
S e
l a i
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 10)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .380 .116 3.266 .002 CASH -.014 .010 -.160 -1.321 .191 DER -.015 .015 -.116 -1.017 .312 ROA -.035 .161 -.029 -.218 .828 SIZE -.012 .008 -.198 -1.532 .130 GROW -.110 .059 -.209 -1.842 .070 HOLD -.072 .063 -.149 -1.154 .252 TAX -.040 .124 -.038 -.323 .747 a. Dependent Variable: abs_res1
(59)
commit to user
46 Pengujian heteroskedastisitas diatas, variabel cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) tidak signifikan secara statistik terhadap nilai absolute residual dari model regresi yang ditunjukkan oleh nilai probabilitas sebesar 0.191, 0.312, 0.828, 0.130, 0.070, 0.252, dan 0.747 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 sehingga dinyatakan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
Selain itu metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :
3) Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
4) Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot, dapat ditunjukkan sebagai berikut:
(60)
commit to user
47 Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 10)
Gambar IV. 1 SCATTERPLOT
Dari gambar IV. 1 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Maka dapt disimpulkan bahwa model regresi memenuhi syarat untuk memprediksi dividend payout ratio.
D. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
(61)
commit to user
48 pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:
0 ...
: 1 2
0 b =b = =bk =
H
Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
0 ...
: 1 ¹ 2 ¹ ¹ k ¹
a b b b
H
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 84):
a. Apabila nilai F lebih besar dari 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, sehingga Ha yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen dapat diterima.
b. Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui pengaruh variabel cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD),
(62)
commit to user
49 dan tax rate (TAX) secara bersama-sama terhadap terhadap dividend payout ratio adalah:
1
H : Cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
Hasil uji F pada model regresi adalah sebagai berikut: Tabel IV. 4. 1
HASIL PENGUJIAN SECARA SIMULTAN (UJI F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .682 7 .097 4.002 .001a
Residual 1.703 70 .024 Total 2.385 77
a. Predictors: (Constant), TAX, GROW, SIZE, DER, CASH, HOLD, ROA
b. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 5)
Dari tabel IV. 6 diatas, dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 4,002 lebih besar dari 4 dan nilai signifikansi F sebesar 0,001 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05 sehingga H0 ditolak dan
a
H diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax
(63)
commit to user
50 rate (TAX) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Dengan demikian hipotesis pertama terbukti.
2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen yang lain konstan. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau:
0 : 0 bi = H
Artinya, variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
0 : i ¹
a b
H
Artinya, variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 85):
a. Apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan
0
=
i
b dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2. Dengan kata lain, Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen dapat diterima.
(64)
commit to user
51 b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui pengaruh variabel cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara parsial terhadap dividend payout ratio adalah:
2
H : Cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
Hasil uji t pada model regresi untuk variabel cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) adalah sebagai berikut:
(65)
commit to user
52 Tabel IV. 4. 2
HASIL PENGUJIAN SECARA PARSIAL (UJI T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -.089 .195 -.455 .651
CASH -.015 .017 -.098 -.867 .389 .794 1.260 DER -.007 .025 -.029 -.269 .789 .901 1.109 ROA .240 .269 .110 .890 .376 .669 1.495 SIZE .042 .013 .381 3.157 .002 .701 1.427 GROW -.290 .099 -.310 -2.914 .005 .902 1.108 HOLD -.331 .105 -.381 -3.149 .002 .699 1.431 TAX -.029 .207 -.015 -.138 .891 .861 1.161 a. Dependent Variable:
DPR
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 8)
Dari hasil uji t pada tabel IV. 7 diatas, menunjukkan bahwa nilai t hitung cash position (CASH) sebesar -0,867 lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi cash position (CASH) yaitu sebesar 0,389 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel cash position (CASH) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).
Nilai t hitung variabel debt to equity ratio (DER) sebesar negatif 0,269 lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi debt to equity ratio (DER) yaitu sebesar 0,789 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel debt to equity ratio
(66)
commit to user
53 (DER) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).
Nilai t hitung variabel return on assets (ROA) sebesar 0,890 lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi return on assets (ROA) yaitu sebesar 0,376 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel return on assets (ROA) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).
Nilai t hitung variabel firm size (SIZE) sebesar 3,157 lebih besar dari 2 dan nilai signifikansi firm size (SIZE)yaitu sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel firm size (SIZE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).
Nilai t hitung variabel growth potential (GROW) sebesar -2,914 lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi growth potential (GROW) yaitu sebesar 0,005 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel growth potential (GROW) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).
Nilai t hitung variabel holding (HOLD) sebesar -3,149 lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi holding (HOLD) yaitu sebesar 0, 002 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel holding (HOLD) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).
(1)
commit to user
63 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Amidu dan Abor
(2006) dan Abdullah (2001) yang menyatakan variable growth
potential (GROW) berpengaruh signifikan.
6. Pengaruh Holding (HOLD)terhadap Dividend Payout Ratio.
Nilai koefisien regresi variabel holding (HOLD)adalah sebesar negatif 0,331. Hal ini berarti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lain konstan maka kenaikan holding (HOLD) sebesar positif satu satuan akan menurunkan dividend payout ratio sebesar 0,331 satuan. Dari hasil uji t, nilai t hitung variabel holding (HOLD) sebesar negatif 3,149 lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi holding (HOLD) yaitu sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel holding (HOLD) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, sehingga penurunan holding (HOLD) akan menurunkan dividend payout ratio.
Tanda negatif pada koefisien regresi variabel HOLD membuktikan bahwa tingginya saham publik tidak mempengaruhi besarnya dividen yang dibagikan, melainkan semakin tinggi saham yang dimiliki publik semakin rendah dividen yang dibagikan. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia masih didominasi oleh pihak manajemen perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Amidu dan Abor (2006) yang menyatakan variable holding berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.
(2)
commit to user
64 7. Pengaruh Tax Rate terhadap Dividend Payout Ratio.
Nilai koefisien regresi variabel tax rate (TAX) adalah sebesar negatif 0,029. Hal ini berarti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lain konstan maka kenaikan tax rate (TAX) sebesar positif satu satuan akan menurunkan dividend payout ratio sebesar 0,029 satuan. Dari hasil uji t, nilai t hitung variabel tax rate (TAX) sebesar negatif 0,138 lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi tax rate (TAX) yaitu sebesar 0,891 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel tax rate (TAX) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, sehingga kenaikan maupun penurunan tax rate (TAX) tidak mempengaruhi
dividend payout ratio.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hariani (2005) yang menyatakan variable tax rate tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.
(3)
commit to user
65 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh rario-rasio keuangan antara lain: cash position (CASH),
debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth
potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) terhadap dividend
payout ratio pada perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indonesia,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil analisis uji F pada model regresi menunjukkan bahwa variabel
cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset
(ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD),
dan tax rate (TAX) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio. Hal ini dapat dilihat pada uji F dengan nilai F
hitung sebesar 4,002 lebih besar dari 4 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,214. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 21,40% dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu cash position (CASH), debt to equity ratio (DER),
return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW),
holding (HOLD), dan tax rate (TAX). Sedangkan sisanya sebesar
(4)
commit to user
66 78,60% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
2. Hasil analisis uji t, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial adalah sebagai berikut:
a. Cash position (CASH) tidak berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio, sehingga kenaikan maupun penurunan
cash position tidak mempengaruhi dividend payout ratio.
b. Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan
terhadap dividend payout ratio, sehingga kenaikan maupun penurunan Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi dividend
payout ratio.
c. Return on Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio, sehingga kenaikan maupun penurunan
Return on Assets tidak mempengaruhi dividend payout ratio.
d. Firm size (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio, sehingga kenaikan firm size akan menaikkan
dividend payout ratio.
e. Growth potential (GROW) berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio, sehingga kenaikan Inventory Turnover
akan menaikkan dividend payout ratio.
f. Holding (HOLD) berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio, sehingga penurunan holding akan menurunkan
(5)
commit to user
67
g. Tax rate (TAX) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio, sehingga kenaikan maupun penurunan tax rate
tidak mempengaruhi dividend payout ratio.
3. Hasil koefisien beta standar menunjukkan bahwa variabel return on
assets (ROA) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap dividend
payout ratio dibandingkan variabel independen lainnya.
B. Keterbatasan
1. Penelitian ini terbatas pada jumlah sampel yaitu 16 perusahaan, sehingga kemungkinan menyebabkan munculnya pengaruh yang tidak signifikan dari variabel independen.
2. Hasil menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen dalam
mempengaruhi variabel dependen, yaitu sebesar 21,4% yang menunjukkan kemampuan variabel dependen hanya 21,4% dan sisanya sebesar 78,6% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dirumuskan dalam penelitian ini. Oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dalam mengeneralisasi hasil dari penelitian ini.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya perusahaan membagi dividen yang lebih besar sehingga kredibilitas saham di Bursa Efek Indonesia dapat dipertahankan.
(6)
commit to user
68 Jikapun harus membagi dividen kecil karena lebih banyak laba ditahan
(retained earning), sebaiknya dikomunikasikan dengan jelas kepada
investor (pemegang saham).
2. Bagi para investor sebaiknya dalam mengambil keputusan investasi mempertimbangkan faktor firm size, growth potential, dan holding. 3. Perlu adanya penelitian sejenis dengan interval waktu dan data yang
berbeda, serta sampel yang lebih besar mengingat perkembangan dunia pasar modal di Indonesia.
4. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambah beberapa faktor yang mungkin berpengaruh terhadap dividen, dapat juga melakukan perbandingan dengan penelitian yang terdapat di luar negeri untuk mengetahui variabel-variabel apakah yang berpengaruh terhadap penentuan dividen yang terdapat pada negara-negara selain Indonesia.