2.3. Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Gunungpati 02 Semarang menunjukkan bahwa dalam proses pembelajarannya terlihat belum
efektif. Terlihat baik dari sisi guru, siswa, materi, media, iklim dan komponen pembelajaran lainnya belum saling mendukung satu sama lain dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Antara hasil dan tujuan pembelajaran yang diharapkan juga belum sesuai. Siswa yang seharusnya menjadi center of learning
belum mampu berperan secara maksimal karena proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif dalam
pembelajaran. Selain itu, guru juga kurang variatif dalam menyampaikan materi, guru masih terpaku pada metode ceramah dan kurang melibatkan siswa. Siswa
juga masih cenderung malu untuk bertanya ketika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah. Kurangnya motivasi dan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran matematika sehingga menyebabkan siswa merasa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Siswa menganggap bahwa matematika
merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga menjadi momok tersendiri bagi siswa dan menyebabkan siswa belajar dalam kondisi yang menegangkan. Siswa
juga kurang teliti dan kurang terampil dalam menyelesaikan permasalahan. Rendahnya jiwa kompetisi untuk bersaing serta rendahnya kemampuan siswa
untuk bekerjasama dalam kelompok. Hal-hal tersebut menyebabkan pembelajaran yang terjadi selama ini menjadi kurang efektif, karena antara tujuan yang
diinginkan dengan hasil yang dicapai belum sesuai. Sebagaimana terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV SDN Gunungpati 02 masih rendah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,salah satu cara yang paling tepat adalah dengan menggunakan model pembelajaran TGT. Dengan model TGT
tentunya guru juga akan menjadi lebih bervariatif dalam menyampaikan materi sebagaiman tahapan dalam TGT yang meliputi presentasi kelas, kerja kelompok,
permainan, turnamen, penghargaan kelompok. Dengan tahapan tersebut tentunya guru juga tidak akan terpaku pada metode ceramah saja. Siswa yang kurang aktif,
melalui kerja kelompok dan permainan turnamen tentunya juga akan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu, dengan adanya kerja kelompok dalam
tim juga akan meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerjasama. Siswa yang kurang terampil maupun kurang teliti dengan mengerjakan soal-soal yang
diberikan oleh guru pada saat kerja kelompok maupun turnamen tentunya juga kan meningkatkan ketelitian dan ketrampilan siswa dalam menyelesaikan
masalah. Bahkan dengan kerja kelompok tersebut tentunya siswa akan lebih berani untuk bertanya maupun berpendapat dengan sesama teman yang pada
akhirnya juga akan membiasakan mereka untuk bertanya maupun berpendapat dengan guru. Rendahnya jiwa kompetisi yang dimiliki siswa, dengan adanya
turnamen ini juga akan memaksa mereka untuk selalu bersainag dan berkompetisi dalam permainan yang diberikan guru. Selain itu, dengan adanya unsur permainan
dan penghargaan kelompok juga akan memotivasi siswa dalam belajar karena pada dasarnya model TGT ini merupakan salah satu model pembelajaran yang
sangat menyenangkan terutama untuk seusia anak SD yang masih tergolong usia bermain.
Dengan menerapkan model TGT tentunya pembelajaran juga akan menjadi lebih efektif, dimana siswa menjadi lebih aktif dan mampu berperan
sebagai center of learning dalam pembelajaran. Sehingga, dengan model TGT pada akhirnya juga dapat menigkatkan kualitas pembelajaran maupun hasil belajar
siswa.
Adapun bagan kerangka berpikir sebagai berikut :
Gambar 2.6 Bagan kerangka berfikir penelitian
Kondisi Awal
- Aktifitas siswa rendah Siswa kurang aktif, malu
bertanya -
jiwa kompetisi dan, kemampuan kerjasama siswa yang rendah
- ketrampilan guru rendah, guru dominan dalam
pembelajaran -
Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan masalah yang rendah
-
Hasil belajar siswa rendah
Tindakan Siklus I
Siklus II
Dengan menggunakan model TGT : 1.
Guru menyajikan materi 2.
Siswa dibagi dalam kelompok kecil untuk lebih memperdalam
materi dan
menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru guna
mempersiapkan diri sebelum turnamen 3.
Siswa berada dalam meja-meja turnamen sesuai tingkat kemampuannya untuk memainkan permainan
turnamen 4.
Siswa kembali ke kelompoknya dengan membawa skor yang diperoleh dalam turnamen
5. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
terbaik
Kondisi Akhir
- Aktivitas siswa meningkat
- jiwa kompetisi dan, kemampuan kerjasama siswa tinggi
- Ketrampilan guru dalam pembelajaran meningkat
- Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan masalah tinggi
- Hasil belajar siswa meningkat
- Aktivitas siswa meningkat
- Ketrampilan guru meningkat
- Iklim pembelajaran meningkat
- Kualitas materi meningkat
- Kualitas media pembelajaran meningkat
Kualitas Pembelajaran Meningkat
2.4. HIPOTESIS TINDAKAN