Menurut Munsif et al 2012 : 210, dalam penelitiannya berjudul Internal
Control Reporting and Audit Report Lags : Further Evidence menyatakan faktor yang mempengaruhi audit report lag antara lain: ukuran perusahaan, industri
teknologi, ROA, DTAR, opini going concern, pos luar biasa, segmen laporan klien, rugi, audit fees, opini auditor , dan pergantian auditor.
2.1.4. Variabel – Variabel Yang Mempengaruhi Audit Report Lag 2.1.4.1. Ukuran KAP
Menurut Arens dkk 2008:33 Ukuran KAP dikelompokkan dalam auditor big four sebagai berikut:
a. KAP Price Waterhouse Coopers PWC, bekerjasama dengan KAP Drs. Hadi Sutanto Rekan, Haryanto Sahari Rekan.
b. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG, bekerjasama dengan KAP Sidharta-Sidharta Widjaja.
c. KAP Ernest Young E Y, bekerjasama dengan KAP Purwantono, Sarwoko, Sanjadja.
d. KAP Deloitte Touche Thomatsu Deloitte, bekerjasama dengan KAP Hans Tuanakotta Mustofa, Osman Ramli Satrio Rekan.
Menurut Juanita 2012 : 33 KAP besar umumnya memiliki sumber daya yang banyak dan lebih baik. Sistem yang digunakan lebih canggih dan
akurat karena biasanya didukung dengan kerjasama internasional dengan sumber dana yang besar. Hal yang biasa terjadi adalah KAP besar akan
memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. KAP besar juga akan
berusaha mempertahankan reputasinya dengan waktu audit yang lebih cepat.
2.1.4.2. Opini Audit
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik IAI 2001 PSA No 29 SA Seksi 508 paragraf 10. Menjelaskan keadaan – keadaan yang dapat
mengharuskan auditor menyimpang dari laporan auditor bentuk baku dan memberikan panduan penyusunan laporan auditor dalam keadaan –
keadaan yang bersangkutan. Seksi ini disusun menurut tipe pendapat yang
Universitas Sumatera Utara
dinyatakan auditor dalam setiap keadaan yang dijelaskan. Bagian ini menjelaskan berbagai tipe pendapat auditor yaitu sebagai berikut:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian. Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
b. Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku. Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu
paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan yang lain dalam laporan auditnya.
c. Pendapat wajar dengan pengecualian pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk
dampak hal – hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
d. Pendapat tidak wajar. Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha,
dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat. Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas
laporan keuangan. Perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat wajar tanpa
pengecualian akan menunjukkan audit report lag lebih panjang dibanding perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian. Selain itu,
perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dianggap sebagai good news sehingga penyampaian laporan audit akan dipercepat.
Pernyataan Carslaw dan Kaplan 1991 dalam Dewi Lestari 2010 : 28, menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara opini auditor dengan
audit report lag.
2.1.4.3. Profitabilitas