76
3.4.4 Tes Prestasi Atlet Taekwondo SMP Putra
Data mengenai prestasi Tae Kwon Do para atlet yang ditunjukkan dengan perolehan dalam kejuaraan-kejuaraan tertentu amat sulit dibandingkan, karena
selain mutu kejuaraan itu berbeda-beda juara tingkat daerah, nasional, PON, dan internasional, juga tahun terjadinya kejuaraan-kejuaraan itu berbeda-beda
pula, hingga sulit sekali untuk diadakan pembobotan guna dapat membandingkan prestasi atlet yang satu dengan yang lain. Secara teori, satu-
satunya cara untuk dapat membandingkan prestasi para atlet itu hanyalah dengan jalan mengadakan pertandingan serempak antar masing-masing individu
itu, dan hal ini memakan waktu dan biaya yang tidak terjangkau oleh penelitian ini. Untuk mengatasi kesulitan pengukuran prestasi atlet Tae Kwon Do tersebut di
atas, penelitian ini menggunakan peringkat masing-masing atlet sebagai pencerminan variabel prestasi karena peringkat mencerminkan tingkatan mutu
permainannya. Penentuan peringkat masing-masing atlet. ini dilihat dari pencapaian prestasi tertinggi atlet itu sendiri, dalam hal ini peringkat pertama,
kedua, dan ketiga. dalam : Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 1, Juni 2006:3
Tes prestasi atlet taekwondo SMP Putra pada POPDA Kota Salatiga Tahun 2015 dilakukan dengan pengamatan pertandingan Kyorugi pada kelas SMP putra
dari babak penyisihan sampai yang telah masuk final. Karena data variabel dalam penelitian ini satuan ukurannya tidak sama maka data untuk prestasi
kyorugi dilakukan dengan pengkodean koding sebagai berikut:
77
Tabel 1 Pengkodingan Nilai Hasil Pertandingan Kyorugi Jenis Babak
Skor Menang
Kalah Penyisihan
3 1
Semifinal 3
1 Final
3 1
Setiap peserta akan memainkan pertandingan dengan sistem knock out sistem gugur, yaitu jika peserta kalah pada tahap awal pun tidak dapat
melanjutkan ke tahap berikutnya, begitu selanjutnya. Jadi peserta yang masuk dalam tahap final adalah peserta yang selalu meraih hasil menang di setiap
babakpartai. Jika menang dalam satu babakpartai mendapat skor 3, jika menang 2 kali akan mendapat 6, jika menang 3 kali akan memperoleh skor 9.
Untuk atlet yang kalah memperoleh skor 1 sama disetiap babakpartai. Penilaian tersebut diatas berlaku untuk kelipatannya.
3.5 Prosedur Penelitian