27 17 22 38 70 100.0 32 48 Pengaruh Faktor Individu, Keluarga, dan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

Jenis pekerjaan orangtua. Dari Tabel 25, dapat dilihat bahwa dalam setiap kategori pekerjaan orangtua, pola asuh belajarnya lebih banyak berada dalam kategori baik. Hasil uji korelasi tidak menunjukkan adanya hubungan antara jenis pekerjaan orangtua dengan pola asuh belajar ayah:r s = -0.03, p- value0.05; ibu:r s = -0.041, p-value0.05. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa aspek pekerjaan orangtua pada akhirnya akan berpengaruh kepada kondisi ekonomi atau pendapatan keluarga. Jenis pekerjaan yang memberikan pendapatan yang lebih baik diharapkan akan membuat pola asuh belajar yang diberikan orangtua dalam hal pemberian fasilitas belajar pun semakin baik. Karena salah satu hal yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk meningkatkan prestasi belajar anak adalah dengan menyediakan fasilitas belajar. Hal ini akan mudah dipenuhi apabila tingkat pendapatan orangtua semakin tinggi karena jenis pekerjaan yang digelutinya semakin baik. Tabel 25 Sebaran pola asuh belajar menurut jenis pekerjaan orangtua Pekerjaan Pola asuh belajar Total Sedang Baik n n n Ayah Wiraswasta 3 11.1 24

88.9 27

100.0 Pegawai swasta 8 17.8 37 82.2 45 100.0 PNS 2 11.8 15

88.2 17

100.0 ABRIPolisi 0.0 1 100.0 1 100.0 Total 13 14.4 77 85.6 90 100.0 Ibu Wiraswasta 0.0 24 100.0 24 100.0 Pegawai swasta 4 18.2 18

81.8 22

100.0 PNS 2 33.3 4 66.7 6 100.0 IRT 7 18.4 31

81.6 38

100.0 Total 13 14.4 77 85.6 90 100.0 Tingkat pendapatan orangtua. Dari Tabel 26 dan 27, dapat dilihat bahwa pola asuh belajar pada setiap rentang pendapatan orangtua berada pada kategori sedang dan baik. Pada ayah maupun ibu, pola asuh belajar di masing- masing rentang pendapatan lebih banyak berada dalam kategori baik. Hasil uji korelasi tidak menunjukkan adanya hubungan antara pendapatan utama ayah, pendapatan utama ibu, dan pendapatan tambahan ibu dengan pola asuh belajar. Namun, terdapat hubungan antara tingkat pendapatan tambahan ayah dengan pola asuh belajar. Tabel 26 Sebaran pola asuh belajar menurut tingkat pendapatan ayah Pendapatan ayah Pola asuh belajar Total Sedang Baik n n n Utama ≤ 2500000 2 13.3 13 86.7 15 100.0 2500001-5000000 2 10.5 17 89.5 19 100.0 5000001-7500000 5 25.0 15 75.0 20 100.0 7500001-10000000 4 18.2 18 81.8 22 100.0 10000000 0.0 14 100.0 14 100.0 Total 13 14.4 77 85.6 90 100.0 Tambahan tidak memiliki pendapatan 11 15.7 59

84.3 70 100.0

≤ 2500000 0.0 4 100.0 4 100.0 2500001-5000000 2 20.0 8 80.0 10 100.0 5000001-7500000 0.0 2 100.0 2 100.0 7500001-10000000 0.0 1 100.0 1 100.0 10000000 0.0 3 100.0 3 100.0 Total 13 14.4 77 85.6 90 100.0 Tabel 27 Sebaran pola asuh belajar menurut tingkat pendapatan ibu Pendapatan ibu Pola asuh belajar Total Sedang Baik n n n Utama tidak memiliki pendapatan 6 18.8 26

81.3 32

100.0 ≤ 2500000 3 13.6 19

86.4 22

100.0 2500001-5000000 1 3.8 25 96.2 26 100.0 5000001-7500000 3 30.0 7

70.0 10

100.0 Total 13 14.4 77 85.6 90 100.0 Tambahan tidak memiliki pendapatan 10 12.3 71

87.7 81

100.0 ≤ 2500000 2 40.0 3

60.0 5

100.0 2500001-5000000 1 33.3 2 66.7 3 100.0 5000001-7500000 0.0 1 100.0 1 100.0 Total 13 14.4 77 85.6 90 100.0 Pada kelompok ayah yang memiliki pendapatan tambahan tinggi, pola asuh belajarnya semakin baik. Hal ini didukung oleh hasil uji korelasi yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pendapatan tambahan ayah dengan pola asuh belajar r s =0.310, p-value≤0.01. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan tambahan ayah maka pola asuh belajar yang diberikan akan semakin baik. Diduga dengan pendapatan tambahan ayah yang semakin tinggi, maka alokasi dana yang tersedia untuk menyediakan fasilitas belajar bagi anak akan lebih besar, sehingga fasilitas belajar yang disediakan akan lebih baik. Selain itu, orangtua cenderung akan memilihkan sekolah untuk anaknya yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan sekolah lainnya, walaupun harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal. Hubungan persepsi siswa terhadap pembelajaran di sekolah dengan kepuasan siswa terhadap pembelajaran di sekolah Dari Tabel 28, dapat dilihat bahwa kepuasan siswa terhadap pembelajaran di sekolah dalam setiap kategori persepsi siswa terhadap pembelajaran di sekolah lebih banyak berada dalam kategori baik puas. Terlihat kecenderungan bahwa kepuasan lebih baik dimiliki oleh siswa yang persepsinya lebih baik. Hal ini didukung oleh hasil uji korelasi yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif r s =0.525, p-value≤0.01 antara persepsi siswa terhadap pembelajaran di sekolah dengan kepuasan siswa terhadap pembelajaran di sekolah. Hal ini berarti bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap pembelajaran di sekolah, maka kepuasan siswa terhadap pembelajaran di sekolah pun akan semakin meningkat. Persepsi yang semakin baik akan membuat siswa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan hubungan dengan orang-orang yang berada di sekolah pun cukup baik, sehingga pada akhirnya kepuasan siswa terhadap pembelajaran di sekolah pun akan semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Samdal et al 1998 yang menunjukkan bahwa hubungan baik dengan guru dan teman akan menurunkan resiko stres sehingga meningkatkan kepuasan siswa terhadap sekolah. Tabel 28 Sebaran kepuasan siswa terhadap pembelajaran di sekolah menurut persepsi siswa terhadap pembelajaran di sekolah Persepsi siswa terhadap pembelajaran di sekolah Kepuasan siswa terhadap pembelajaran di sekolah Total Cukup puas Puas n n n Sedang 14 35.0 26

65.0 40

100.0 Baik 3 6.0 47 94.0 50 100.0 Total 17 18.9 73 81.1 90 100.0 Hubungan karakteristik individu dengan motivasi belajar Jenis kelamin. Dari Tabel 29, dapat dilihat bahwa pada anak laki-laki dan perempuan, motivasi belajarnya lebih banyak berada dalam kategori baik. Terdapat kecenderungan bahwa motivasi belajar lebih baik pada anak perempuan dibanding dengan anak laki-laki. Namun, hasil uji korelasi tidak menunjukkan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi belajar r s =0.102, p-value0.05. Diduga, ada faktor lain yang lebih mempengaruhi motivasi belajar daripada jenis kelamin, misalnya usia. Tabel 29 Sebaran motivasi belajar menurut jenis kelamin Jenis kelamin Motivasi belajar Total Sedang Baik n n n Laki-laki 12 28.6 30 71.4 42 100.0 Perempuan 8 16.7 40

83.3 48

100.0 Total 20 22.2 70 77.8 90 100.0 Usia. Dari Tabel 30, dapat dilihat bahwa dalam setiap rentang usia contoh, motivasi belajar lebih banyak berada dalam kategori baik. Terlihat kecenderungan bahwa pada usia yang semakin muda, persentase motivasi belajar kategori baiknya semakin banyak. Hal ini sesuai dengan hasil uji korelasi yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif r s = -0.412, p-value≤0.01 antara usia dengan motivasi belajar. Hal ini berarti bahwa semakin muda usia contoh maka motivasi belajarnya akan semakin baik. Diduga, anak dengan usia lebih muda cenderung ingin lebih banyak tahu mengenai hal-hal baru. Selain itu, hasil uji statistik menyatakan bahwa pola asuh belajar yang diterapkan orangtua semakin baik dengan semakin mudanya usia, sehingga hal ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Tabel 30 Sebaran motivasi belajar menurut usia contoh Usia tahun Motivasi belajar Total Sedang Baik n n n 9.1-10 2 7.4 25

92.6 27

Dokumen yang terkait

Hubungan pergaulan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS (studi penelitian di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan)

0 9 131

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Kepatuhan Siswa Mentaati Tata Tertib Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD N 01 Gedongan Tahun 2014/2015.

0 4 13

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Atas Negeri

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Kecerdasan Linguistik Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar.

1 3 18

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM ORGANISASI DI SEKOLAH DAN GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Keaktifan Siswa dalam Organisasi di Sekolah dan Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika.

0 1 15

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA.

5 13 46

PENGARUH SEKOLAH SEBAGAI ORGANISASI PEMBELAJARAN DAN KETERTARIKAN SISWA PADA SEKOLAH TERHADAP PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR SISWA.

0 0 44

Pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga dan lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI.

3 12 170

Pengaruh Bimbingan Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar - Ubaya Repository

0 0 1

PENGARUH STATUS GIZI DAN TONSILITIS KRONIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 8