Sirkulasi massa air ini disebut sirkulasi massa air dalam, sedangkan sistem peredaran massa air permukaan dimulai ketika kekosongan yang disebabkan oleh
tenggelamnya massa air di Samudera Atlantik bagian utara diisi oleh massa air yang berasal dari Samudera Hindia bagian selatan. Selanjutnya kekosongan massa
air di lapisan atas Samudera Hindia akan menyebabkan massa air Samudera Pasifik mengalir ke Samudera Hindia melalui perairan Indonesia bagian timur
yang dikenal dengan Arlindo.
2.2 Lintasan Arlindo
Pada Gambar 2. diperlihatkan lintasan Arlindo tanda panah hitam massa air yang berasal dari termoklin Pasifik Utara, tanda panah abu-abu adalah massa
air yang berasal dari termoklin Pasifik Selatan dan panah putus-putus sirkulasi massa air permukaan Laut Jawa akibat pengaruh musim. Besarnya transpor
dinyatakan dalam Sv 1 Sv = 10
6
m
3
s
-1
, angka warna hitam menunjukkan nilai transpor. Nilai massa transpor di Selat Makassar tahun 1997 Gordon and
McClean 1999; Susanto and Gordon 2005, Selat Lombok dari Januari 1985 –
Januari 1986, Laut Timor antara Timor dan Australia diukur pada Maret 1992 –
April 1993 Molcard et al. 1996, Selat Ombai bagian utara Timor dan Pulau Alor Desember 1995
– Desember 1996. Massa air pada kedalaman lebih besar dari 1500 m yang melintasi Selat Lifamatola berdasarkan pengukuran current
meter selama 3,5 bulan di awal tahun 1985 menuju Laut Banda diperkirakan sebesar 1,5 Sv van Aken et al. 1988. Perkiraan nilai transpor ini kemudian di
revisi menjadi 2,5 Sv van Aken et al. 2009. Angka warna merah menunjukkan massa air transpor selama periode INSTANT tahun 2004-2006. Di Selat
Lifamatola, angka warna hijau adalah massa air transpor selama INSTANT pada kedalaman lebih besar dari 1250 m, yang mewakili massa air ke Laut Seram dan
Laut Banda
Gordon et al. 2010.
Sumber utama Arlindo adalah massa air termoklin Pasifik Utara yang mengalir melalui Selat Makassar dikedalaman sill 650 m, masuk ke Laut Flores
dan Laut Banda. Selanjutnya kontribusi Arlindo dari massa air termoklin yang lebih dangkal dan massa air perairan dalam yang berasal dari Pasifik Selatan
masuk ke perairan Indonesia melalui rute bagian timur yaitu Laut Maluku dan Laut Halmahera dengan massa air yang lebih tinggi densitasnya melintasi Selat
Lifamatola dikedalaman sill 1940 m, Arlindo bergerak ke luar menuju bagian timur Samudera Hindia melalui selat sepanjang rangkaian pulau-pulau Sunda
Kecil seperti Selat Ombai kedalaman sill 350 m, Selat Lombok 300 m, Laut Timor 1890 m Ffield and Gordon 1992; Gordon 2001.
Sumber : Gordon, et al., 2008
Gambar 2. Arus lintas Indonesia Kompleksitas geografi dengan selat-selat yang sempit, basin yang dalam
menyebabkan lintasan Arlindo memiliki lintasan yang komplek pula. Hal ini mengakibatkan massa air mengalami modifikasi melalui percampuran, upwelling
dan fluks udara-laut sebelum bergerak ke menuju Samudera India. Arus Katulistiwa UtaraNorth Equatorial Current AKU membawa massa air asal
Pasifik Utara sedangkan Arus Katulistiwa SelatanSouth Equatorial Current AKS membawa massa air asal Pasifik Selatan ke bagian barat Samudera Pasifik
kemudian masuk ke perairan timur Indonesia. Pada Musson Barat Laut musim barat AKU yang berada kira-kira 9ºLU bergerak ke barat menuju Filipina, AKU
bercabang dua menjadi Arus Mindanao Mindanao Current, yakni arus yang bergerak ke arah selatan sepanjang pantai timur Mindanao dan arus yang berbelok
ke arah utara menjadi pemasok awal Arus Kuroshio.
11.6 1.1
2.6 7.5
9.2 2.5
1.5
1.7 4.3
4.5 11.6
2.6. 9.2
1.7 4.9