PENDEKATAN SISTEM TINJAUAN PUSTAKA

21 meliputi : 1 model matematik, 2 analisis fungsi terhadap model matematik yang digunakan, 3 teori kontrol, 4 teori estimasi, dan 5 teori keputusan. Metode untuk menyelesaikan persoalan menggunakan pendekatan sistem terdiri dari beberapa tahap proses. Tahap-tahap tersebut meliputi analisis, rekayasa model, implementasi rancangan, implementasi dan operasi sistem. Setiap tahap dalam proses tersebut diikuti oleh suatu evaluasi berulang guna mengetahui apakah hasil dari masing-masing tahap telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Diagram alir metode pendekatan sistem disajikan dalam Gambar 2. Gambar 2. Tahap Pendekatan Sistem Eriyatno, 1999 22 Metodologi pendekatan sistem pada prinsipnya dilakukan melalui enam tahap analisis sebelum tahap rekayasa, meliputi: 1 analisis kebutuhan, 2 identifikasi sistem, 3 formulasi masalah, 4 pembentukan alternatif sistem, 5 determinasi dari realisasi fisik, dan 6 penentuan kelayakan ekonomi dan finansial. Langkah pertama sampai keenam umumnya dilakukan dalam satu kesatuan kerja yang disebut sebagai analisis sistem. Model tahap analisis sistem disajikan dalam Gambar 3. Gambar 3. Tahapan Analisis Sistem Eriyatno, 1999 23

III. METODOLOGI

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Dari berbagai gambaran mengenai kinerja industri gula menunjukkan bahwa saat ini dibutuhkan upaya-upaya bagi peningkatan kinerja industri gula nasional. Industri gula menghadapi berbagai masalah teknis produksi yang berkaitan dengan rendahnya tingkat produktivitas, dan masalah-masalah manajemen yang berkaitan dengan efisiensi penyelenggaraan industri gula, selain masalah-masalah sosial kelembagaan lainnya. Upaya-upaya peningkatan kinerja tersebut bermuara pada cara memperbaiki dan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan efisiensi manajemen penyelenggaraan pabrik gula.

B. PENDEKATAN SISTEM

Metode yang digunakan dalam penyusunan sistem penilaian cepat kinerja industri gula adalah pendekatan sistem. Tahapan dalam pendekatan sistem meliputi: 1 analisis kebutuhan antar pelaku, 2 formulasi permasalahan, 3 identifikasi sistem, 4 permodelan sistem, 5 verifikasi dan validasi model serta 5 implementasi model. 1. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan tahap awal dari pengkajian suatu sistem. Dalam tahap ini dicari secara selektif apa saja yang dibutuhkan dari masing-masing pelaku yang terlibat dalam sistem. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ada atau yang akan terjadi. Aktor pelaku yang telibat dalam sistem produksi gula adalah pihak pabrik gula PG, petani tebu rakyat, pemerintah, lembaga penelitian dan asosiasi pergulaan. Analisis kebutuhan dari masing-masing aktor adalah sebagai berikut: 1. Pihak PG  Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam PG dengan cepat  Meningkatkan produktivitas PG 24  Meningkatkan pendapatan PG meningkat  Mendapat pasokan bahan baku yang baik  Kontinuitas pasokan bahan baku terjaga. 2. Pemerintah  Meningkatkan produktivitas gula nasional  Mencukupi kebutuhan gula dalam negeri  Mendapatkan input yang akurat untuk menyusun kebijakan pergulaan nasional yang tepat. 3. Lembaga Penelitian atau Asosiasi Pergulaan  Mengetahui masalah-masalah yang terjadi di dalam PG-PG di Indonesia  Mendapatkan input yang akurat untuk menyusun program kerja. Hasil analisis kebutuhan diperlukan untuk menentukan kebutuhan- kebutuhan mana saja yang dapat dipenuhi oleh sistem yang dikembangkan. Hasil analisis kebutuhan selanjutnya digunakan sebagai input untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sistem. 2. Formulasi Permasalahan Formulasi permasalahan merupakan tahapan untuk merumuskan permasalahan yang dihadapi berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang telah diidentifikasi dari masing-masing aktor. Untuk meningkatkan kinerja industri gula, pelaku dalam PG perlu meningkatkan efisiensi PG dengan cara meningkatkan efisiensi teknis dan efisiensi manajemen. Hal ini berarti para pelaku industri gula perlu menerapkan standar pengelolaan bagi PG. Karena saat ini belum ada standar nasional pengelolaan industri gula maka perlu disusun standar pengelolaan PG yang dapat diterapkan secara nasional. Agribisnis gula paling tidak meliputi empat subsistem, yaitu: subsistem pasar input, subsistem usahatani on farm, subsistem pabrikasi 25 off farm dan subsistem pasar produk output. Untuk meningkatkan kinerja industri gula, standar pengelolaan PG seharusnya disusun mencakup seluruh subsistem tersebut. Namun karena kompleksnya masalah pergulaan, maka saat ini penyusunan standar perlu diprioritaskan pada kegiatan pabrikasi terlebih dahulu. Dengan pengelolaan pabrikasi PG yang baik, kedepan diharapkan akan dapat menarik dan meningkatkan kinerja sektor off-farm dan juga output. 3. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Identifikasi sistem dilakukan dengan menghubungkan antara pernyataan-pernyataan masalah dengan kebutuhan-kebutuhan aktor yang terlibat dalam sistem. Identifikasi sistem bertujuan untuk mencari pemecahan terbaik dari permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya hasil identifikasi sistem digambarkan dalam sebuah diagram input-output. Diagram input-output Model Penilian Cepat Kinerja Industri Gula digambarkan dalam diagram pada Gambar 4. Output dikehendaki merupakan pemecahan dari pemenuhan kebutuhan spesifik yang diperoleh pada tahap analisis kebutuhan. Output tak dikehendaki adalah hasil samping yang dapat timbul bersamaan dengan output yang dikehendaki. Oleh kerena itu sistem penilaian kinerja industri gula harus dapat berperan dalam mengukur kinerja yang dihasilkan sistem PG apakah telah sesuai dengan standar yang diharapkan.