Kependudukan dan Mata Pencaharian

50

5.4 Kependudukan dan Mata Pencaharian

Penduduk merupakan modal dasar pembangunan suatu daerah. Salah satu ciri khas masalah kependudukan di Kota Batam adalah pemusatan sebagian besar penduduk di daerah pantai, pusat-pusat pemerintahan dan perdagangan. Jumlah penduduk yang besar baru bisa menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan Nasional jika penduduk yang besar tersebut berkualitas baik. Namun dengan pertumbuhan penduduk yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini juga berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah untuk dicapai. Sejak Pulau Batam dan beberapa pulau disekitarnya dikembangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia menjadi daerah industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata dan sejak terbentuknya Kotamadya Batam tanggal 24 Desember 1983, laju pertumbuhan penduduk terus mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan penduduk dari hasil sensus penduduk rata-rata per tahunnya selama periode 1990-2000 sebesar 12,87 dan laju pertumbuhan penduduk Kota Batam tahun 2003 sebesar 5,46 dibanding tahun 2002. Hal ini membuktikan Batam mempunyai daya tarik sendiri, khususnya bagi pendatang yang ingin mendapatkan lapangan pekerjaan. Berdasarkan data registrasi penduduk akhir tahun 2003, penduduk Kota Batam keseluruhan tercatat 562.661 jiwa, dari jumlah penduduk tersebut tersebar di 8 kecamatan, 51 kelurahan, banyaknya penduduk WNI Warga Negara Indonesia dan WNA Warga Negara Asing per wilayah dan jenis kelamin pada tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 2. Namun penyebarannya tidak merata sehingga mengakibatkan kepadatan penduduk per Km2 di daerah ini bervariasi. Dari jumlah penduduk tersebut 268.431 jiwa berjenis kelamin laki-laki sedangkan 294.230 jiwa perempuan dengan sex ratio 91,23. Banyaknya penduduk Kota Batam menurut jenis kelamin tahun 1993 – Juni 2004 disajikan pada Tabel 51 5. Sebagian besar penduduknya terkonsentrasi di Kecamatan Sei Beduk dan Kecamatan Batu Ampar. Hal ini menyebabkan konsentrasi kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat lebih banyak barada pada kecamatan tersebut. Tabel 5. Banyaknya Penduduk Kota Batam Menurut Jenis Kelamin Tahun 1993-Juni 2004 Sumber : Dinas Kependudukan, Capil dan KB Kota Batam, 2005 Ketenagakerjaan selalu menjadi masalah di setiap daerah, tidak terkecuali Kota Batam. Banyaknya pencari kerja tidak seimbang dengan lapangan kerja yang tersedia, sehingga pengangguran tidak terelakkan. Dari data yang diperoleh sampai dengan Juni 2004 tercatat 12.048 orang pencari kerja yang terdiri dari 4.467 berjenis kelamin pria dan 7.581 berjenis kelamin wanita dan komposisi terbanyak dari lulusan SMTA sederajat untuk mengisi lowongan kerja 7.343 pada tahun 2003 dan angka ini terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan laju pertumbuhan penduduk disetiap daerah dan banyaknya lulusan yang telah menyelesaikan studinya, baik pada jenjang pendidikan formal maupun non-formal. Sedangkan yang bermata pencaharian sebagai nelayan berjumlah sekitar 8930 RTP atau 1,53 dari total penduduk yang ada di Kota Batam. Tahun Laki-laki orang Perempuan orang Jumlah orang Sex Ratio 1993 81.437 65.268 146.705 124,77 1994 89.565 74.337 163.902 120,49 1995 100.418 95.662 196.080 104,97 1996 123.685 124.273 247.958 99,53 1997 127.410 127.769 255.179 99,72 1998 154.300 139.400 293.700 110,69 1999 160.066 176.891 336.957 90,49 2000 210.325 227.033 437.358 92,64 2001 244.184 282.967 527.151 86,29 2002 257.272 292.679 549.951 87,90 2003 268.431 294.230 562.661 91,23 Juni 2004 277.311 306.024 583.335 90,62 52 Tabel 6. Perkembangan Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kecamatan Belakang Padang Tahun 2001 - 2005 Tahun Rumah Tangga Jenis Kelamin orang Jumlah orang Sex Ratio Laki-laki Perempuan 2005 4.872 10.020 9.780 19.800 102,5 2004 4.877 10.028 9.776 19.804 102,6 2003 4.871 9.997 9.740 19.737 104,4 2002 4.655 10.449 10.093 20.542 103,5 2001 5.000 9.521 9.642 19.163 98,7 Sumber : Kecamatan Belakang Padang dalam Angka, 2005 Jumlah penduduk di Kecamatan Belakang Padang pada tahun 2005 sebanyak 19.800 jiwa terdiri dari 9.780 orang perempuan dan 10.020 orang laki-laki dengan sex ratio 102,5 artinya setiap 100 penduduk wanita terdapat 102,5 penduduk laki-laki. Perkembangan banyaknya rumah tangga, penduduk menurut jenis kelamin dan sex ratio di Kecamatan Belakang Padang Tahun 2001-2005 seperti tersaji pada Tabel 6. Kecamatan Belakang Padang memiliki luas wilayah daratan 224,15 km 2 dan luas wilayah lautan 575,30 km 2 sehingga kepadatan penduduk 88 orang per km 2 artinya setiap 1 Km 2 terdapat 88 orang penduduk, dapat dilihat Kecamatan Belakang Padang masih tergolong wilayah yang tidak terlalu padat penduduknya, masih dapat mengoptimalkan produktifitas lahan tanpa adanya tekanan penduduk. Untuk melihat jumlah ibukota kelurahan, jumlah dusun, rumah tangga dan penduduk di rinci per kelurahan di Kecamatan Belakang Padang Tahun 2005 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Ibukota Kelurahan, Jumlah Dusun, Rumah Tangga dan Penduduk dirinci per Kelurahan di Kecamatan Belakang Padang Tahun 2005 Kelurahan Ibukota Banyaknya Dusun buah Rumah Tangga RT Penduduk orang Pulau Terong Pulau Terong 4 701 2.827 Pecong Pecong 2 210 788 Kasu Kasu 3 713 3.227 Pemping Pemping 5 192 901 Belakang Padang Belakang Padang 6 3.038 12.057 Sumber : Kecamatan Belakang Padang dalam Angka, 2005 53 Jumlah penduduk di Kecamatan Belakang Padang mengalami penurunan dari 19.804 jiwa pada tahun 2004 menjadi berjumlah 19.800 jiwa pada tahun 2005, atau turun sebesar 0,02 persen, terlihat program KB dari pemerintah di Kecamatan ini cukup berhasil. Perkembangan jumlah penduduk dalam 5 tahun terakhir disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Perkembangan Jumlah Penduduk, Luas Daratan, Luas Lautan dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Belakang Padang Tahun 2001-2005 Tahun Luas Km 2 Jumlah Penduduk jiwa Kepadatan Penduduk jiwa Km 2 Daratan Lautan 2005 224,15 573,30 19.800 88 2004 224,15 573,30 19.804 88 2003 224,15 573,30 19.737 92 2002 224,15 573,30 20.542 85 2001 224,15 573,30 19.163 86 Sumber : Kecamatan Belakang Padang dalam Angka, 2005

5.5. Pendidikan, Agama dan Sosial Budaya