13
berkaitan dengan nilai-nilai yang mendorong masyarakat melakukan konflik kerusuhan tersebut. Dibutuhkan sebuah pengungkapan kronologis kejadian untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang peristiwa konflik kekerasan pasca pilkada tahun 2006 tersebut. Dengan pengungkapan kronologi tersebut maka akan
dapat dianalisa faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Pada gilirannya dari peristiwa tersebut dapat diambil beberapa nilai-nilai
khususnya nilai-nilai pendidikan yang terkandung sehingga dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS untuk memberikan bekal keterampilan kepada peserta
didik khususnya di Kabupaten Tuban agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.
B. Rumusan masalah
Berangkat dari beberapa pemaparan pada awal tulisan ini, maka penulis dapat memformulasikan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian
yang akan diteliti dan dibahas secara tuntas pada penelitian berikut ini: 1.
Bagaimana Kronologi Konflik kerusuhan pasca pilkada di Tuban tahun 2006?
2. Apa yang menjadi latar belakang penyebab konflik kerusuhan pasca
pemilihan kepala daerah langsung 2006 di Kabupaten Tuban Jawa Timur? 3.
Nilai-nilai apa saja yang dapat diambil dari konflik kerusuhan pasca pilkada tersebut sehingga dapat dipergunakan dalam pendidikan sebagai
langkah resolusi? 4.
Bagaimana resolusi konflik pilkada Tuban tahun 2006 melalui pendidikan IPS dalam bentuk kerangka pembelajaran dari peristiwa tersebut?
14
C. Klarifikasi Konsep
Klarifikasi konsep dimaksudkan untuk memberikan batasan konseptual pada kajian yang akan dilakukan oleh peneliti. Klarifikasi ini berupa pengertian yang
diberikan untuk menyatukan persepsi agar tidak terjadi mis-konsepsi dalam penelitian ini. Berikut ini klasifikasi konsep-konsep utama maupun konsep
pendukung yang akan dikaji diantaranya:
1. Konflik
Konflik di terjemahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 799 sebagai sebuah percekcokan; perselisihan dan pertentangan. Dalam konteks
konflik kekerasan pasca pilkada tahun 2006 di Tuban Jawa Timur, konflik tersebut dapat dilihat dengan teori proses social sebagai hasil interaksi social
antara individu atau kelompok dan berusaha untuk membuat generalisasi tentang sisfat dari proses tersebut James A Sclenberg, 1996: 13. Konflik pasca pilkada
tahun 2006 di Tuban adalah hasil dari interaksi antara pendukung calon bupati Noor Nahar Husein-Go Tjong Ping dengan pendukung pasangan Haeny Relawati-
Lilik Suhardjono yang bersinggungan dalam konteks pilkada pada tanggal 28 April tahun 2006. Konflik kekerasan ini terjadi secara komunal sebagai perilaku
kolektif antara pendukung calon bupati Noor Nahar Husein-Go Tjong ping dengan Haeny Relawati-Lilik Suhardjono. Komponen penting dalam konflik
Tuban antara lain aktor Pemerintah bupati sebagai incumbent dalam Pilkada dan pendukungnya dengan pihak Noor Nahar- Go Tjong Ping sebagai representasi
calon dari rakyat dengan pendukungnya. Ketidak cocokan yang dipertentangkan
15
adalah pemasalahan hasil Pilkada 2006 dan tindakan yang dilakukan adalah pengerusakan beberapa asset pribadi dan negara.
2. Resolusi Konflik
James A Sclenberg 1996: 9 memaparkan bahwa resolusi konflik merupakan isu sentral dalam bidang kajian konflik yang berarti setiap usaha untuk
mengurangimenyelesaikan konflik social. Usaha ini dapat dilakukan dengan tindakan penyadaran pada peraturan, perubahan lingkungan, pengaruh pihak
ketiga, dan kemenangan pada salah satu pihak. Dalam konteks resolusi konflik kasus kekerasan pasca pilkada di Tuban Jawa Timur, resolusi konflik di artikan
sebagai setiap usaha untuk mengurangimenyelesaikan konflik dengan perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan yang dimaksud adalah dengan melihat latar
belakang konflik dan memberikan pendidikan resolusi konflik kepada siswa sebagai langkah perubahan lingkungan yang sebelumnya menimbulkan konflik.
Materi pembelajarannya didapatkan dari nilai-nilai yang didapatkan dari kejadian
konflik tersebut. 3.
Pemilihan Kepala Daerah Langsung
Pemilihan Kepala Daerah Langsung adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilyah propinsi, Kabupaten dan atau Kotamadya berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah. Landasan praktis pemilihan kepala daerah langsung adalah PP No. 6 tahun 2005 tentang
pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dalam konteks penelitian yang saya lakukan adalah pemilihan
Kepala Daerah Langsung Kabupaten Tuban Jawa Timur Tahun 2006 yang
16
dilaksanakan untuk pertama kali dan di ikuti oleh dua kontestan yaitu pasangan calon Noor Nahar Husein-Go Tjong Ping dengan pasangan Haeny Relawati-Lilik
Suhardjono.
4. Pendidikan IPS
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 353 pendidikan berarti perbuatan memelihara dan memberi latihan ajaran, pimpinan mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran. Sedangkan IPS atau social studies menurut menurut National Council for the Social Studies NCSS 1994: 3
social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies
provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology,
archaeology, economics,
geography, history,
law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as
appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people
develop the ability to make informed and reasoned dicisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an
interdependent world.
Artinya: ilmu-ilmu sosial adalah studi terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk memperkenalkan kompetensi sipil. Dalam program sekolah,
studi sosial
diberikan dalam
bentuk interdisipliner,
studi sistematis
menggambarkan pada disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi,
serta konten yang sesuai dari humaniora, matematika, dan ilmu alam. Tujuan utama penelitian sosial adalah untuk membantu kaum muda mengembangkan
kemampuan untuk membuat kebijakan informasi dan dasar yang baik sebagai warga masyarakat, untuk keragaman budaya dan demokrasi di dunia yang saling
tergantung. Dalam konteks penelitian ini, pendidikan IPS yang kami maksudkan
17
adalah pembelajaran ilmu social yang dilakukan pada jenjang SMA MA khususnya pendidikan Sejarah. Materi pembelajaran yang diberikan adalah
integrasi dari nilai-nilai yang didapat dari peristiwa konflik kerusuhan pasca pilkada tahun 2006 di Kabupaten Tuban. Ketrampilan social yang dikembangkan
dalam pembelajaran IPS ini adalah ketrampilan berpartisipasi dalam bernegosiasi, kompromi, berargumen dalam resolusi konflik dan perbedaan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan peneliatian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1.
Mengetahui kronologi peristiwa konflik kerusuhan pasca pilkada tahun 2006 di Tuban
2. Mengetahui penyebab konflik kerusuhan pasca pilkada tahun 2006 di
Tuban 3.
Mengambil nilai-nilai dari peristiwa konflik tersebut untuk dijadikan bahan pembelajaran dalam pendidikan IPS sebagai langkah resolusi.
4. Membuat sebuah kerangka pembelajaran IPS sejarah nilai-nilai dari
peristiwa konflik tersebut.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.
Secara teoritis, dalam kajian ilmiah menambah khazanah penelitian IPS terutama tentang proses resolusi yang merupakan salah satu modal
socialsocial capital melalui pendidikan
18
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
terhadap penyelesaian konflik pasca pemilihan kepala daerah langsung tahun 2006 di kabupaten Tuban Jawa Timur melalui pendidikan IPS
3. Bagi para praktisi pendidikan, pendidikan sejarah berbasis resolusi
konflik dapat dipergunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini mempergunakan pendekatan kualitatif yaitu sebuah konsep besar yang meliputi beberapa bentuk penyelidikan yang membantu kita
memahami dan menjelaskan makna fenomena sosial yang alami dengan tanpa dilakukan sebuah perlakuan. Menurut Sharan 1998: 5 ada beberapa istilah yang
sering dipergunakan dalam pendekatan ini secara bergantian yaitu naturalistic inquiry, field study, participant observation, inductive research, case study, dan
ethnography. Menurut Creswell dalam bukunya Educational Research penelitian kualitatif adalah jenis penelitian dimana peneliti sangat tergantung terhadap
informasi dari objekpartisipan pada: ruang lingkup yang luas, pertanyaan yang bersifat umum, pengumpulan data yang sebagian besar terdiri atas kata-katateks
dari partisipan, menjelaskan dan melakukan analisa terhadap kata-kata dan melakukan penelitian secara subyektif Creswell, 2008: 46. Menurut Gay 2006:
399 penelitian kualitatif adalah pengumpulan, analisis, dan interpretasi narasi secara komprehensif pada data visual untuk mendapatkan wawasan terhadap
fenomena tertentu yang menarik. Alasan dipergunakannya metode ini berkaitan dengan obyek yang akan
diteliti yaitu masyarakat manusia social. Berdasarkan pendapat dari Anselm
19
Strauss dalam bukunya Basics of Qualitative Research bahwa penelitian social harus menggunakan pendekatan kulitatif . Menurut Anselm 1998: 9-10 hal ini
dilakukan dengan alasan: peneliti harus turun kelapangan untuk menemukan apa yang sebenarnya
terjadi, b relevansi teori didasarkan pada data untuk pengembangan disiplin dan untuk aksi social, c kompleksitas fenomena dan tindakan manusia, d
keyakinan bahwa manusia adalah actor yang mengambil peran aktif dalam merespon suatu situasi problematic, e keasadaran bahwa manusia bertindak
atas dasar makna, f pengertian bahwa makna didefinisikan dan definisikan ulang melalui interaksi, g suatu kepekaan terhadap alam akan mengungkap
suatu peristiwa, h suatu kesadaran akan keterkaitan antara kondisi struktur, tindakan proses dan konsekuensi.
Berdasarkan beberapa alasan diatas, peneliti mempergunakan pendekatan kualitataif dalam meneliti konflik kerusuhan pasca pilkada di Kabupaten Tuban
tahun 2006. Adapun strategi yang penulis lakukan adalah dalam bentuk case study studi kasus dimana menekankan pada sebuah peristiwa, oleh sekelompok
individu dan dalam waktu dan aktifitas tertentu.
69
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian