Penentuan Biaya Standar Penetapan Standar

Pengolahan wingko dimulai dengan mencampurkan air, gula pasir, dan daun pandan kemudian rebus hingga mendidih hingga tekstur agak mengental. Di tempat terpisah, campurkan tepung ketan, kelapa parut, dan mentega lalu aduk hingga semua tercampur rata. Tambahkan rebusan air dan gula tadi ke dalam campuran adonan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga kalis. Siapkan loyang yang sudah diolesi dengan mentega lalu tuang adonan wingko dan ratakan. Panggang di dalam oven bertemperatur 160 o C selama 20 menit, keluarkan wingko dari oven, olesi permukaanya dengan mentega. Panggang kembali wingko selama 25 menit atau hingga wingko matang dan berwarna kuning kecokelatan. Angkat, dinginkan. Potong-potong wingko, bungkus dengan kertas minyak dan bungkus lagi dengan kertas bermerek Cap Kapal Terbang. Masukkan dalam kemasan bok karton. Wingko siap dipasarkan. Kegiatan pemasaran wingko produksi UKM Wingko Cap Kapal Terbang dilakukan secara sederhana dan dilakukan oleh pemilik sendiri. Cara promosi yang digunakan yaitu dengan mengandalkan cara promosi word of mouth dan dengan menyebarkan selebaran ke calon konsumen. Daerah pemasaran wingko di wilayah Semarang dan sekitarnya. UKM Wingko Cap Kapal Terbang memiliki dua toko gerai untuk menjual produknya, yaitu berada di lokasi strategis Jalan Wolter Monginsidi dan di Jalan Lamper Tengah, Kota Semarang.

4.3. Penentuan Biaya Standar

Penentuan biaya standar pada UKM Wingko Cap Kapal Terbang dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar. 1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar. a. Harga Bahan Baku Langsung Standar Harga bahan baku langsung standar ditetapkan berdasarkan tingkat harga rata-rata dari daftar harga toko grosir, tingkat harga yang telah ditetapkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, dan informasi lain yang berhubungan dengan perubahan harga bahan baku. b. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar Kuantitas bahan baku langsung standar ditetapkan sendiri oleh pemilik dengan menghitung pemakaian standar jumlah bahan baku per produksi wingko. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar. a. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar Tarif upah tenaga kerja langsung standar ditetapkan berdasarkan tarif upah yang distandarkan oleh pemilik UKM Wingko Cap Kapal Terbang. b. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar UKM Wingko Cap Kapal Terbang dalam pembuatan wingko memerlukan waktu selama tiga jam. Proses produksi dilakukan mulai pukul 07.00 hingga pukul 10.00 tanpa waktu istirahat setiap harinya. 3. Biaya Overhead Pabrik Standar Biaya overhead pabrik standar terdiri atas biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. a. Biaya Overhead Pabrik Tetap Standar Biaya overhead pabrik tetap standar terdiri atas: - Biaya penyusutan alat produksi berupa oven b. Biaya Overhead Pabrik Variabel Standar Biaya overhead pabrik variabel standar terdiri atas: - Biaya cetak kertas kemasan dan doos - Biaya kertas minyak - Biaya bahan bakar gas LPG - Biaya air

4.4. Biaya Produksi

Data mengenai biaya produksi di UKM Wingko Cap Kapal Terbang meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. UKM Wingko Cap Kapal Terbang memproduksi empat macam jenis rasa wingko, yaitu rasa kelapa, rasa nangka, rasa durian, dan rasa gula jawa.

4.4.1. Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi wingko antara lain: kelapa, gula pasir, tepung ketan, mentega, dan varian penambah rasa yaitu buah nangka, buah durian, dan gula jawa. Dalam satu kali produksi dibutuhkan 36 butir kelapa, 4 kg gula pasir, 3 kg tepung ketan, 0,25 kg mentega, serta masing-masing 0,25 kg nangka, 0,25 kg durian, dan 0,25 kg gula jawa. Berikut ini disajikan komposisi bahan baku untuk pembuatan wingko Tabel 2. Tabel 2. Komposisi Bahan Baku Wingko per Produksi Jenis Kelapa Gula Pasir Tepung Ketan Mentega Nangka Durian Gula Jawa Wingko butir kg kg kg kg kg kg Kelapa 9 1 0,75 0,0625 0 0 0 Nangka 9 1 0,75 0,0625 0,25 0 0 Durian 9 1 0,75 0,0625 0 0,25 0 Gula Jawa 9 1 0,75 0,0625 0,25 Total 36 4 3 0,25 0,25 0,25 0,25 Komposisi Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang UKM Wingko Cap Kapal Terbang dalam memproduksi empat jenis rasa wingko menggunakan bahan baku yang sama. Perbedaannya adalah dalam penambahan buah asli, tanpa essence, untuk wingko yang jenis rasa nangka dan durian. Wingko jenis rasa kelapa tidak ada penambahan buah, wingko jenis rasa ini lebih menonjolkan keaslian cita rasa asli wingko. Sedangkan wingko jenis rasa gula jawa dilakukan penambahan gula jawa pada proses pembuatannya.

4.4.2. Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja dalam produksi wingko UKM Wingko Cap Kapal Terbang berjumlah lima orang yang terdiri dari Edi Sulistyono, Djuliana, dan tiga orang karyawan yang berasal dari tetangga dan keluarga sendiri. Satu kali produksi membutuhkan waktu selama kurang lebih tiga jam. Produksi berlangsung dari jam 7 pagi hingga jam 10 pagi. Tarif tenaga kerja berdasarkan upah borongan dan upah mingguan. Upah borongan yaitu upah yang diterima karyawan setiap selesai satu kali produksi. Upah borongan yang diterima sebesar Rp. 9.450 orang produksi. Sehingga upah borongan yang harus dikeluarkan oleh UKM Wingko Cap Kapal Terbang sebesar Rp. 47.250 produksi untuk lima orang. Upah mingguan yaitu upah yang diterima karyawan setiap minggunya, meskipun ada kegiatan produksi ataupun tidak. Upah mingguan yang diterima sebesar Rp. 105.000 orang minggu. Sehingga upah harian yang harus dikeluarkan UKM Wingko Cap Kapal Terbang sebesar Rp. 15.000 tiap orang. Upah borongan dan upah mingguan ini termasuk dalam upah tenaga kerja langsung. Tarif upah tenaga kerja langsung disajikan selengkapnya pada Tabel 3. Tabel 3. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Produksi Wingko per Produksi Jenis Tarif Upah Satuan per Produksi Rupiah per orang total Upah Borongan 9.450 47.250 Upah Harian 15.000 75.000 Total Tarif Upah 24.450 122.250 Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang Produksi pada bulan Desember 2010 dilakukan setiap hari. Jadi dapat dikatakan jika satu produksi sama dengan satu hari maka upah yang diterima oleh setiap karyawan sebesar Rp. 24.450 per produksi.

4.4.3. Overhead Pabrik

Overhead pabrik terdiri dari overhead tetap dan overhead variabel. Overhead tetap dalam produksi wingko yaitu biaya penyusutan alat produksi berupa oven. Penggunaan alat produksi berupa oven ini dikenakan biaya penyusutan karena oven digunakan untuk proses produksi pemanggangan wingko. Menghitung tarif penyusutan oven menggunakan metode garis lurus sebagai berikut Horngren, 2008: Tarif Penyusutan = Nilai Perolehan – Nilai Sisa ............................ 3 Umur Ekonomis Nilai perolehan oven sebesar Rp. 1.850.000 yang memiliki umur ekonomis selama 10 tahun. Nilai sisa yang dimiliki oven tersebut sebesar Rp. 17.500. Jadi tarif penyusutan oven sebesar Rp. 183.250 per tahun. Sehingga tarif penyusutan oven dalam satu hari produksi dapat dihitung sebesar Rp. 500 dibulatkan. Tabel 4. Overhead Variabel Produksi Wingko Desember 2010 Overhead Variabel Biaya Rupiah Paket Kemasan 1.312.500 Kertas Minyak 210.000 Gas LPG 3 kg 405.000 Air 540.000 Total Overhead Variabel 2.467.500 Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang Overhead variabel dalam produksi wingko terdiri dari kemasan berlogo, kertas minyak, bahan bakar gas LPG untuk pemanggangan dan air. Wingko dikemas dengan tiga jenis kemasan sebelum akhirnya siap dipasarkan. Kemasan pertama yaitu kemasan wingko yang terbuat dari kertas minyak. Kertas minyak yang digunakan berukuran panjang 10 cm dan lebar 5 cm. Berikutnya wingko dikemas menggunakan kertas berlogo UKM Wingko Cap Kapal Terbang. Tiap 20 wingko dikemas lagi menggunakan doos berlogo UKM Wingko Cap Kapal Terbang. Total produksi wingko yang dihasilkan berjumlah 700 buah wingko yang dikemas ke dalam 35 doos wingko. Harga kertas minyak yang digunakan sebagai lapisan pertama kemasan tiap wingko sebesar Rp. 100. Biaya kemasan berlogo dan doos berlogo wingko sebesar Rp. 1.250 per doos. Jadi total biaya kemasan yaitu sebesar Rp. 50.750 untuk satu kali produksi. Gas LPG yang digunakan berupa gas LPG berukuran 3 kg. Setiap produksi membutuhkan satu tabung gas LPG berukuran 3 kg. Air yang digunakan dalam produksi wingko ini adalah air untuk proses perebusan bahan baku wingko yang dibeli per galon. Data biaya overhead variabel produksi wingko disajikan pada Tabel 4.

4.5. Penetapan Standar

Penetapan standar harus dilakukan untuk memberikan pedoman dalam mengetahui biaya dan kuantitas yang seharusnya terjadi dalam proses produksi agar efisien. Standar yang diteliti yaitu standar harga dan standar kuantitas penggunaan proses produksi, yang mencakup bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Berikut disajikan data mengenai standar harga dan kuantitas penggunaan dalam proses produksi pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Standar Harga Beli Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010 Tanggal Nama Bahan Baku dalam Rupiah Kelapa Gula Pasir Tepung Ketan Mentega Nangka Durian Gula Jawa butir kg kg kg kg kg kg 1 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 2 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 3 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 4 4.500 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 5 4.500 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 6 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 7 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 8 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 9 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 10 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 11 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 12 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 13 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 14 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 15 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 16 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 17 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 18 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 19 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 20 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 21 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 22 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 23 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 24 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 25 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 26 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 27 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 28 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 29 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 30 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, pasar tradisional, dan agen. Standar harga beli bahan baku yang digunakan untuk memproduksi wingko didapatkan dari survey langsung dan kemudian dibuat rataan. Survey dilakukan di tiga lokasi, yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, pasar tradisional, dan toko penjual bahan baku. Ada sedikit peningkatan harga kelapa per butirnya dikarenakan tingginya permintaan kelapa sedangkan persediaan kelapa sedang terbatas. Tabel 6. Kuantitas Standar Bahan Baku Wingko per Produksi Jumlah Kelapa Gula Pasir Tepung Ketan Mentega Nangka Durian Gula Jawa Produksi butir kg kg kg kg kg kg 700 buah 36 4 3 0,25 0,25 0,25 0,25 Sumber: Data Perusahaan UKM Wingko Cap Kapal Terbang Standar kuantitas bahan baku yang digunakan sama karena UKM Wingko Cap Kapal Terbang memproduksi wingko dalam jumlah yang sama setiap harinya pada bulan Desember 2010 yaitu sebanyak 700 buah. Jam kerja standar untuk satu kali produksi yaitu selama tiga jam. Tarif upah standar tenaga kerja langsung setiap harinya yaitu sebesar Rp. 24.450 per orang. Upah tersebut mencakup upah borongan dan upah harian. Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa tarif upah standar per jam yaitu sebesar Rp. 8.150. Penetapan standar untuk overhead variabel disesuaikan dengan jumlah produksi wingko. Standar pengeluaran dan efisiensi overhead variabel ditentukan sendiri oleh UKM Wingko Cap Kapal Terbang.

4.6. Analisis Varians