Analisis Varians Bahan Baku Langsung

peningkatan harga kelapa per butirnya dikarenakan tingginya permintaan kelapa sedangkan persediaan kelapa sedang terbatas. Tabel 6. Kuantitas Standar Bahan Baku Wingko per Produksi Jumlah Kelapa Gula Pasir Tepung Ketan Mentega Nangka Durian Gula Jawa Produksi butir kg kg kg kg kg kg 700 buah 36 4 3 0,25 0,25 0,25 0,25 Sumber: Data Perusahaan UKM Wingko Cap Kapal Terbang Standar kuantitas bahan baku yang digunakan sama karena UKM Wingko Cap Kapal Terbang memproduksi wingko dalam jumlah yang sama setiap harinya pada bulan Desember 2010 yaitu sebanyak 700 buah. Jam kerja standar untuk satu kali produksi yaitu selama tiga jam. Tarif upah standar tenaga kerja langsung setiap harinya yaitu sebesar Rp. 24.450 per orang. Upah tersebut mencakup upah borongan dan upah harian. Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa tarif upah standar per jam yaitu sebesar Rp. 8.150. Penetapan standar untuk overhead variabel disesuaikan dengan jumlah produksi wingko. Standar pengeluaran dan efisiensi overhead variabel ditentukan sendiri oleh UKM Wingko Cap Kapal Terbang.

4.6. Analisis Varians

Varians antara standar yang telah ditetapkan dengan keadaan aktual yang sebenarnya terjadi dapat diukur dengan menggunakan analisis varians. Perhitungan analisis varians dikenakan pada harga dan efisiensi penggunaan dalam memproduksi wingko. Berikut hasil analisis varians untuk masing masing bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

4.6.1. Analisis Varians Bahan Baku Langsung

Analisis varians bahan baku langsung terdiri dari varians harga dan varians efisiensi penggunaan. a. Analisis Varians Harga Bahan Baku Langsung Analisis varians harga bahan baku langsung rata-rata disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Analisis Varians Rata-Rata Harga Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Nama Bahan Baku Analisis Varians Rata-Rata Harga Bahan Baku Rp Standar Harga Realisasi Harga Kuantitas Aktual Analisis Varians UF Varians SP AP AQ MPV Kelapa 4.000 3.933,33 37 -2.466,79 F 1,67 Gula Pasir 10.500 10.200 4,15 -1.245 F 2,86 Tepung Ketan 9.500 10.900 2,95 4.130 U -14,7 Mentega 14.000 17.450 0,23 793,5 U -24,6 Nangka 10.000 11.100 0,29 319 U -11,0 Durian 15.000 21.500 0,27 1.755 U -43,33 Gula Jawa 10.000 8.833,33 0,26 -303,33 F 11,67 i. Kelapa Standar harga bahan baku langsung kelapa selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 4.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 3.933,33. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 2.466,79 dengan rataan persentase varians sebesar 1,67 yang dapat dikategorikan Favorable F. Varians ini dipengaruhi oleh faktor siapa yang melakukan pembelian bahan baku kelapa, kemudahan dalam memperoleh kelapa, diskon yang diberikan, dan kualitas kelapa. Agen yang bertugas dalam melakukan pembelian bertanggung jawab pada realisasi harga beli. Agen pembelian bertugas untuk mencari harga yang termurah dengan kualitas kelapa yang sesuai. ii. Gula Pasir Standar harga bahan baku langsung gula pasir selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 10.500 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 10.200. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.245 dengan rataan persentase varians sebesar 2,86 yang dapat dikategorikan Favorable F. Hal ini dapat terjadi karena gula pasir dibeli di toko bahan baku langganan yang menjual gula pasir dengan harga yang lebih murah daripada toko bahan baku lainnya. iii. Tepung Ketan Standar harga bahan baku langsung tepung ketan selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 9.500 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 10.900. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 4.130 dengan rataan persentase varians sebesar 14,7 yang dapat dikategorikan Unfavorable U. Hal ini disebabkan karena tepung ketan yang biasa dibeli tidak tersedia di toko tempat biasa membeli bahan baku. Sehingga harus membeli tepung ketan dengan merek yang berbeda. Hal ini berada di bawah kendali dari UKM Wingko Cap Kapal Terbang karena tergantung pada ketersediaan bahan di toko tempat membeli bahan baku. Selain hal tersebut, tidak bisa mendapatkan diskon harga karena kuantitas yang dibutuhkan tidak dalam jumlah yang besar. iv. Mentega Standar harga bahan baku langsung mentega selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 14.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 17.450. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 793,5 dengan rataan persentase varians sebesar 24,6 yang dapat dikategorikan Unfavorable U. Hal ini disebabkan pembelian mentega dilakukan di toko bahan baku dengan harga yang relatif lebih mahal daripada standar di pasar tradisional dan Deperindag Kota Semarang. v. Nangka Standar harga bahan baku langsung nangka selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 10.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 11.100. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 319 dengan rataan persentase varians sebesar 11 yang dapat dikategorikan Unfavorable U. Hal ini disebabkan karena nangka merupakan buah musiman. Jika buah nangka sedang musim, maka banyak nangka dijual di pasar. Jika nangka sedang tidak musim, stok nangka akan terbatas atau harga jual nangka akan lebih mahal. vi. Durian Standar harga bahan baku langsung durian selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 15.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 21.500. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.755 dengan rataan persentase varians sebesar 43,33 yang dapat dikategorikan Unfavorable U. Hal ini disebabkan karena durian merupakan buah musiman. Jika buah durian sedang musim, maka banyak durian dijual di pasar. Jika durian sedang tidak musim, maka stok durian akan terbatas atau harga jual durian akan lebih mahal. vii. Gula Jawa Standar harga bahan baku langsung gula jawa selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 10.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 8.833,3. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 303,33 dengan rataan persentase varians sebesar 11,67 yang dapat dikategorikan Favorable F. Hal ini dapat terjadi karena gula jawa dibeli di sentra produsen gula jawa di dekat lokasi produksi wingko. Sehingga bisa mendapatkan harga yang lebih murah dari standar harga gula jawa di pasaran. b. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung Analisis varians efisiensi bahan baku langsung rata-rata disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8. Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Nama Bahan Baku Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Standar Kuantitas Realisasi Kuantitas Standar Harga Analisis Varians UF Varians SQ AQ SP MUV Kelapa 36 37 4.000 4.000 U -2,7 Gula Pasir 4 4,15 10.500 1.575 U -3,75 Tepung Ketan 3 2,95 9.500 -475 F 1,67 Mentega 0,25 0,23 14.000 -280 F 8 Nangka 0,25 0,29 10.000 400 U -16 Durian 0,25 0,27 15.000 300 U -8 Gula Jawa 0,25 0,26 10.000 100 U -4 i. Kelapa Standar efisiensi bahan baku langsung kelapa selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 36 butir dengan rataan realisasi sebesar 37 butir kelapa. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 4.000 dengan rataan persentase varians sebesar 2,7 yang dapat dikategorikan Unfavorable U. Varians ini disebabkan oleh realisasi penggunaan kelapa yang melebihi standar. Hal ini dapat terjadi karena adanya bonus yang diberikan setiap pembelian yang dilakukan oleh pemilik UKM sendiri. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas wingko yang diproduksi. ii. Gula Pasir Standar efisiensi bahan baku langsung gula pasir selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 4 kg dengan rataan realisasi sebesar 4,15 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.575 dengan rataan persentase varians sebesar 3,75 yang dapat dikategorikan Unfavorable U. Varians ini dapat terjadi karena sering terjadi penambahan gula pasir melebihi takaran yang telah distandarkan. Penambahan ini dilakukan untuk mendapatkan rasa manis yang tepat. iii. Tepung Ketan Standar efisiensi bahan baku langsung tepung ketan selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 3 kg dengan rataan realisasi sebesar 2,95 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 475 dengan rataan persentase varians sebesar 1,67 yang dapat dikategorikan Favorable F. Varians ini dapat terjadi karena sering dilakukan pengurangan takaran komposisi tepung ketan ke dalam adonan. Pengurangan komposisi ini bertujuan untuk mendapatkan tekstur adonan yang tepat. iv. Mentega Standar efisiensi bahan baku langsung mentega selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,23 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 280 dengan rataan persentase varians sebesar 8 yang dapat dikategorikan Favorable F. Varians ini disebabkan karena dilakukan pengurangan pada takaran komposisi mentega. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan tekstur adonan yang tepat karena mentega berfungsi sebagai bahan pengemulsi adonan. v. Nangka Standar efisiensi bahan baku langsung nangka selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,29 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 400 dengan rataan persentase varians sebesar 16 yang dapat dikategorikan Unfavorable U. Varians ini dipengaruhi oleh kualitas nangka dan adanya persediaan nangka di pasaran. vi. Durian Standar efisiensi bahan baku langsung durian selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,27 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 300 dengan rataan persentase varians sebesar 8 yang dapat dikategorikan Unfavorable U. Varians ini dipengaruhi oleh kualitas durian yang dibeli dan adanya persediaan durian di pasaran. vii. Gula Jawa Standar efisiensi bahan baku langsung gula jawa selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,26 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 100 dengan rataan persentase varians sebesar 4 yang dapat dikategorikan Unfavorable U. Varians ini diakibatkan penggunaan gula jawa yang melebihi takaran standar. Hal ini dapat terjadi karena dilakukan penambahan gula jawa untuk mendapatkan rasa manis khas gula jawa yang tepat. c. Analisis Varians Total Bahan Baku Langsung Analisis varians total bahan baku langsung menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi dari bahan baku langsung. Analisis varians total bahan baku langsung dalam satu kali produksi rata-rata selama bulan Desember 2010 disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9. Analisis Varians Total Rata-Rata Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang per Produksi Bulan Desember 2010 Nama Bahan Baku Biaya Standar Biaya Aktual Analisis Varians UF Varians SP x SQ AP x AQ Kelapa 144.000 145.533,21 1.533,21 U -1,06 Gula Pasir 42.000 42.330 330 U -0,79 Tepung Ketan 28.500 32.155 3.655 U -12,82 Mentega 3.500 4.013,5 513,5 U -14,67 Nangka 2.500 3.219 719 U -28,76 Durian 3.750 5.805 2.055 U -54,80 Gula Jawa 2.500 2.296,66 -203,33 F 8,13 i. Kelapa Biaya standar rata-rata bahan baku langsung kelapa untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 144.000 dengan realisasi sebesar Rp. 145.533,21. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.533,21 dengan persentase varians sebesar 1,06 . Varians total ini dapat dikategorikan Unfavorable U. Varians ini disebabkan oleh realisasi efisiensi penggunaan kelapa yang melebihi standar. Meskipun UKM mendapatkan bahan baku kelapa dengan harga yang sama, tetapi secara penggunaan dinilai tidak efisien. ii. Gula Pasir Biaya standar rata-rata bahan baku langsung gula pasir untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 42.000 dengan realisasi sebesar Rp. 42.330. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 330 dengan persentase varians sebesar 0,79 . Varians total ini dapat dikategorikan Unfavorable U. Varians ini disebabkan oleh penggunaan gula pasir yang tidak efisien meskipun UKM membelinya dengan harga yang lebih murah dari standar. iii. Tepung Ketan Biaya standar rata-rata bahan baku langsung tepung ketan untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 28.500 dengan realisasi sebesar Rp. 32.155. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 3.655 dengan persentase varians sebesar 12,82 . Varians total ini dapat dikategorikan Unfavorable U. Varians yang terjadi disebabkan oleh harga beli rata-rata tepung ketan lebih tinggi dari standar meskipun penggunaan tepung ketan sudah efisien. iv. Mentega Biaya standar rata-rata bahan baku langsung mentega untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 3.500 dengan realisasi sebesar Rp. 4.013,5. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 513,5 dengan persentase varians sebesar 14,67 . Varians total ini dapat dikategorikan Unfavorable U. Varians ini disebabkan oleh harga beli mentega yang lebih tinggi dari standar. v. Nangka Biaya standar rata-rata bahan baku langsung nangka untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 2.500 dengan realisasi sebesar Rp. 3.219. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 719 dengan persentase varians sebesar 28,76 . Varians total ini dapat dikategorikan Unfavorable U. Varians ini disebabkan oleh harga bahan baku yang melebihi standar dan penggunaan nangka yang tidak efisien karena lebih banyak dari standar. vi. Durian Biaya standar rata-rata bahan baku langsung durian untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 3.750 dengan realisasi sebesar Rp. 5.805. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 2.055 dengan persentase varians sebesar 54,8 . Varians total ini dapat dikategorikan Unfavorable U. Hal ini disebabkan oleh harga durian yang sangat tinggi melebihi harga standar yang ditetapkan oleh UKM. Selain itu, penggunaan bahan baku yang tidak efisien juga menjadi penyebab pada varians total bahan baku durian. vii. Gula Jawa Biaya standar rata-rata bahan baku langsung gula jawa untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 2.500 dengan realisasi sebesar Rp. 2.296,66. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 203,33 dengan persentase varians sebesar 8,13 . Varians total ini dapat dikategorikan Favorable F. Varians yang terjadi pada gula jawa ini disebabkan oleh harga beli gula jawa yang lebih rendah dari standar. Hal ini dapat terjadi karena gula jawa dibeli di dekat lokasi produksi yang merupakan sentra produsen gula jawa.

4.6.2. Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung