Dana Alokasi Umum DAU

2.3 Dana Perimbangan

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBD yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri dari bagi hasil pajakbukan pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus.

2.3.1 Bagi Hasil Pajak

Bagi hasil pajak adalah bagian daerah yang berasal dari pendapatan pajak bumi dan bangunan PBB, pendapatan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan BPHTB, pajak penghasilan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, dan PPh Pasal 21 orang pribadi termasuk PPh pasal 21, dan lain-lain.

2.3.2 Bagi Hasil Bukan Pajak

Pendapatan bagi hasil bukan pajaksumber daya alam berasal dari pendapatan sumber daya alam kehutana, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.

2.4 Dana Alokasi Umum DAU

Menurut Undang-undang no 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah bahwa yang dimaksud dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah adalah suatu sistem pembiayaan pemerintah dalam rangka negara kesatuan yang mencakup pembagian keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta pemerataan antar daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewenangan serta tata cara penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan pengawasan keuanganya. Sri Nawatmi, 2006 Dana perimbangan yang diperoleh pemerintah daerah terdiri dari dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana bagi hasil. Dana perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat ini sesungguhnya berasal dari dana yang dikumpulkan dari bagian hasil penerimaan PBB dan bea perolehan hak atas bumi dan bangunan. Dana alokasi umum merupakan jenis transfer dana antar tingkat pemerintahan yang tidak terikat dengan program pengeluaran tertentu. Dana alokasi umum ini dimaksudkan untuk menggantikan transfer berupa subsidi daerah otonom dan inpres. Adapun tujuan dari transfer ini adalah untuk menutup kesenjangan fiskal fiscal gap dan pemerataan kemampuan fiskal antara daerah dan pusat dan antar daerah. Sehingga dana alokasi umum tiap daerah tidak akan sama besa rnya. Daerah yang mempunyai pendapatan asli daerah rendah akan mendapatkan dana alokasi umum yang tinggi, dan begitu juga sebaliknya daerah yang mempunyai pendapatan asli daerah tinggi akan mendapatkan dana alokasi umum yang rendah. Menurut Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, jumlah keseluruhan dana alokasi umum ditetapkan sekurang -kurangnya 26 dari pendapatan dalam negeri netto yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Dana alokasi umum suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar. Celah fiskal dihitung berdasarkan kebutuhan fiskal daerah dikurangi dengan kapasitas fiskal daerah, sementara alokasi dasar dihitung berdasar jumlah pegawai negeri sipil daerah . Proporsi dana alokasi umum antara daerah Propinsi dan KabupatenKota ditetapkan berdasarkan imbangan kewenangan antara Propinsi dan KabupatenKota. Penyaluran dana alokasi umum dilaksanakan tiap bulan masing -masing sebesar 112 dari dana alokasi umum daerah yang bersangkutan. Formula DAU menggunakan pendekatan celah fiskal fiscal gap yaitu selisih antara kebutuhan fiskal fiscal needs dikurangi dengan kapasitas fiskal fiscal capacity derah dan Alokasi Dasar AD berupa jumlah gaji PNS daerah. Rumus formula DAU : DAU = Alokasi Dasar AD + Celah Fiskal CF Dimana : AD : Gaji PNS daerah CF : Kebutuhan Fiskal – Kapasitas Fiskal Alokasi Dasar AD dihitung berdasarkan realisasi pembayaran gaji PNS masing-masing daerah perbulan, yang besarannya telah disesuaikan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut : 1. gaji rata-rata 15 2. Kenaikan tunjangaan jabatan fungsional tertentu rata-rata 10 3. Kenaikan tunjangan jabatan struktural untuk eselon III, IV dan V 4. Pemberian tunjangan fungsional umum bagi pegawai yang tidak menduduki jabatan 5. Pemberian gaji bulan ke-13 6. Gaji untuk CPNS Formasi tahun 2005 yang telah ditetapkan oleh Menpan Komponen variabel kebutuhan fiskal yang digunakan untuk pendekatan penghitungan kebutuhan daerah terdiri dari : jumlah penduduk, luas wilayah. Indeks pembangunan manusia IPM, indeks kemahalan kontruksi IKK, dan Produk Domestik Regional Bruto PDRB per kapita. Formula kebutuhan fiskal : KbF = TBR α 1 IP + α 2 IW + α 3 IPM + α 4 IKK + α 5 IPDRB Dimana : TBR : Total Belanja Rata-rata APBD IP : Indeks Jumlah Penduduk IW : Indeks Luas Wilayah IPM : Indeks Pembangunan Manusia IKK : Indeks Kemahalan Kontruksi IPDRB kap : Indeks Produk Domestik Regional Bruto per kapita α : Bobot Indeks Sedangkan komponen variabel kapasitas fiskal yang merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Bagi Hasil DBH. KpF = PAD + DBH Pajak + DBH SDA Dimana : PAD : Pendapatan Asli Daerah DBH Pajak : Dana Bagi Hasil dan Penerimaan Pajak DBH SDA : Dana Bagi Hasil dari Penerimaan Sumber Daya Alam

2.5 Dana Alokasi Khusus

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pendapatan lain-lain yang Dianggap Sah Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah : Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara.

7 108 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 46 101

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Langsung Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi

1 37 98

Pengaruh Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) Pada Pemerintahan Kota Tanjung Balai

2 42 103

Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Dalam Belanja Pemerintah Kota Di Sumatera Utara

3 30 131

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 36 72

The influence of original local government revenues, general allocation funds and special allocation funds to local government expenditures

0 12 99