Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memenuhi tuntutan perkembangan jaman yang semakin maju, aspek pendidikan diharuskan membingbing dan mengarahkan siswa untuk menjadi lebih aktif dan kreatif. Salah satu kompenen pendidikan dasar yang diberikan disekolah adalah Ilmu Pengetahuan Sosial IPS dimana pencapain keberhasilan pembelajaran terletak pada proses belajar siswa, teori piget Sapriya dkk. 2007: 47 menyatakan bahwa : Proses belajar terjadi apabila siswa belajar aktif. Dimana siswa dapat mengembangkan potensi dirinya melalui penemuan sebab- sebab suatu kejadian disekitarnya, menginteraksi antara fakta dan kehidupan lingkungannya, sehingga siswa tidak akan asing dengan segala fenomena yang ada di lingkungannya. Keaktifan siswa hendaklah melibatkan siswa itu sendiri agar secara langsung belajar dan menemukan sebuah jawaban. Pembelajaran IPS akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan supaya agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajarannya. Agar dapat memenuhi kebutuhan untuk dapat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dalam suasana yang menyenangkan, maka guru harus mengupayakan adanya setuasi dan kondisi yang menyenangkan, strategi belajar yang menyenangkan termasuk teknik belajar yang menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat belajar IPS. IPS merupakan subjek meter dalam dunia pendidikan di negara kita, yang diarahkan bukan hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga sebagai materi yang dapat mengembangkan komunikasi dan tanggung jawab, baik sebagai individu, sebagai warga masyarakat maupun sebagai warga dunia. Tujuan IPS yang diberikan pada jenjang persekolahan adalah memperkenalakan siswa kepada pengetahuan tentang kehidupan masyarakat 1 2 manusia secara sistimatis yang dapat mendidik siswa dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupan kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Sapriya, dkk. 2007: 39 mengemukakan bahwa : Di dalam kerangka tujuan IPS serta dikaitkan dengan tujuan pendidikan itu sendiri, termasuk di dalamnya missi pembelajaran yang mengacu kepada penanaman nilai dan pengembangan sikap yang akhirnya bermuara pada perubahan tingkah laku sosial sebagai warga negaramasyarakat. Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah, dituntut untuk memiliki kesadaran dan kemampuan dalam mengembangkan pendekatan penanaman nilai pada siswa. Kesungguhan serta keikhlasan sumber daya yang ada di sekolah, diharapkan mampu mengeliminasi nilai-nilai buruknegatif yang ada di masyarakat. Melalui kegitan pembelajaran dan proses pendidikan secara bermakna dapat menjadi pendorong pengembangan nilai-nilai positif dan konstruktif yang ada di masyarakat. Berdasarkan pemikiran di atas, nyatalah bahwa seorang guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar di kelas. Karena guru adalah model tempat siswa beridentifikasi .“Hal ini berarti pula bahwa pola kepribadian guru harusl ah matang, sehat, dan beraturan.” Kartadinata Sapriya, dkk 2007: 92. Selain itu untuk dapat melakukan proses pembelajaran yang baik agar siswa mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal maka guru dituntut untuk harus menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan ditentukan oleh proses belajar mengajar yang di alami siswa sesuai dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dan krakteristik khas anak usia sekolah dasar. Di kemukakan oleh Benyamin S.Bloom, Sapriya, dkk 2007: 122 bahwa “kognetif, afektif, dan psikomotor, skill.”Pencapaian sasaran pendidikan IPS khususnya di 3 sekolah dasar dapat berhasil dengan baik apabila mengacu dari ketiga aspek ranah tersebut. Oleh karena itu, guru harus menyesuaikan materi yang akan diajarkan dengan krakteristik siswa yang berada pada tahap operasional konkret dengan teknik-teknik pembelajaran yang menarik siswa untuk minat belajar, yaitu meskipun sudah bisa berpikir logis namun pada kenyataannya tetap dibantu dengan media yang mendukung dan bisa memperjelas dalam penyampaian materi ajar sehingga pemahaman tentang sesuatu konsep tetap ada pada ingatan siswa. Menurut KTSP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas IV, salah satu indikator yang harus di kuasai oleh siswa kelas IV Sekolah Dasar adalah siswa di harapkan dapat mengetahui arti simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang , selain itu juga siswa di harapkan melalui simbol-simbol pada peta dapat menemutunjukan jumlah kecematan di Kab. Sumedang. Sehingga nantinya siswa dapat mengetahui arti simbol-simbol yang terdapat pada peta wilayah Kab.Sumedang dengan hal tersebut siswa juga mengetahui beberapa jumlah kecamatan yang ada di wilayah Kab. Sumedang. Berdasarkan observasi pada tanggal 16 Agustus 2012 yang peneliti laksanakan di kelas IV , SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, ditemukan permasalahan yaitu siswa tidak dapat mengetahui arti simbol-simbol pada peta wilayah Kab. Sumedang sehingga siswa tidak dapat menemutunjukan beberapa kecamatan di Kab. Sumedang. Setelah dianalisis dalam pembelajaran peta lingukangan setempat dapat dikatakan sebagai berikut : 1. Kinerja Guru a. Pembelajaran berpusat pada guru, jadi siswa tidak terlibat langsung. b. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam mengajarakan materi pembelajaran tanpa menggunakan metode lain. c. Guru tidak memberikan penjalasan materi terlebih dahulu yang mendukung dalam pembelajaran peta lingkungan setempat, misalnya saja mengenai simbol-simbol pada peta. 4 d. Pengunaan media kurang tepat karena tidak sesuai dengan pokok pembahasan dalam pembelajaran yang seharusnya menggunkan peta Kab. Sumedang disini menggunakan pata Negara Indonesia. e. Guru langsung memberikan tugas tanpa menggali lebih jauh tentang pemahaman siswa dalam pembelajaran peta lingkungan setempat. 2. Aktivitas Siswa a. Siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran tentang materi peta lingkungan setempat karena pembelajaran yang diberikan guru masih bersifat konvensional dan berjalan secara monoton tanpa ada variasi metode atau teknik pembelajaran yang diberikan. b. Siswa merasa kesulitan dalam mengeikuti pembelajaran dikaranakan penggunaan media yang tidak tepat dalam proses pembelajaran berlangsung. c. Kurang memahami pengertian tentang simbol-simbol pada peta lingkungan setempat kabupatenkota seperti wilayah Kab. Sumedang, sehingga hasil pembelajaran tidak tercapai pada tujuan. Dari hasil observasi awal mengenai pembelajaran tentang materi pata wilayah Kab. Sumedang yang dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2012 di kelas IV SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang di peroleh data sebagai berikut : 5 Tabel 1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa kelas IV SDN Tegalkalong II No Nama siswa No.soal Jml Sekor Nilai Taksiran 1 2 3 4 5 T BT 1 Ayu Siti Fatimah 3 2 2 3 1 11 73 V 2 Angga Samitra 2 3 3 3 1 12 80 V 3 Anita Sri Septiany 2 1 1 1 1 6 40 V 4 Diky Permana 2 1 1 2 1 7 47 V 5 Deva Hermawan 1 2 1 1 1 6 40 V 6 De Asti Nur 1 1 2 1 1 6 40 V 7 Fatiya Amani 2 2 2 3 2 11 73 V 8 Herisa Aprianti 1 1 2 1 1 6 40 V 9 Intan Cantika 1 1 1 2 2 7 47 V 10 Juliana Rahayu 2 1 2 3 3 11 73 V 11 Muhammad Farid 1 1 2 1 1 6 40 V 12 Muthiya Naifal 1 2 2 1 1 7 47 V 13 Melsa Aulia 2 1 1 2 1 7 47 V 14 Muhammad Ikhsan 3 1 2 2 3 11 73 V 15 M. Zibran Arifinsah 1 1 3 2 2 9 60 V 16 Naufal Egi Prayoga 1 1 2 1 2 7 47 V 17 Nabila Hasna 1 1 2 3 2 9 60 V 18 Reza Maulana 2 1 2 1 2 8 53 V 19 Muhamad Lutfi 2 1 3 1 2 9 60 V 20 Dinda Ilahi 2 3 2 1 2 10 67 V JUMLAH 5 15 PROSENTASE 25 75 Keterangan : KKM 70 Berdasarkan data awal tersebut diperoleh hasil bahwa dari 20 siswa kelas IV sebanyak 5 orang siswa dikatakan tuntas atau jika dipersentasekan sebesar 25 dan sebanyak 15 orang siswa dikatakan belum tuntas atau jika dipersentasekan sebesar 75. Siswa yang di katakan tuntas jika mencapai batas ketuntasan menurut KKM yaitu 70. Melihat hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS tentang materi peta lingkungan setempat masih sangat rendah terutama tantang simbol-simbol pada peta Kab.Sumedang. Hal tersebut dapat terlihat di karenakan bahwa guru hanya menggunakan buku 6 paket IPS saja tanpa menggunakan alat bantu, teknik belajar yang tidak tepat dan media pembelajaran yang tidak mendukung. Proses pembelajaran berpusat pada guru siswa tidak terlibat langsung secara aktif, sehingga siswa tidak termotivasi dan pembelajaran kurang menarik perhatian siswa. Oleh karena itu hasil belajar yang dicapai siswa kurang sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengatasi hal tersebut penulis mengambil tindakan agar membentuk siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menarik, maka perlu adanya model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa. Salah satunya adalah model pembelajaran permainan scramble. Kelebihan permainan scramble dapat mendorong pemahaman siswa terhdap materi pelajaran dan diharapkan siswa bisa termotivasi dengan belajar yang menyenangkan. Dari uraian di atas maka penulis menentukan judul dengan metode penelitian tind akan kelas PTK yaitu “Penerapan Teknik Permainan Scramble untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Mengartikan Simbol-simbol pada Peta Kabupaten Sumedang dalam Pembelajaran IPS di kelas IV SDN Tegalkalong II.

B. Perumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL TREFFINGER DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SIMBOL-SIMBOL PETA PENERAPAN MODEL TREFFINGER DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SIMBOL-SIMBOL PETA PROVINSI JAWA TENGAH SISWA KELAS 1V MIM KRAKITAN B

0 0 17

PENERAPAN PEMBELAJARAN PASSING BERVARIASI UNTUK MENINGKATKAN CHEST PASS PERMAINAN BOLA TANGAN PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 8 63

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN ENGKLEK DI KELAS IV SDN BAGINDA II KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 412

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMASALAHAN SOSIAL KELAS IV SDN KEBONHUI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 4 37

MENINGKATKAN GERAK DASAR BOUNCE PASS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS V ( SDN Tegalkalong 1 Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 1 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI PERMAINAN BERPASANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN PADASUKA II KEC. SUMEDANG UTARA KAB. SUMEDANG.

1 5 39

MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM KEBUGARAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TUKANG RAMPAS PADA SISWA KELAS V SDN BENDUNGAN II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 60

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE MELALUI TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBACA PETA LINGKUNGAN SETEMPAT (KABUPATEN/KOTA) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cipancar Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

0 0 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MELALUI PUZZLE BERKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PENINGGALAN SEJARAH KABUPATEN DI KELAS IV SDN RANCAPURUT KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 53

PENERAPAN MODEL PERMAINAN BOLA PANTUL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN TEKNIK CHEST PASS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA KELAS V SDN MANGLAYANG II KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 12 53