implementasi sistem pengendalian intern seperti melakukan training dan konsultasi sistem pengendalian intern. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa semakin besar ukuran pemerintah daerah akan berpengaruh negatif terhadap kelemahan pengendalian intern pemerintah daerah.
2.7.4 Hubungan Kompleksitas dengan Kelemahan Pengendalian Intern
Kompleksitas pemerintah daerah merupakan tingkat diferensiasi yang ada di pemerintah daerah sehingga dapat menyebabkan konflik atau masalah dalam
pencapaian tujuan organisasi. Hal ini didasarkan pada persepsi yang berbeda di setiap individu tentang kesulitan menerima suatu tugas atau pekerjaan yang telah
diamanahkan. Selain itu, kompleksitas juga dapat disebabkan oleh struktur organisasi yang lemah. Hal ini disebabkan oleh banyaknya urusan yang menjadi
prioritas pemerintah daerah untuk menerapkan pengendalian intern pada setiap pemerintah daerah.
Kompleksitas pemerintahan daerah dapat dilihat dari lingkup dalam maupun luar organisasi. Semakin kompleks suatu organisasi dalam menjalankan
kegiatan dan memiliki area kerja yang tersebar akan semakin sulit pengendalian intern dijalankan. Organisasi menghadapi tantangan yang lebih besar dalam
mengimplementasikan pengendalian intern secara konsisten untuk setiap bagian yang berbeda. Kompleksnya jumlah segmen atau cabang organisasi pemerintah
daerah mengandung resiko kelemahan yang lebih besar dan membutuhkan pengendalian intern yang lebih canggih dan baik.
Penelitian Doyle, Ge dan Mc Vay 2007 menemukan hubungan positif antara jumlah segmen usaha atau cabang organisasi dengan kelemahan
pengendalian intern. Puspitasari 2013 dan Hartono 2014 menemukan adanya pengaruh kompleksitas terhadap kelemahan pengendalian intern. Sedangkan
Martani dan Zaelani 2011 tidak menemukan adanya pengaruh antara kompleksitas dengan kelemahan pengendalian intern.
Penelitian ini menerapkan segmen usaha atau cabang organisasi dalam suatu perusahaan menjadi jumlah SKPD Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang
dimiliki pemerintah daerah. Karena diduga banyak masalah yang timbul dari banyaknya jumlah SKPD seperti terdapap kesulitan implementasi sistem
pengendalian intern pada lingkungan SKPD yang berbeda, masalah pengawasan dari pemerintah daerah dan masalah mengenai pelaporan keuangan. Dari hasil
penelitian Doyle, Ge dan Mc Vay 2007 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah segmen atau cabang usaha, jumlah SKPD maka jumlah kelemahan
pengendalian intern akan semakin meningkat. Berdasarkan penjelasan di atas penelitian ini mengungkapkan beberapa
faktor yang diprediksi berpengaruh terhadap kelemahan pengendalian intern Pemerintah Daerah. Faktor-faktor tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi,
Pendapatan Asli Daerah, Ukuran dan Kompleksitas. Agency theory beranggapan bahwa banyak terjadi information asymmetry
antara pihak agen pemerintah yang mempunyai akses langsung terhadap informasi dengan pihak prinsipal masyarakat. Adanya information asymmetry
inilah yang memungkinkan terjadinya penyelewengan dalam pelaporan keuangan
Pemerintah Daerah. Tindak pencegahan atas hal penyelewengan adalah dengan pelaksanaan pengendalian intern Pemerintah Daerah yang baik.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
2.8 Hipotesis