PENGUKURAN KINERJA TINJAUAN PUSTAKA
16 c. Melibatkan karyawan dalam proses desain dan implementasi sistem
pengukuran kinerja. Salah satu fungsi penting pengukuran kinerja adalah untuk mengurangi
atau menghilangkan variasi yang terjadi di dalam proses atau produk kerja. Target pengukuran kinerja adalah sampai pada tahap pengambilan keputusan
tindakan atau perbaikan proses dan outputnya. Keuntungan pengukuran kinerja adalah :
a. Mengetahui apakah proses atau produk telah sesuai dengan permintaan konsumen.
b. Membantu mengetahui masalah dan keadaan yang terjadi di dalam proses.
c. Membantu mengambil keputusan berdasarkan fakta. d. Mengatahui peningkatan-peningkatan aktual yang terjadi.
2. Ukuran Kinerja Ukuran kinerja tersusun atas nilai dan satuan.
Nilai berfungsi untuk menunjukkan besar atau jarak, dan satuan berfungsi untuk memberi arti pada nilai.
Ukuran-ukuran kinerja selalu berhubungan dengan target objective dan tujuan goal.
Secara umum ukuran kinerja dapat dikelompokkan menjadi enam kategori:
1. Efektivitas
: karakteristik proses
yang menunjukkan
derajat pemenuhan output atau proses terhadap permintaan
spesifikasi. 2.
Efisiensi : karakteristik yang menunjukkan derajat di mana proses
menghasilkan output pada tingkat biaya minimum. 3.
Kualitas : derajat di mana produk atau pelayanan sesuai dengan
keinginan dan harapan pelanggan. 4.
Timeliness : menunjukkan ketepatan waktu, yaitu ukuran apakah
sebuah unit kerja telah dikerjakan dengan benar dan tepat waktu.
17 5.
Produktivitas: ukuran besarnya nilai tambah yang dihasilkan proses dibagi dengan jumlah modal dan tenaga kerja yang
dikonsumsi. 6.
Keamanan : keseluruhan ukuran aspek kesehatan dari organisasi
dan lingkungan kerja untuk karyawan. Hasil pengukuran kinerja diperlukan untuk mengontrol suatu aktivitas atau
proses, tanpa pengukuran yang akurat dan terpercaya maka kita tidak akan dapat membuat keputusan dengan baik. Terdapat tiga dasar teknik pengukuran kinerja
BPM-SIG, 1995, yaitu: 1. Perencanaan dan pengembangan standar operasi yang akan dicapai
2. Pendeteksian penyimpangan deviasi terhadap ukuran kinerja yang telah ditetapkan
3. Memperbaiki kinerja proses sehingga kembali memenuhi tingkat standar kinerja yang telah ditetapkan
Prinsip-prinsip dan
dasar teknik
pengukuran kinerja
selanjutnya dijabarkan
dalam pedoman
guideline langkah-langkah
umum proses
pengembangan sistem pengukuran kinerja. Pedoman berikut merupakan pedoman umum proses pengembangan sistem pengukuran kinerja yang disusun oleh
BPM-SIG 1995: 1. Identifikasi aliran proses
2. Identifikasi aktivitas kritis 3. Mengembangkan standar atau tujuan kinerja yang ingin dicapai
4. Mengembangkan ukuran kinerja 5. Identifikasi bagian yang bertanggung jawab dalam proses pengukuran
kinerja 6. Mengumpulkan data
7. Analisis atau melaporkan kinerja aktual 8. Membandingkan kinerja aktual dengan tujuan atau standar
9. Identifikasi apakah diperlukan tindakan perbaikan, dan 10. Tindakan perbaikan jika diperlukan.
Menurut BPM-SIG 1995, langkah-langkah yang telah dikembangkan tersebut bukanlah suatu kerangka kerja yang bersifat mutlak, setiap organisasi dapat
18 memodifikasi dan mengembangkan kerangka tersebut sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.
3. Teknik Pengukuran Kinerja Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran
kinerja industri secara cepat adalah teknik “studi kapabilitas jangka pendek short term capability study”. Studi kapabilitas jangka pendek merupakan dasar dari
statistical process control SPC dan manajemen kualitas total TQM. Studi ini berguna untuk mempelajari kondisi suatu proses seiring berjalannya waktu apakah
tetap akurat dan tetap berada dalam spesifikasi standar yang telah ditentukan Alsup dan Watson, 1993.
Studi kapabilitas jangka pendek dapat digunakan untuk menentukan ukuran tingkat penyimpangan sistem measurement system
error dan ukuran kapabilitas suatu mesin atau proses dalam memenuhi standar. Menurut Alsup dan Watson 1993, studi kapabilitas jangka pendek
dilakukan karena beberapa alasan sebagai berikut: 1. Terlalu banyak inspeksi yang diperlukan
2. Menentukan ukuran penyimpangan dengan cepat 3. Menemukan penyebab khusus dari masalah kontrol dengan cepat
4. Menemukan sumber-sumber penyimpangan sistem dengan cepat 5. Mengurangi waktu dan biaya studi.
Terdapat empat langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan studi kapabilitas jangka pendek:
1. Mengumpulkan data 2. Kalkulasi data
3. Analisis hasil 4. Melakukan tindakan berdasarkan hasil.
Salah satu parameter sederhana yang sering digunakan dalam studi kapabilitas jangka pendek adalah akurasi Alsup dan Watson, 1993.
Dalam PBM-SIG 1995, akurasi didefinisikan sebagai kedekatan nilai pengukuran
terhadap nilai standar. Semakin kecil perbedaan antara nilai pengukuran dengan nilai standar, maka nilai tersebut akan semakin akurat. Dalam Alsup dan Watson
1993 akurasi didefinisikan sebagai perbedaan antara rata-rata data aktual
19 average dengan nilai standar true value.
Akurasi dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
TrueValue Average
Accuracy
Selanjutnya nilai akurasi yang diperoleh dibandingkan dengan rentang nilai standar kualitas yang dapat diterima acceptability. Acceptability adalah persen
maksimum variasi yang masih dapat diterima Besterfield, 1990. Nilai
acceptability biasanya ditentukan berdasarkan kontrak kerja atau karena sebagai tanggung jawab produsen.
Menurut Besterfield 1990 secara teoritis nilai acceptability dapat ditentukan berdasarkan:
1. Data historis 2. Pengalaman Empirical judgment
3. Informasi Teknik engineering information 4. Percobaan
5. Kemampuan produsen, dan 6. Keinginan konsumen.
Dalam praktek rentang nilai akseptabiltas bervariasi antara ± 0.01 sampai dengan ± 10 Besterfield, 1990. Jika akurasi masih berada dalam rentang
standar maka nilai variasi diterima, dan sebaliknya jika akurasi melebihi nilai standar maka nilai variasi tidak diterima.