Lifamatola dikedalaman sill 1940 m, Arlindo bergerak ke luar menuju bagian timur Samudera Hindia melalui selat sepanjang rangkaian pulau-pulau Sunda
Kecil seperti Selat Ombai kedalaman sill 350 m, Selat Lombok 300 m, Laut Timor 1890 m Ffield and Gordon 1992; Gordon 2001.
Sumber : Gordon, et al., 2008
Gambar 2. Arus lintas Indonesia Kompleksitas geografi dengan selat-selat yang sempit, basin yang dalam
menyebabkan lintasan Arlindo memiliki lintasan yang komplek pula. Hal ini mengakibatkan massa air mengalami modifikasi melalui percampuran, upwelling
dan fluks udara-laut sebelum bergerak ke menuju Samudera India. Arus Katulistiwa UtaraNorth Equatorial Current AKU membawa massa air asal
Pasifik Utara sedangkan Arus Katulistiwa SelatanSouth Equatorial Current AKS membawa massa air asal Pasifik Selatan ke bagian barat Samudera Pasifik
kemudian masuk ke perairan timur Indonesia. Pada Musson Barat Laut musim barat AKU yang berada kira-kira 9ºLU bergerak ke barat menuju Filipina, AKU
bercabang dua menjadi Arus Mindanao Mindanao Current, yakni arus yang bergerak ke arah selatan sepanjang pantai timur Mindanao dan arus yang berbelok
ke arah utara menjadi pemasok awal Arus Kuroshio.
11.6 1.1
2.6 7.5
9.2 2.5
1.5
1.7 4.3
4.5 11.6
2.6. 9.2
1.7 4.9
2.3 Keadaan Umum Perairan Selat Makasar 2.3.1 Transpor Massa Air di Perairan Selat Makasar
Kondisi oseanografi Perairan Selat Makasar merupakan bagian dari Perairan Indonesia yang mentransfer massa air hangat dan bersalinitas rendah dari
Samudera Pasifik menuju Samudera India. Oleh karena itu perairan Indonesia memegang peranan penting secara integral dalam sirkulasi termohalin global dan
fenomena iklim Sprintall et al. 2000; Gordon 2001. Bahang dan massa air yang
bersalinitas rendah yang dibawa oleh Arus Lintas Indonesia Arlindo berdampak terhadap perimbangan parameter bahang dan salinitas di kedua samudera.
Letak geografis perairan Selat Makasar yang memanjang dari arah utara selatan, dan sepanjang tahun secara umum transpor massa air permukaan tidak
mengalami perubahan arah, yaitu dari utara ke selatan kecuali pada bagian selatan yakni pada daerah pertemuan antara massa air Laut Jawa, Laut Flores dan perairan
Selat Makasar bagian Selantan. Pada bagian ini tampak nyata perubahan transpor massa air permukaan yang sesuai dengan angin muson. Selama Muson Timur
massa air dari Laut Flores bertemu dengan air yang keluar dari Selat Makasar dan mengalir bersama ke Laut Jawa. Dalam kondisi ini banyak massa air pada lapisan
permukaan akan terangkut dan bergerak ke barat, berakibat muncul „ruang kosong‟ di permukaan yang memungkinkan massa air lapisan bawah naik untuk
mengisinya. Namun demikian karena kecepatan menegak air relatif kecil 5 x 10
-4
cmdetik, maka disimpulkan bahwa peristiwa penaikan massa air di daerah ini tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap pola air Illahude 1970.
Transpor maksimum pada berbagai lokasi seperti Selat Makasar, Selat Lombok, Selat Ombai, Laut Sawu dan dari Laut Banda ke Samudera India terjadi pada saat
bertiupnya angin muson tenggara antara Juli – September dan minimum saat
muson barat laut antara Nopember – Februari Meyers et al. 1995; Gordon and
McClean 1999; Molcard et al. 1996; Hautala et al. 2001. Pada Muson Barat massa air dari Laut Jawa bertemu dengan massa air yang keluar dari Selat
Makasar dan mengalir bersama ke arah Laut Flores. Puncak transpor maksimum Arlindo di gerbang masuk dan keluar
diperkirakan terjadi pada waktu yang berbeda sehingga diduga terjadi penyimpanan massa air di perairan Indonesia Ffield and Gordon 1992. Di