Desain Penelitian PENGARUH ACCELERATED LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAM : Studi Kuasi-Eksperimen Pada Salah Satu Smp Negeri Di Pekanbaru.

32 Sindi Amelia, 2012 Pengaruh Accelerated Learning Cycle Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertam : Studi Kuasi-Eksperimen Pada Salah Satu Smp Negeri Di Pekanbaru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain eksperimen berupa perbandingan kelompok statik. Dalam rencana penelitian ini sampel yang digunakan terdiri dari dua kelompok, dimana pada setiap kelompok diterapkan pembelajaran yang berbeda. Kelompok pertama kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran Accelerated Learning Cycle, kelompok kedua kelompok kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Desain rencana penelitian untuk eksperimen ini diilustrasikan sebagai berikut: X O ------------ O Sumber : Ruseffendi, 2005 Keterangan : O : pemberian tes tes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa X : pendekatan Accelerated Learning Cycle Siswa tidak diberi tes awal dengan pertimbangan bahwa tes yang diberikan, yaitu tes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa dikategorikan baru bagi siswa. Untuk mengerjakan tes ini diperlukan penguasaan 33 Sindi Amelia, 2012 Pengaruh Accelerated Learning Cycle Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertam : Studi Kuasi-Eksperimen Pada Salah Satu Smp Negeri Di Pekanbaru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu materi dan strategi yang akan dipelajari siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pemberian tes awal dipandang kurang efektif. Pemberian tes awal juga dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil tes akhir. Variabel-variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebas yaitu pendekatan Accelerated Learning Cycle; variabel terikat adalah kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis; serta variabel kontrol adalah kemampuan awal matematis. Kemampuan awal matematis diperoleh dari data hasil tes mid semester siswa, dimana materi yang disajikan dalam soal mid semester merupakan materi lingkaran. Data tes mid semester siswa diranking kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori kemampuan awal, diantaranya kategori tinggi, sedang, dan rendah dengan menggunakan kriteria Sudjana 2010 yaitu 27 masing-masing untuk kategori kemampuan awal tinggi dan rendah. Keterkaitan antara variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol disajikan pada tabel berikut. Tabel 3.1 Keterkaitan antara Variabel Bebas, Variabel Terikat, dan Variabel Kontrol Kemampuan yang diukur Pemecahan Masalah PM Koneksi Matematis KM Pembelajaran Pembelajaran Konvensional PK Accelerated Learning Cycle ALC Pembelajaran Konvensional PK Accelerated Learning Cycle ALC Kemampuan Awal Matematis Tinggi T PM-PK-T PM-ALC-T KM-PK-T KM-ALC-T Sedang S PM-PK-S PM-ALC-S KM-PK-S KM-ALC-S Rendah R PM-PK-R PM-ALC-R KM-PK-R KM-ALC-R Keseluruhan PM-PK PM-ALC KM-PK KM-ALC B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 34 Sindi Amelia, 2012 Pengaruh Accelerated Learning Cycle Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertam : Studi Kuasi-Eksperimen Pada Salah Satu Smp Negeri Di Pekanbaru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 14 Pekanbaru yang merupakan sekolah dengan kategori sedang. Kategori sedang menjadi pilihan peneliti, karena sekolah pada kategori ini merupakan sekolah kebanyakan yang ada di daerah Pekanbaru. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII di semester II yang terdapat di SMP N 14 Pekanbaru tahun ajaran 20112012. Dari populasi tersebut dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian, yakni kelas VIII-1 dan VIII-2. Kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol dan kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen. Dua kelas yang terpilih sebagai sampel penelitian ditentukan dengan pertimbangan terhadap pencapaian materi pembelajaran dan waktu penelitian. Karena dua kelas tersebut memiliki karakteristik atau gaya belajar yang hampir sama, berbeda dengan kelas yang lain, sehingga, pemilihan sampel penelitian dilakukan berdasarkan data yang ditawarkan oleh pihak sekolah. Artinya, pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak. Peneliti memilih populasi siswa kelas VIII karena siswa kelas VIII merupakan kelompok siswa yang dirasa siap untuk menerima perlakuan penelitian ini baik secara waktu, materi yang tersedia, dan tahap perkembangan siswa- siswanya. Menurut Piaget, tahap perkembangan siswa pada kelas VIII telah mencapai tahap perkembangan formal sehingga diharapkan dapat mengikuti pola pembelajaran Accelerated Learning Cycle. Pada usia ini juga terjadi peralihan dari anak-anak ke remaja, sehingga anak perlu mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna yang diharapkan akan menimbulkan ketertarikan 35 Sindi Amelia, 2012 Pengaruh Accelerated Learning Cycle Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertam : Studi Kuasi-Eksperimen Pada Salah Satu Smp Negeri Di Pekanbaru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu siswa pada matematika. Alasan pemilihan SMP Negeri 14 Pekanbaru, hal ini dikarenakan sekolah ini berada pada level sekolah dengan kategori sedang dan lokasinya yang strategis sehingga memungkinkan peneliti untuk dapat meningkatkan mobilitas, sehingga memperlancar kegiatan penelitian.

C. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING : Studi Kuasi Eksperimen terhadap siswa salah satu SMP Negeri di Kota Bandung.

1 1 46

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY : Penelitian Eksperimen pada Kelas IX Salah Satu SMP di Kota Bandung.

1 2 56

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII pada Salah Satu SMP Di Kabupaten Bandung Barat.

1 4 29

Penerapan Accelerated Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Representasi Matematis Siswa SMP (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Sebuah SMP Swasta di Bandung).

6 26 73

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF: Penelitian Kuasi eksperimen pada Salah Satu SMP Negeri di Kota Medan.

0 0 46

PENGARUH PENERAPAN HYPNOTEACHING DALAM PROBLEM-BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : Studi Kuasi-Eksperimen pada Siswa Salah Satu SMP Negeri di Bandung.

1 4 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN VISUAL THINKING : Kuasi-Eksperimen pada Siswa Salah Satu MTs Negeri di Tembilahan.

1 4 42

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROSES BERPIKIR REFLEKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa salah satu SMP Negeri di Kota Banda Aceh.

0 1 65

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROSES BERPIKIR REFLEKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa salah satu SMP Negeri di Sungailiat.

0 0 53