Komponen Proses Pembelajaran Tujuan dan Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Buku Guru Kelas V 60 Pura Satya Loka Arcana, Ciangsana, Gunung Putri, Bogor 61 Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Bab IV Dalam kurikulum 2013 pembelajaran di Kompetensi Inti KI terdiri atas empat dimensi yang satu sama lain terkait, terdiri atas sikap beragama, sikap personal dan sosial, pengetahuan, dan penerapan pengetahuan masing-masing disebut sebagai KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4. Keempat dimensi tersebut memiliki posisi yang berbeda dalam proses pembelajaran di mana KI 1 dan KI 2 dikembangkan dalam proses pendidikan di setiap kegiatan di sekolah kelas dan luar sekolah dengan pendekatan pembelajaran tidak langsung. Sedangkan KI 3 dan KI 4 dikembangkan oleh mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam pendekatan pembelajaran langsung. Pem-belajaran tidak langsung: yaitu melalui pembiasaan-pembiasaan baik melalui perilaku sehari-hari baik di rumah, lingkungan masya- rakat, maupun di lingkungan sekolah, dalam buku ini tertuang di bab I dan bab II.

A. Materi Pelajaran Mantram Dainika Upasana

Kompetensi Inti: 1. Memahami, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Kompetensi Dasar: 1.1. Membiasakan mengucapkan salam agama Hindu. 1.2. Membiasakan mengucapkan Dainika Upasana doa sehari-hari. Berdasarkan Materi Desain Pembelajaran Buku Guru Kelas V 62 Petunjuk Guru Pada bab ini hendaknya Guru menanamkan nilai-nilai spiritual berupa pembiasaan-pembiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari, pada bagian ini dalam kegiatan pembelajarannya selalu diawali dengan mengucapkan salam agama Hindu yakni Om Svastyastu, selanjutnya mengucapkan gayatri mantram atau melakukan puja Tri Sandhya dipimpin peserta didik secara bergantian sesuai nomor urut absensi. Kemudian sebelum memulai pembelajaran pendidik mengajak peserta didik mengucapkan mantram Guru Puja, serta guru mengamati dan memberikan penilaian sikap religius dan so- sial yaitu seperti menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi Ahimsa, berperilaku jujur Satya, sopan dalam bertingkah laku, menghargai dan menghormati antarsesama Tat Tvam Asi, dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan materi Dainika Upasana. Semua agama memiliki kata salam yang wajib kita hormati bersama. Bagi kita umat Hindu memiliki salam pertemuan atau salam pembukaan yaitu Om Swastyastu dan salam penutup yaitu Om Śãntih, Śãntih, Śãntih, Om keduanya memiliki arti tertentu yang wajib kita pahami bersama. Om Swastyastu artinya semoga dalam keadaan selamat atas lin- dungan Sang Hyang Widhi WasaTuhan Yang Maha Esa. Om Śãntih, Śãntih, Śãntih, Om, artinya semoga selalu damai di hati, damai di dunia, dan damai selamanya. Om Swastyastu digunakan di saat awal pembicaraan agar selalu mendapat tuntunan dari Sang Hyang Widhi Wasa. Sedangkan Om Śãntih, Śãntih, Śãntih, Om diucapkan sebagai penutup atau meng- akhiri setiap pertemuan. Tri Sandhya artinya tiga kali sembahyang dalam satu hari yang wajib dilakukan oleh umat Hindu, yaitu pagi hari jam 06.00, siang hari jam 12.00, dan sore hari pukul. 18.00. Tata urutan dalam pelaksanaan Tri sandhya yaitu Asana, Prana- yama, Sarira SudhaKarasodhana, Amusti karana dan Puja Tri Sandhya. Tri Sandhya bait pertama disebut Gayatri Mantra. Tri Sandhya bait pertama, kedua, dan ketiga mengandung arti pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi Wasa. Bait ke empat, ke lima dan ke enam mengandung arti permohonan pengampunan kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Sikap dalam Tri Sandhya ada 4 yaitu: Padāsana, PadmāsanaSilāsana, Bhajrāsana, dan Sawāsana.