PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY : Penelitian Eksperimen pada Kelas IX Salah Satu SMP di Kota Bandung.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(SMP) MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY

(Penelitian Eksperimen pada Kelas IX Salah Satu SMP di Kota Bandung) TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh Mahmudin

1200986

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(SMP) MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY

(Penelitian Eksperimen pada Kelas IX Salah Satu SMP di Kota Bandung)

Oleh: Mahmudin

S.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia, 2009

Sebuah Tesis diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Matematika

© Mahmudin 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

(4)

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Mahmudin (1200986) “Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP melalui Metode Guided Discovery

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah: (1) apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode

Guided Discovery lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran

konvensional, (2) apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui metode Guided Discovery, (3) apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode

Guided Discovery lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran

konvensional, (4) apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui metode Guided Discovery, (5) bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan metode Guided Discovery. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Populasinya, yaitu seluruh siswa SMP kelas IX di salah satu SMP di Kota Bandung. Adapun sampelnya terdiri dari 35 siswa kelas Guided

Discovery (kelompok eksperimen) dan 35 siswa kelas konvensional (kelompok

kontrol) yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan

independent sample t-test, Mann-Whitney test, sedangkan analisis kualitatif dilakukan

secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar matematika dengan metode Guided

Discovery lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh

pembelajaran matematika secara konvensional, (2) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman yang signifikan ditinjau dari Kemampuan Awal Mematis (KAM) antara level kemampuan tinggi dan level kemampuan rendah, (3) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar matematika dengan

Guided Discovery lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang

memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional, (4) tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan ditinjau dari Kemampuan Awal Mematis (KAM) pada siswa yang mendapat pembelajaran dengan Guided Discovery, (5) sikap siswa terhadap pembelajaran matematika, pembelajaran matematika dengan Guided Discovery, dan soal-soal kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis adalah positif.

Kata kunci: Metode Guided Discovery, Kemampuan Pemahaman Matematis, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis.


(5)

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Mahmudin (1200986) “Improving Junior High School Student Mathematical’s Understanding Ability and Problem Solving Ability Using Guided Discovery Method

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze: (1) is the increase of student’s mathematical understanding ability who study mathematic through guided discovery method better than student who study conventional learning, (2) whether there are differences in the increase students' mathematical understanding ability among students of high ability category, medium, and low through guided discovery’s method, (3) is the increase of student’s mathematical problem solving ability who study mathematic through guided discovery method better than student who study conventional learning, (4) whether there are differences in the increase students' mathematical problem solving ability among students of high ability category, medium, and low through guided discovery method, (5) how the students' attitudes toward learning guided discovery method. Research’s design is quasi-experimental. The populations are all nineth grade SMP’s students in Bandung. The sample are contain 35 students of guided discovery’s class (eksperiment group) and 35 student of conventional’s class who choosed by purposive sampling. Analyze of the data was quantitative and qualitative. Quantitative’s analyze was used independent sample t-test, Mann-Whitney test, but qualitative’s analyze using descriptive analyze. The result this research are: (1) the increase of student’s mathematical understanding ability who study mathematic through guided discovery method better than student who study conventional learning, (2) There are differences in the increase students' mathematical understanding ability among students of high ability category and low, (3) the increase of student’s mathematical problem solving ability who study mathematic through guided discovery method better than student who study conventional learning, (4) there are not differences in the increase students' mathematical problem solving ability based on first mathematical ability through guided discovery’s method, (5) the attitudes to learning mathematic, learning mathematic through guided discovery method, and questions of mathematic’s understanding ability and problem solving ability is positive.

Keyword : Guided Discovery Method, Mathematical Understanding Ability, Mathematical Problem Solving Ability


(6)

vii Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Definisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN TEORI... 12

A. Metode Guided Discovery... 12

1. Pengertian Metode Guided Discovery ... 12

2. Langkah-langkah Metode Guided Discovery ... 13

B. Kemampuan Pemahaman Matematis ... 15

C. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 17

D. Kemampuan Awal Matematis (KAM) ... 22

E. Sikap Siswa ... 22


(7)

viii Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

G. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Desain Penelitian... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

C. Instrumen Penelitian... 28

1. Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis . 28

2. Perhitungan Validitas... 32

3. Perhitungan Reliabilitas ... 35

4. Perhitungan Daya Pembeda ... 36

5. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 38

6. Lembar Observasi ... 39

7. Skala Sikap ... 40

D. Teknik Analisis Data. ... 40

1. Pengolahan Data Hasil Tes ... 41

2. Pengolahan Data Skala Sikap dan Lembar Observasi ... 44

D. Prosedur Penelitian... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah 46

2. Analisis Data Pretes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah... 51

a. Uji Normalitas... 51

b. Uji Homogenitas ... 53

c. Uji Perbandingan Rerata Skor Pretes ... 55 3. Analisis Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan


(8)

ix Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Masalah... 57

1) Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 58

2) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis... 62

4. Analisis Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan KAM ... 68

a. Analisis Data Pretes Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis 72

b. Analisis Data Postes Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis 76

c. Analisis Data N-Gain Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis 81 1) Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 81

2) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 84

5. Analisis Sikap Siswa ... 87

B. Pembahasan ... 91

1. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 91

2. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 93

3. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Berdasarkan KAM ... 95

4. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan KAM ... 96

5. Skala Sikap ... 97

6. Hasil Lembar Observasi ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 101

A. Kesimpulan... 101

B. Saran ... 102


(9)

x Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Guided Discovery………. 14 Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Matematis…. 29 Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis …… 30 Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis ……….. 31

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Validitas……….. 33 Tabel 3.5 Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemahaman

Matematis Siswa………. 34

Tabel 3.6 Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa………... 34 Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas………... 35 Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda………. 37 Tabel 3.9 Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Siswa……….. 37

Tabel 3.10 Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemecahan Masalah


(10)

xi Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hal Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kesukaran………. 37 Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Siswa……….. 39

Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa………. 39

Tabel 3.14 Klasifikasi Skor Gain Ternormalisasi ………. 41

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa………. 46 Tabel 4.2 Rerata Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman

Matematis Siswa………. 46

Tabel 4.3 Rerata N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa... 47 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa……… 48 Tabel 4.5 Rerata Pretes dan Postes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa………. 49

Tabel 4.6 Rerata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Siswa……….. 50

Tabel 4.7 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Pemahaman

Matematis Siswa………. 51

Tabel 4.8 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa………... 52 Tabel 4.9 Uji Homogenitas Skor Pretes Kemampuan Pemahaman

Matematis Siswa………. 53


(11)

xii Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hal Masalah Matematis Siswa………... 54 Tabel 4.11 Uji Perbandingan Rerata Skor Pretes Kemampuan

Pemahaman Matematis Siswa………. 56 Tabel 4.12 Uji Perbandingan Rerata Skor Pretes Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa……….. 57 Tabel 4.13 Uji Skor Normalitas Postes dan N-Gain Kemampuan

Pemahaman Matematis Siswa……… 58

Tabel 4.14 Uji Homogenitas Skor Postes dan N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa……….. 60 Tabel 4.15 Uji Perbedaan Rerata Skor Postes dan N-Gain Kemampuan

Pemahaman Matematis Siswa……… 61

Tabel 4.16 Klasifikasi N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis

Siswa……… 62

Tabel 4.17 Uji Normalitas Skor Postes dan N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa……… 63 Tabel 4.18 Uji Homogenitas Skor Postes dan N-Gain Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa……… 64 Tabel 4.19 Uji Perbedaan Rerata Skor Postes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis Siswa………... 66 Tabel 4.20 Uji Perbedaan Rerata Skor N-Gain Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa……… 67 Tabel 4.21 Klasifikasi N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa………. 67

Tabel 4.22 Rerata Skor Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal


(12)

xiii Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hal Tabel 4.23 Rerata Skor Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan

Awal Matematis……….. 70

Tabel 4.24 Uji Normlitas Skor Pretes Berdasarkan Kemampuan Awal

Matematis……… 72

Tabel 4.25 Uji ANOVA satu jalur Data Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis…….. 73 Tabel 4.26 Uji Lanjutan Perbedaan Rerata Pretes Kemampuan

Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal

Matematis………. 74

Tabel 4.27 Uji ANOVA satu jalur Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal

Matematis……….. 75

Tabel 4.28 Uji Lanjutan Perbedaan Rerata Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan

Awal Matemati………. 76

Tabel 4.29 Uji Normalitas Skor Postes Berdasarkan Kemampuan Awal

Matematis……… 77

Tabel 4.30 Uji ANOVA Satu Jalur Data Postes Kemampuan Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal

Matematis……….. 78

Tabel 4.31 Uji Lanjutan Perbedaan Rerata Postes Kemampuan Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal

Matematis……… 79

Tabel 4.32 Uji ANOVA Satu Jalur Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal


(13)

xiv Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hal

Matematis……….. 80

Tabel 4.33 Uji Lanjutan Perbedaan Rerata Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan

Awal Matematis……… 80

Tabel 4.34 Rerata Data N-Gain Kemampuan Pemahaman Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis……… 82 Tabel 4.35 Uji Normalitas dan Homogenitas Data N-GainKemampuan

Pemahaman Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis …. 82 Tabel 4.36 Uji ANOVA Satu Jalur Data N-Gain Kemampuan

Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal

Matematis ……….. 83

Tabel 4.37 Uji Lanjutan Perbedaan Rerata N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal

Matematis……… 84

Tabel 4.38 Rerata Data N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis…….. 85 Tabel 4.39 Uji Normalitas dan Homogenitas Data N-Gain Kemampuan

Pemecahan Masalah Berdasarkan Kemampuan Awal

Matematis ……….. 85

Tabel 4.40 Uji ANOVA Satu jalur Data N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan

Awal Matematis……… 86

Tabel 4.41 Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika……… 88 Tabel 4.42 Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika dengan

Motode Guided Discovery………. 89


(14)

xv Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hal dan Pemecahan Masalah Matematis……… 90 Tabel 4.44 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian Peningkatan

Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa………... 93 Tabel 4.45 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian Peningkatan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa……….. 94

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Prosedur Uji Statistik Data Hasil Tes………... 44 Gambar 3.2 Alur Penelitian………. 45 Gambar 4.1 Diagram Batang Perbandingan Rerata Pretes dan Postes

Kemampuan Pemahaman Matematis

Siswa………. 47

Gambar 4.2 Diagram Batang Rerata N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa………. 48 Gambar 4.3 Diagram Batang Perbandingan Rerata Pretes dan Postes


(15)

xvi Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.4 Diagram Batang Rerata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa……… 50 Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan Rerata Pretes dan Postes

Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis……….. 69 Gambar 4.6 Diagram Batang Perbandingan Rerata N-Gain

Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis……… 70 Gambar 4.7 Diagram Batang Perbandingan Rerata Pretes dan Postes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis………. 71 Gambar 4.8 Diagram Batang Perbandingan Rerata N-Gain

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis………. 71 Gambar 4.9 Persentase Aspek Sikap Siswa………. 91

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN………. 109

LAMPIRAN A.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS EKSPERIMEN……….. 110

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS KONTROL……… 128

LAMPIRAN A.3 LEMBAR KERJA SISWA (LKS)………. 140 LAMPIRAN A.4 KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN PEMAHAMAN


(16)

xvii Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hal DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS…… 157 LAMPIRAN A.5 SOAL PRETES DAN POSTES KEMAMPUAN

PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIS ………... 159

LAMPIRAN A.6 KISI-KISI DAN SKALA SIKAP SISWA……… 161 LAMPIRAN A.7 LEMBAR AKTIVITAS GURU DAN SISWA PADA

PEMBELAJARAN DENGAN METODE GUIDED

DISCOVERY………. 164

LAMPIRAN B ANALISIS HASIL UJI COBA INSTRUMEN……… 168

LAMPIRAN B.1 ANALISIS HASIL UJI COBA TES KEMAMPUAN

PEMAHAMAN MATEMATIS………. 169

LAMPIRAN B.2 ANALISIS HASIL UJI COBA TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS………….. 172

LAMPIRAN C DATA HASIL PENELITIAN……….. 175

LAMPIRAN C.1 SOAL DAN HASIL UJI KEMAMPUAN AWAL

MATEMATIS……….. 176

LAMPIRAN C.2 DATA HASIL PRETES DAN POSTES

KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS……... 178

LAMPIRAN C.3 DATA HASIL PRETES DAN POSTES

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIS……….. 182

LAMPIRAN C.4 DATA GAIN TERNORMALISASI……….. 186

LAMPIRAN C.5 DATA HASIL SKALA SIKAP DAN LEMBAR

OBSERVASI……….. 190

LAMPIRAN D ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS………. 195


(17)

xviii Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hal

MATEMATIS………. 196

LAMPIRAN D.2 ANALISIS DATA KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS……… 202

LAMPIRAN D.3 ANALISIS DATA KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS BERDASARKAN KAM……… 208 LAMPIRAN D.4 ANALISIS DATA KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS BERDASARKAN KAM.. 217

LAMPIRAN E UNSUR-UNSUR PENUNJANG PENELITIAN….. 226

LAMPIRAN E.1 SURAT IZIN PENELITIAN……….. 227 LAMPIRAN E.2 SURAT KETERANGAN PENELITIAN……… 228


(18)

1

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya pemerintah mencapai tujuan pendidikan yaitu dengan membekali anak didik melalui berbagai mata pelajaran di sekolah, salah satunya melalui pelajaran matematika. Tujuan diberikannya pelajaran matematika di sekolah diantaranya agar siswa mampu menghadapi perubahan dan perkembangan zaman melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif (Depdiknas, 2006). Sebagai ilmu yang universal, matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan dalam mengembangkan daya pikir manusia. Sebagaimana diungkapkan Sabandar (Kusmawan, 2012:2) bahwa matematika dapat menjawab tuntutan dalam rangka menyesuaikan diri dengan perkembangan peradaban.

Peningkatan kualitas SDM dapat dicapai dengan meningkatkan kemampuan dalam memprediksi serta beradapatasi pada perubahan yang terjadi. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah melalui pembelajaran matematika. Hal tersebut dimungkinkan karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat antara satu materi dengan materi lainnya, serta menggunakan pola pikir yang bersifat induktif dan deduktif (Depdiknas, 2003).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, disebutkan bahwa standar yang terkait langsung dengan kurikulum adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Menurut Permen No. 23 Tahun 2006 disebutkan bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam mata pelajaran matematika sekolah tingkat menengah antara lain:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.


(19)

2

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematis, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan tabel, simbol, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

National Council of Teachers Mathematics (NCTM, 2000) mencatat

terdapat setidaknya lima kemampuan yang dapat ditumbuhkan pada siswa saat mereka mempelajari matematika, yakni pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connection) dan representasi (representation). Dengan tumbuhnya kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan siswa dapat menggunakan matematika sebagai sebuah pola pikir dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, NCTM (2000:402) mengemukakan,

...ability to apply their knowledge to solve problems within mathematics and in other disciplines, ability to use mathematical language to communicate ideas, ability to reason and analyze, knowledge and understanding of concepts and procedures, disposition toward mathematics, understanding of the nature of mathematics, integration of these aspects of mathematical knowledge.

National Council of Teachers of Mathematics (2000) menyatakan bahwa

tujuan umum pembelajaran matematika adalah: (1) Belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication); (2) Belajar untuk bernalar (mathematical


(20)

3

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

solving); (4) Belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connections); dan (5)

Pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive attitudes toward

mathematics).

Berdasarkan SKL dan NCTM tersebut, kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa, sehingga pembelajaran matematika hendaknya mengarah pada tercapainya kemampuan-kemampuan tersebut. Di dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan kajian kepada dua buah jenis kemampuan matematis siswa yaitu kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.

Sumarmo (Tandililing, 2011:1) mengemukakan pentingnya pemahaman matematika sebagai pemenuh kebutuhan masa kini, yaitu pembelajaran matematika perlu diarahkan untuk pemahaman konsep dan prinsip matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin ilmu lain, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari, namun kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Kemudian dari hasil PPPG tahun 2002 menunjukkan bahwa guru-guru di lima provinsi memiliki kendala yang sama dalam pembelajaran matematika, yaitu rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswanya.

Selain kemampuan pemahaman, kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika juga sangat perlu dikembangkan. Hal tersebut mengingat bahwa kehidupan ini selalu dihadapkan dengan masalah dan masalah tersebut akan semakin kompleks sejalan dengan bertambahnya tanggung jawab yang diembannya. Untuk mengatasi masalah, orang harus belajar bagaimana mengelola masalah yang dihadapinya. Selanjutnya dalam mengelola masalah seseorang membutuhkan kemampuan berpikir secara kritis, logis, sistematis, dan kreatif.

Memecahkan masalah merupakan suatu aktivitas mental yang tinggi, karena ketika siswa dihadapkan dengan sebuah masalah, siswa akan menyesuaikan dengan struktur kognitifnya. Suatu persoalan akan menjadi masalah bagi siswa apabila ia tertantang untuk menyelesaikannya melalui suatu prosedur


(21)

4

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

yang tidak rutin dan dalam waktu yang cukup lama. Dengan kata lain, menyelesaikan masalah merupakan suatu proses menerima tantangan dalam menjawab masalah. Selain itu proses pemecahan masalah tidak bisa muncul dengan sendirinya, perlu latihan dan waktu yang cukup lama.

Secara sistematis, Taplin (Sumardyono, 2005:7) menegaskan pentingnya

problem solving melalui tiga nilai, yaitu nilai fungsional, logikal dan aestikal.

Secara fungsional, problem solving menjadi sangat penting dalam mengembangkan matematika sebagai disiplin ilmu yang esensial. Secara logikal,

problem solving membantu meningkatkan kemampuan bernalar secara logis,

karena selain sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan matematika dan membantu memahami dan memecahkan masalah sehari-hari, problem solving juga merupakan sebuah cara berpikir (way of thinking). Problem solving memiliki nilai aestikal, maksudnya adalah problem solving melibatkan emosi/ afeksi siswa selama proses pemecahan masalah. Selain itu problem solving juga menantang pikiran siswa dan bernuansa teka-teki sehingga akan meningkatkan rasa penasaran, motivasi dan kegigihan untuk selalu terlibat dalam matematika. Uraian di atas menegaskan bagaimana pentingnya kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah (problem solving) dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa di Indonesia belumlah sesuai harapan. Kemampuan matematis para siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang fakta dan prosedur cukup baik, namun sangat lemah dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin yang berkaitan dengan justifikasi atau pembuktian, pemecahan masalah yang memerlukan penalaran matematis, menemukan generalisasi atau konjektur, dan menemukan hubungan antara data-data atau fakta yang diberikan (Noortsani, 2013). Selain itu, berdasarkan tes dan wawancara awal yang dilakukan peneliti terhadap siswa, pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal pemahaman dan pemecahan masalah matematis. Hal ini diakibatkan karena siswa umumnya hanya mengerjakan soal-soal rutin.


(22)

5

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian yang dilakukan Bani (2011) menyatakan bahwa rerata

n-gain kemampuan pemahaman matematis siswa SMP sebesar 0,43 dengan

ketercapaian 55,45%. Hasil penelitian yang dilakukan Aprialita dan Sispiyati (2013) menyatakan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran experiential learning tidak lebih tinggi daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk kemampuan pemecahan masalah, penelitian yang dilakukan Roshendi (2011) menyatakan bahwa rerata n-gain kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP sebesar 0,50 dengan ketercapaian 60,45%. Hasil penelitian Ramdhani (2012) menyatakan bahwa rerata

n-gain kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP sebesar 0,58

dengan ketercapaian 70,91%. Dari data-data tersebut bisa disimpulkan bahwa rerata n-gain kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa termasuk kategori sedang dan masih bisa ditingkatkan lagi.

Selain itu berdasarkan rekomendasi dari Aprialita dan Sispiyati (2013) menyatakan bahwa perlua adanya penelitian terhadap kemampuan pemahaman matematis dengan menggunakan model-model pembelajaran lain. Apiati (2012) merekomendasikan untuk meneliti kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa menurut tingkat kecerdasan siswa (tinggi, sedang, dan rendah). Berdasarkan data di lapangan, data dan rekomendasi peneliti lain maka peneliti bermaksud untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.

Menyadari pentingnya pemahaman dan pemecahan masalah matematis, diperlukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa. Namun, jika dilihat pembelajaran yang berlangsung di sebagian besar sekolah selama ini memberikan dampak yang sebaliknya dari yang diharapkan. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru, sedangkan siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan guru, mencatat pelajaran tersebut, kemudian mengerjakan soal-soal rutin (Zulkardi, dalam Anriani, 2011). Paradigma baru pembelajaran terkini menekankan pada posisi guru sebagai fasilitator dan tidak mendominasi kelas.


(23)

6

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Guru mengkondisikan agar siswa lebih aktif dalam belajarnya, membantu siswa untuk memahami ide-ide matematis secara benar dan meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat serta melatih siswa dalam memecahkan masalah. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, persaingan yang semakin ketat, guru seyogyanya mampu menciptakan sebuah kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan, menggunakan teknologi yang tepat dan canggih serta menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi.

Menyadari pentingnya suatu strategi dan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa, diperlukan adanya pembelajaran matematika yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang diperkirakan oleh peneliti mampu meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis adalah metode “Guided Discovery”. Metode

Guided Discovery dianggap sebagai salah satu metode pembelajaran yang mampu

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Dalam pembelajaran Guided

Discovery guru hanya bersifat fasilitator, artinya guru membimbing siswa apabila

diperlukan dan bersifat sementara saja. Siswa didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Bimbingan yang diberikan oleh guru bergantung pada kemampuan dan materi yang dipelajari siswa. Peneliti memilih metode Guided

Discovery karena berkaitan erat dengan indikator kemampuan pemahaman dan

pemecahan masalah matematis siswa. Pembelajaran Guided Discovery berkaitan erat dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Pada pembelajaran Guided Discovery terdapat tahapan merumuskan masalah, melakukan kegiatan penemuan, dan mengevaluasi kegiatan penemuan yang berkaitan erat dengan indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan, melaksanakan pemecahan, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Selain itu Guided Discovery juga berkaitan erat dengan kemampuan pemahaman matematis siswa. Pada pembelajaran Guided Discovery terdapat tahapan melakukan kegiatan penemuan


(24)

7

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

yang berkaitan dengan indikator pemahaman yaitu membuktikan kebenaran suatu konsep. Dengan adanya keterkaitan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Guided Discovery bisa meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.

Sikap seseorang terhadap sesuatu (misalnya terhadap matematika) erat kaitannya dengan minat. Minat terhadap matematika dalam diri seseorang merupakan modal utama untuk menumbuhkan keinginan dan memupuk kesenangan belajar matematika. Tanpa adanya minat yang baik dalam diri seseorang, akan sulit tercipta suasana belajar yang memadai. Agar siswa berminat atau tertarik terhadap matematika diantaranya siswa harus dapat melihat kegunaannya, melihat keindahannya, atau karena matematika menantang. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menumbuhkan sikap positif terhadap matematika, pembelajaran matematika harus menyenangkan, mudah dipahami, tidak menakutkan dan diperlihatkan kegunaannya. Berdasarkan observasi awal terhadap siswa, ternyata sikap siswa terhadap pembelajaran matematika umumnya masih kurang. Hal ini bisa dilihat ketika pembelajaran matematika berlangsung masih banyak siswa yang kurang antusias dan terkesan malas. Ketika diskusi berlangsung, masih ada siswa yang tidak berpartisipasi dan hanya mengandalkan salah satu anggota kelompok. Pada umumnya siswa tidak aktif ketika sesi tanya jawab dalam diskusi dan presentasi kelompok. Oleh karena itu, dalam penelitian ini sikap siswa juga dilihat apakah pembelajaran dengan menggunakan metode

Guided Discovery dapat menumbuhkan sikap positif terhadap matematika. Pada

pembelajaran Guided Discovery siswa belajar secara kelompok. Dengan belajar kelompok diharapkan siswa dapat lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran matematika. Selain itu, pada pembelajaran dengan metode Guided Discovery terdapat tahapan mempresentasikan hasil penemuan. Dengan adanya presentasi hasil penemuan siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengeluarkan pendapatnya, sehingga pada akhirnya siswa lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran matematika.


(25)

8

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti menganggap metode

Guided Discovery sangat bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah Pertama

(SMP). Dengan ini peneliti mengajukan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) melalui Metode Guided Discovery”. B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode Guided Discovery lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional?

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui metode Guided Discovery?

3. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode Guided Discovery lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional?

4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui metode Guided Discovery?

5. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan metode Guided

Discovery?

C. Tujuan Penelitian

Dengan berpedoman pada rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis antara siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode Guided


(26)

9

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui metode

Guided Discovery.

3. Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan matematis antara siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode Guided

Discovery dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

4. Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui metode Guided Discovery.

5. Memperoleh gambaran sikap siswa terhadap pembelajaran dengan metode

Guided Discovery.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dalam pemilihan kegiatan pembelajaran di kelas, khusunya dalam usaha meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematik siswa. Masukan-masukan itu diantaranya:

1. Bagi siswa

Dengan mengikuti pembelajaran melalui metode Guided Discovery

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa, terutama kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa. Selain itu, diharapkan siswa lebih aktif antusias ketika pembelajaran matematika berlangsung.

2. Bagi guru

Dapat dijadikan acuan bagi guru matematika tentang pembelajaran matematika melalui metode Guided Discovery sebagai alternatif untuk meningkatkan penguasaan konsep-konsep matematika. Selain itu dapat memberikan umpan balik kepada guru dalam menyusun suatu rancangan pembelajaran matematika yang lebih bervariasi dan bermakna.


(27)

10

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang metode pembelajaran serta penerapan dalam situasi proses belajar-mengajar, khususnya metode

Guided Discovery. Sebagai pengalaman bagi peneliti untuk mengembangkan

metode dalam pembelajaran matematika dan dapat dikembangkan lebih lanjut.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dan untuk mempermudah peneliti dapat bekerja lebih terarah, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional sebagai berikut: 1. Metode Guided Discovery

Metode Guided Discovery adalah metode penemuan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok terhadap persoalan matematika yang dihadapinya dan dipandu/dibimbing oleh guru pada proses pembelajaran melalui tahapan menjelaskan tujuan/mempersiapkan siswa, orientasi masalah, merumuskan hipotesis, melakukan kegiatan penemuan, mempresentasikan hasil kegiatan penemuan, dan mengevaluasi kegiatan penemuan.

2. Pendekatan Konvensional

Pendekatan konvensional adalah pembelajaran dengan tahapan guru menjelaskan materi, guru memberikan contoh soal, guru memberikan soal sejenis untuk dikerjakan oleh siswa dan siswa mengerjakan lembar kerja siswa.

3. Kemampuan Pemahaman Matematis

Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan memahami konsep yang telah dipelajari yang meliputi kemampuan mengingat dan menerapkan sesuatu secara rutin (pemahaman mekanikal), kemampuan mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam


(28)

11

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kasus serupa (pemahaman induktif), kemampuan membuktikan kebenaran sesuatu (pemahaman rasional).

4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan pemecahan situasi yang terkait dengan matematika dengan tahapan memahami masalah, membuat rencana pemecahan, melaksanakan pemecahan dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

5. Kemampuan Awal Matematis (KAM)

Kemampuan awal matematis merupakan hasil belajar yang diperoleh sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi yang meliputi hasil belajar bangun datar, bangun ruang sisi datar, dan teorema pythagoras.

6. Sikap (attitude)

Sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap metode yang digunakan dalam pembelajaran yang meliputi sikap siswa terhadap matematika, sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode Guided Discovery, dan sikap siswa terhadap soal-soal kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis.


(29)

27

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kualiltatif dan kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang melihat pengaruh-pengaruh dari variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pembelajaran matematika dengan metode Guided discovery, sedangkan variabel terikatnya yaitu kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan metode

Guided Discovery, pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh gambaran

tentang kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. Pertimbangan pemilihan materi dilakukan setelah melakukan survey dan melakukan konsultasi dengan guru bidang studi matematika serta ketepatan materi tersebut dengan waktu pelaksanaan penelitian.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol

non-ekivalen (Ruseffendi, 2010:52). Desain penelitian ini dipilih karena

penelitian ini menggunakan kelompok kontrol, adanya dua perlakuan yang berbeda, dan pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan data yang ditawarkan oleh pihak sekolah. Tes matematika dilakukan dua kali yaitu sebelum proses pembelajaran, yang disebut pretes dan sesudah proses pembelajaran, yang disebut postes. Secara singkat, disain penelitian adalah sebagai berikut:

Kelas Eksperimen : O X O Kelas Kontrol : O O

O : Pretes atau Postes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis


(30)

28

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu X : Perlakuan pembelajaran dengan metode Guided Discovery

Untuk melihat secara lebih mendalam pengaruh penggunaan metode Guided

Discovery terhadap kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis

siswa, maka dalam penelitian ini dilibatkan kategori kemampuan siswa (tinggi, sedang dan rendah).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX di salah satu SMP di Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dari 2 kelas IX yang ditentukan secara purpossive. Pemilihan sampel tersebut diperoleh berdasarkan pertimbangan guru matematika di sekolah tersebut, satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi digunakan sebagai kelas kontrol.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa tes pemahaman dan pemecahan masalah matematis, sedangkan instrumen non tes terdiri dari skala sikap berbentuk skala Likert dan lembar observasi.

1. Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis

Instrumen tes yang digunakan berupa tes soal-soal pemahaman dan pemecahan masalah matematis. Bahan tes diambil dari materi pelajaran matematika kelas IX semester 1 dengan mengacu pada KTSP dengan materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. Langkah-langkah penyusunan instrumen tes meliputi:

1. Membuatan kisi-kisi soal yang mencakup indikator kemampuan yang diukur, indikator pokok bahasan dan nomor soal.

2. Menyusun soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk masing- masing butir soal.

3. Mengkonsultasikan isi soal dengan bantuan pembimbing. 27


(31)

29

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 4. Melakukan uji instrumen tes.

5. Menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Jumlah soal pemahaman dalam penelitian ini 5 butir soal. Soal yang diberikan untuk pretes dan postes sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan yang signifikan dari kemampuan matematis siswa baik sebelum diberi perlakuan maupun setelah diberi perlakuan. Untuk memperoleh data kemampuan pemahaman matematis siswa, maka dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Pedoman penskoran untuk kemampuan pemahaman matematis disajikan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Matematis

Indikator Reaksi terhadap soal Skor

Dapat mengingat dan menerapkan sesuatu secara rutin atau perhitungan sederhana

Tidak ada jawaban 0

Salah dalam menerapkan atau melakukan

perhitungan 1

Sebagian jawaban benar dalam menerapkan

atau melakukan perhitungan 2

Hampir semua jawaban benar dalam

menerapkan atau melakukan perhitungan 3 Benar dalam menerapkan atau melakukan

perhitungan secara lengkap 4

Dapat mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa

Tidak ada jawaban 0

Salah dalam menerapkan konsep pada suatu

kasus sederhana 1

Sebagian jawaban benar dalam menerapkan

konsep pada suatu kasus sederhana 2 Hampir semua jawaban benar dalam

menerapkan konsep pada suatu kasus sederhana 3 Benar dalam menerapkan konsep pada suatu

kasus sederhana secara lengkap 4

Dapat membuktikan kebenaran sesuatu

Tidak ada jawaban 0

Salah dalam membuktikan 1


(32)

30

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Indikator Reaksi terhadap soal Skor

Hampir semua jawaban benar dalam

membuktikan 3

Benar dalam membuktikan secara lengkap 4

Jumlah soal pemahaman dalam penelitian ini sebanyak 5 butir soal. Soal yang diberikan untuk pretes dan postes sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan yang signifikan dari kemampuan matematis siswa baik sebelum diberi perlakuan maupun setelah diberi perlakuan. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis disajikan pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Aspek Pemecahan Masalah yang

Diukur Indikator Pencapaian

Memahami Masalah Mengidentifikasi semua bagian penting permasalahan dengan menuliskan apa yang diketahui, yang ditanyakan, termasuk membuat diagram atau gambar yang jelas untuk menunjukkan pemahaman terhadap ide dan proses masalah.

Menyusun Rencana Pemecahan Masalah

Menyusun rencana penyelesaian dengan memilih strategi (beberapa strategi) yang tepat yang akan mengarahkan penyelesaian yang benar jika tidak ada kesalahan perhitungan. Melaksanakan Rencana Penyelesaian

Masalah

Menyelesaikan masalah dengan melakukan perhitungan sesuai strategi yang dipilih, memberikan jawaban secara lengkapdan jelas sesuai prosedur, termasuk dengan membuat diagram atau gambar.

Memeriksa Kembali Hasil Melakukan pemeriksaan terhadap hasil dan proses perhitungan yang telah


(33)

31

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dibuat dengan mengoreksi yang salah, menguji kebenaran, termasuk membuat penyelesaian dengan strategi lain.

Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal.

Untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, maka dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Pedoman penskoran untuk kemampuan pemahaman matematis disajikan pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Indikator Reaksi terhadap soal/ masalah Skor

Dapat memahami masalah

Salah menginterpretasi atau salah sama sekali 0 Salah menginterpretasikan sebagian soal,

mengabaikan kondisi soal 1

Memahami masalah selengkapnya 2

Dapat merencanakan pemecahan

Tidak ada rencana yang relevan 0 Membuat rencana pemecahan yang tidak dapat

dilaksanakan 1

Membuat rencana yang benar tetapi salah dalam

hasil/tidak ada hasil 2

Membuat rencana yang benar tetapi belum

lengkap 3

Membuat rencana sesuai dengan prosedur dan

mengarah pada solusi yang benar 4

Dapat melaksanakan pemecahan

Tidak melakukan perhitungan 0

Melaksanakan prosedur yang benar dan mungkin menghasilkan jawaban yang benar tetapi salah dalam perhitungan

1

Melakukan proses yang benar 2

Dapat memeriksa kembali hasil yang

Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada


(34)

32

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Indikator Reaksi terhadap soal/ masalah Skor

diperoleh Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas 1 Pemeriksaan dilakukan untuk melihat

kebenaran hasil dan proses 2

Soal tes yang disusun berbentuk uraian dengan alasan:

a. Melalui tes tipe uraian, maka dapat dilihat proses berpikir dan ketelitian siswa melalui langkah-langkah penyelesaian soal karena siswa dituntut untuk menyelesaikan soal secara rinci.

b. Guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, cara menyelesaikan soal, dan penguasaan siswa terhadap konsep materi yang telah diajarkan.

c. Guru dapat mengetahui kesulitan serta kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal.

d. Dengan tes tipe uraian, dapat dihindari adanya bias hasil tes. Hal ini disebabkan karena hasil tes mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya.

2. Perhitungan Validitas

Suatu alat evaluasi (instrumen) dikatakan valid bila alat tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Ruseffendi, 1991). Validitas sebuah diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengamatan. Hal yang pertama akan diperoleh validitas logis (logical validity) atau juga dikenal dengan validitas teoritik, dan hal kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity).

Sebelum soal tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis diuji coba secara empiris, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian validitas logik atau teoritik yakni validitas isi dan muka yang bertujuan untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan tujuan yang ingin diukur berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat.


(35)

33

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Validitas logis untuk sebuah instrumen merujuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan teori dan ketentuan yang ada. Validitas logis terdiri atas validitas isi (content validity) dan validitas muka (face validity). Untuk menguji validitas logis, soal tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis rencanya peneliti akan meminta pendapat kepada beberapa mahasiswa S2, mahasiswa S3, dan guru matematika kemudian hasilnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

Untuk menguji keterbacaan terhadap soal tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis, peneliti juga meminta pendapat dari siswa kelas X yang sudah mendapatkan materi tentang bangun ruang sisi lengkung. Hasilnya kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

b) Validitas Empiris (empirical validity)

Validitas empirik adalah validitas yang diperoleh dengan kriteria tertentu. Kriteria ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien validitas alat evaluasi yang diperoleh melalui perhitungan korelasi produk momen menggunakan angka kasar (Arikunto, 2008). Rumusnya sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy = Koefisien Validitas N = Jumlah subyek X = Skor tiap butir soal Y = Skor total

Interpretasi mengenai besarnya koefisien validitas dalam penelitian ini menggunakan ukuran yang dibuat J.P.Guilford (Suherman, 2003) seperti pada tabel 3.4 berikut.


(36)

34

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Interpretasi Koefisien Validitas

Koefisien Interpretasi

00 , 1 80

,

0 rxy Sangat tinggi (sangat baik)

80 , 0 60

,

0 rxy  Tinggi (baik)

60 , 0 40

,

0 rxy  Sedang (cukup)

40 , 0 20

,

0 rxy  Rendah (kurang) 20

, 0 00

,

0 rxy  Sangat rendah

00 , 0 

xy

r Tidak valid

Dengan mengambil taraf signifikan 0,05 sehingga didapat kemungkinan interpretasi:

a) Jika rhitung rkritis maka korelasi tidak signifikan b) Jika rhitung rkritis maka korelasi signifikan

Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software

Anates. Hasil Uji validitas tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah

matematis siswa disajikan pada tabel 3.5 dan 3.6.

Tabel 3.5

Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa No Butir

Soal

Koefisien

Validitas rtabe l Kriteria Kategori

1 0,893

0,349

Valid Sangat Tinggi

2 0,809 Valid Sangat Tinggi

3 0,810 Valid Sangat Tinggi

4 0,867 Valid Sangat Tinggi

5 0,888 Valid Sangat Tinggi

Tabel 3.6

Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa


(37)

35

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Soal Validitas

1 0,965

0,349

Valid Sangat Tinggi

2 0,963 Valid Sangat Tinggi

3 0,951 Valid Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa koefesien validitas tes pemahaman matematis butir soal nomor 1 sampai 5 valid dan signifikan pada alpha 0,05 dengan nilai koefesien validitas butir soal berkisar antara 0,81 sampai dengan 0,89 yang menunjukkan bahwa validitas butir soal berada pada validitas sangat tinggi. Sedangkan pada tabel 3.6 untuk tes pemecahan masalah matematis butir soal 1 sampai 3 dapat diketahui bahwa butir soal valid dan signifikan dengan nilai koefesien validitas butir soal berkisar antara 0,95 sampai dengan 0,97 yang menujukkan validitas butir soal berada pada validitas sangat tinggi.

3. Perhitungan Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg) (Suherman, 2003). Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas dalam penelitian ini adalah rumus Alpha (Suherman, 2001: 163). Rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = Koefisien Reliabilitas n = Banyak butir soal

∑ = Jumlah varian skor tiap soal = Varians skor total

Tingkat reliabilitas dari soal uji coba kemampuan penalaran dan pemecahan masalah didasarkan pada klasifikasi Guilford (Ruseffendi,1991) sebagai berikut:


(38)

36

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Besarnya r Tingkat Reliabilitas

Kecil

Rendah Sedang

Tinggi Sangat tinggi

Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software Anates. Dengan menggunakan Software Anates diperoleh reliabilitas untuk tes kemampuan pemahaman sebesar 0,85 dan untuk kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebesar 0,95. Reliabilitas tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa termasuk kategori sangat tinggi, artinya tingkat keajegan dan konsistensi soal-soal tes yang digunakan dalam instrumen sudah layak untuk mengukur kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2008) bahwa suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.

4. Perhitungan Daya Pembeda

Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal tersebut membedakan antara siswa yang pandai (termasuk dalam kelompok unggul) dengan siswa yang kurang pandai (termasuk kelompok asor). Suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang pandai, rata-rata, dan yang kurang pandai karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok tersebut. Sehingga hasil evaluasinya tidak baik semua atau sebaliknya buruk semua, tetapi haruslah berdistribusi normal, maksudnya siswa yang mendapat nilai baik dan siswa yang mendapat nilai buruk ada (terwakili) meskipun sedikit, bagian terbesar berada pada hasil cukup.

Proses penentuan kelompok unggul dan kelompok asor ini adalah dengan cara terlebih dahulu mengurutkan skor total setiap siswa mulai dari skor


(39)

37

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

tertinggi sampai dengan skor terendah. Penentuan daya pembeda menggunakan rumus:

∑ Keterangan:

DP = Daya pembeda

∑ = Jumlah skor siswa kelompok atas ∑ = Jumlah skor siswa kelompok bawah

∑ = Jumlah skor ideal seluruh siswa pada butir soal

Daya pembeda uji coba soal kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis didasarkan pada tabel 3.8 (Suherman: 2003):

Tabel 3.8

Klasifikasi Daya Pembeda

Kriteria daya pembeda Interpretasi

Sangat baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat jelek

Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software

Anates. Hasil Daya Pembeda tes kemampuan pemahaman dan pemecahan

masalah matematis siswa disajikan pada tabel 3.9 dan 3.10.

Tabel 3.9

Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa No Butir Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,47 Baik

2 0,60 Baik


(40)

38

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4 0,53 Baik

5 0,47 Baik

Tabel 3.10

Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa No Butir Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,58 Baik

2 0,55 Baik

3 0,45 Baik

Berdasarkan tabel 3.9 dapat diketahui bahwa nilai daya pembeda tes pemahaman matematis berkisar antara 0,47 sampai dengan 0,60 yang menunjukkan daya pembeda terletak pada kriteria baik. Berdasarkan tabel 3.10 nilai daya pembeda tes pemecahan masalah berkisar antara 0,45 sampai 0,58 yang menunjukkan daya pembeda terletak pada kriteria baik.

5. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran menyatakan derajat atau tingkat kesukaran suatu butir soal. Sebuah soal tidak boleh terlalu sulit untuk kemampuan siswa dan juga tidak boleh terlalu mudah. Kita perlu menganalisis butir soal pada instrumen untuk mengetahui derajat kesukaran dalam butir soal yang kita buat. Butir-butir soal dikatakan baik, jika butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Dengan kata lain derajat kesukarannya sedang atau cukup. Menurut Ruseffendi (1991), kesukaran suatu butiran soal ditentukan oleh perbandingan antara banyaknya siswa yang menjawab butiran soal itu. Penentuan tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus:

∑ Keterangan:


(1)

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Afgani, J. (2004). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama melalui Pendekatan Open-Ended. Disertasi. UPI: Tidak diterbitkan.

Apiati, V. (2012). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Metode Inkuiri Model Alberta. Tesis SPs UPI: Tidak diterbitkan.

Aprialita, W. & Sispiyati, R. (2013). Pengaruh Model Experential Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA. Jurnal Online Pendidikan Matematika Kontemporer, Vol. 1, No.1. UPI. Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. AECT (1977), Definisi Teknologi Pendidikan, Jakarta:Penerbit CV. Rajawali. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP

Bani, A. (2011) Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing. Tesis. UPI: Tidak diterbitkan.

Bano, E. (2012). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa SMA melalui Pendekatan Metakognitif Berbantuan Autograph. Tesis SPs UPI: Tidak diterbitkan.

Brown, Sally & Brenda Smith. (1996), Resource-based Learning,London: Kogan Page Limited.

Bjuland, R & Kristiansand. (2007). Adult Students’ Reasoning in Geometry: Teaching Mathematics through Collaborative Problem Solving in Teacher Education. The Montana Mathematics Enthusiast, Vol. 4, No.1. MCTM. Chaeruman, Uwes A. (2008). Belajar Berbasis Aneka Sumber. dapat diakses di

http://fakultasluarkampus.net/2008/09/belajar-berbasis-aneka-sumber/

Dahlan, J. A. (2004). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematik Siswa Sekolah Menengah Lanjutan Pertama melalui Pendekatan Pembelajaran Open-Ended. Disertasi PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


(2)

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Depdiknas. (2006). Pengembangan Bahan Ujian dan Analisis Hasil Ujian: Materi Presentasi Sosialisasi KTSP Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dorrell, J (1993), Resource Based Learning, London: Mc.Graw-Hill Book

Company.

Ellington, H. & Duncan H. (1986), Dictionary of Instructional Technology, London: Kogan Page.

Effendi, L.A. (2013). Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12, No.12. UPI.

Efran, H (2010). strategi pembelajaran Resource-Based Learning terhadap kreatifitas siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMU Negeri 3

Palembang. Palembang : dapat diakses di http://syu3f.

blogspot.com/2010/06/strategi-pembelajaran-resource-based.html

Fitriani, N. (2012). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Secara Berkelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Confidence Siswa SMP. Tesis UPI. Tidak Diterbitkan. Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E.(1993). Second Edition. How to Design and

Evaluate Research in Education. Singapore: Mc-Graw Hill International Hamid, M.F & Pramukantoro. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Guided Discovery dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik, Vol. 2, No.1 hal 247-253. UNS.

Hunt, K. (2003). Special Topics Resource-Based Learning.[online]. Tersedia http://scholar.uwinnipeg.ca/courses/15/4000.3-003/index.cfm.

Kurnaeni, E. (2011). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematik

Dan Kemampuan Representasi Matematik Siswa Smp

Dengan Metode Penemuan Terbimbing. Tesis. UPI: Tidak diterbitkan. Kusumah, Y.S & Suherman, E. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung. Wijayakusumah.

Lestari, F. (2012).Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Model Peta Pikiran (Mind Mapping) terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman


(3)

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Matematis Siswa . Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika UPI: Tidak diterbitkan.

Matlin, M. W. (1994). Cognition (Third Edition). New York: Harcourt Brace Publishers.

Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, Va.

Noornia, A. (2007). Meningkatkan Kemampuan Metakognitif melalui Pembelajaran Kooperatif yang Menggunakan Tugas-Tugas Matematika Otentink pada Kelas PMRI. Bandung: Prosiding Seminar Nasional, 8 Desember 2007 Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.

Noortsani, I. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA di Kabupaten Cianjur melalui Pendekatan Creative problem solving. Tesis. UPI: Tidak diterbitkan.

Nu’ela., dkk. (2013). Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran pada Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jurnal Online Pendidikan Matematika Kontemporer, Vol. 1, No.1. UPI.

Oktavien, Y., dkk. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 17, No.2. UPI.

Olkun, N. B. S, & Deryakulu, D. Geometric Explorations with Dynamic Geometry Applications based on Van Hiele Levels.

Percival, F & Ellington, E (1988), Teknologi Pendidikan, Jakarta: Penerbit Erlangga

Prayitno, E. & Indriasih, A. (2014). Peran Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 5, No.2. UPI.

Priatna, N. (2003). Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika Siswa Kelas 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di Kota Bandung. Disertasi Doktor pada PPS IKIP Bandung Press: Tidak Diterbitkan.


(4)

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Purnomo, dkk. (2011). Efektivitas Model Penemuan Terbimbing dan Cooperative Learning Ditinjau dari Efektivitas Siswa pada Pembelajaran Matematika. Surakarta: Prosiding Seminar Nasional Matematika, 24 juli 2011 Pendidikan Matematika UMS.

Ramdhani, S (2012). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa. Tesis. UPI: Tidak diterbitkan.

Regina Public schools dan Saskatchewan Learning. (2003). Resource-Based Learning. [online]. Dapat diakses di http://wblrd.sk.ca/-bestpractice/resource/process.html.

Roshendi, U. (2011) Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA Melalui Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing. Tesis pada sps upi: tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matemtika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung. Tarsito.

---. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Rusmini. (2007). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Program Cabri Geometry. Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Seels, Barbara B. & Rita, C.Richey (1994), Teknologi Pembelajaran, Definisi dan Kawasannya,Jakarta: Unit Percetakan UNJ.

Setiadi, A. (2013). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Pendekatan Probing-Prompting. Tesis. UPI: Tidak diterbitkan.

Shadiq, F. (2004). Penalaran, Pemecahan Masalah, dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Matematika. Disajikan pada Diklat Instruktur Matematika SMP Jenjang Dasar, 10–23 Oktober 2004. Dirjen Dikdasmen PPPG Matematika Yogyakarta.


(5)

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Siregar, E. (2008).. Pengembangan Belajar Berbasis Aneka Sumber (Resources-based Learning). Jakarta : dapat diakses di http:// www. teknologi pendidikan.net/?p=30.

Siregar, N. (2009). Studi Perbandingan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah Pada Kelas yang Belajar Geometri Berbantuan Geometer’s Sketchpad Dengan Siswa yang Belajar Geometri Tanpa Geometer’s Sketchpad. Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. --- (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung; Alfabeta.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA-UPI. Suherman, E. (2004). Model-Model Pembelajaran Matematika Berorientasi

Kompetensi Siswa. Makalah disajikan dalam acara Diklat Pembelajaran bagi Guru-guru Pengurus MGMP Matematika di LPMP Jawa Barat tanggal 10 Desember 2004: Tidak Diterbitkan.

Sulastri. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.Tesis SPs UPI: Tidak diterbitkan. Sumarmo, U. (1987). Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa

SMA dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi IKIP Bandung: Tidak Diterbitkan Sumarmo, U. (2010). Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan

Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. FPMIPA UPI. Tersedia: Suratno, B, dkk. (2008). Strategi Belajar dengan Aneka Sumber. dapat diakses di

http://harmonykids.wordpress.com/2008 /05/26/strategi-belajar-dengan-aneka-sumber/

Suryadi, D. (2005). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi PPs UPI: Tidak diterbitkan.

Syaiful (2011). Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, dan Sikap Siswa terhadap Matematika


(6)

Mahmudin, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Disertasi SPs UPI: Tidak diterbitkan.

Ulya, N. (2007). Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa Smp/Mts Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT). Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.

Tahmid, M. (2007). Belajar Berbasis Aneka Sumber (Bebas). Blitar : dapat diakses di http://sahaka.multiply.com/journal/item/11/ Belajar_Berbasis_Aneka_Sumber_

Tandililing, E. (2011). Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematis serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Strategi PQ4R dan Bacaan Refutation Text. Disertasi SPs UPI. Tidak diterbitkan. Turmudi. (2003). Model Buku Pelajaran Matematika SMP, Panduan

Pengembangan. Jakarta: Pusbuk Depdiknas

Wahid, A., dkk. (2009). Strategi Belajar Dengan Aneka Sumber. dapat diakses di http://banker- makalah.blogspot.com/2009/12/strategi-belajar-dengan-aneka-sumber.html

Wahyudin. (1999). Kemampuan Guru Matematika, Calon Guru Matematika, dan Siswa dalam Pelajaran Matematika. Disertasi IKIP Bandung. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Yuni, Y. (2010). Pengaruh Penemuan Terbimbing Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis UPI. Tidak Diterbitkan.

Zamnah, L.N (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self-Regulated Learning melalui Pendekatan Problem-Centered Learning Dengan Hands-On Activity. Tesis UPI. Tidak Diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA.

0 4 52

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII pada Salah Satu SMP Di Kabupaten Bandung Barat.

1 4 29

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DI SEKOLAH DASAR : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SDN Sukakarya Kota Bandung.

0 3 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH: Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas VIII Pada Salah Satu SMP di Bandung.

7 24 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF: Penelitian Kuasi eksperimen pada Salah Satu SMP Negeri di Kota Medan.

0 0 46

PENGARUH ACCELERATED LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAM : Studi Kuasi-Eksperimen Pada Salah Satu Smp Negeri Di Pekanbaru.

19 47 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK :Studi Eksperimen di Salah Satu SMP Negeri di Bandung:.

0 1 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK :Studi Eksperimen di Salah Satu SMP Negeri di Bandung.

0 0 44

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII di Salah Satu SMP di Kota Bandung).

0 1 60

KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

0 0 19