Tomascik et al. 1997 menguraikan peranan penting lamun sebagai habitat pemeliharaan nursery ground bagi spesies komersil seperti udang, ikan
dan moluska. Selain itu, lamun juga berperan sebagai penghubung dan penyangga antara ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang.
Pentingnya lamun telah terangkum dalam satu set aksioma, yang sering disebut sebagai ‘jasa ekosistem Costanza et al., 1997. Peranan lamun yang sangat
penting antara lain adalah: 1.
Lamun merupakan produsen primer yang penting bagi kehidupan di laut. 2.
Lamun menyuplai makanan organik untuk berbagai organisme yang tergantung pada jejaring makanan food webs.
3. Lamun dapat menstabilkan arus dan sedimen dasar laut.
4. Lamun menyusun dasar laut menjadi sebuah lingkungan yang kompleks
dengan menyediakan tempat hidup bagi banyak organisme. 5.
Lamun sebagai tempat pemeliharaan nursery ground bagi banyak spesies organisme dengan nilai ekonomis penting.
2.1.1. Keragaman vegetasi lamun
Lamun tidak memiliki spesies yang cukup banyak di seluruh dunia, sekitar 50 spesies dalam 12 genera. Lamun diklasifikasikan ke dalam empat famili yaitu
Posidoniaceae, Cymodoceaceae, Zosteraceae, dan Hydrocharitaceae Kuo dan den Hartog, 2006. Sebagian besar spesies lamun lebih banyak terdapat di kawasan
tropis dibandingkan di kawasan subtropis, meskipun sebaran lamun tidak terbatas hanya pada daerah tropis atau subtropis saja. Indonesia sebagai negara tropis
terdapat tujuh genus lamun dari 12 genus yang ada di dunia yaitu Enhalus, Thalassia
dan Halophila dari famili Hydrocharitaceae, serta empat genus lainnya
dari famili Cymodoceaceae yaitu Cymodoceae, Syringodium, Halodule dan Thalassodendron
Kuo dan den Hartog, 2006; Tomascik et al., 1997. Pada penelitian pertumbuhan dan produksi lamun ini difokuskan pada
spesies Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata dari genus Cymodoceae. Genus ini terdiri atas empat spesies yang sebagian besar tersebar di daerah tropis.
Keempat spesies tersebut adalah Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Cymodocea nodosa
dan Cymodocea angustata. Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata
memiliki pola distribusi yang terpusat di daerah tropis Barat Indo-Pasifik. Cymodocea nodosa terdapat di kawasan subtropis, khususnya di
perairan Mediterania sampai ke Atlantik Utara, Portugal hingga Senegal. Spesies yang keempat yaitu Cymodocea angustata merupakan spesies lamun yang
endemik di Barat Laut Australia Larkum et al., 2006.
2.1.2. Cymodocea rotundata
Morfologi Cymodocea rotundata ramping mirip dengan Cymodocea serrulata
Gambar 1. Bentuk daun seperti garis lurus dengan panjang 6-15 cm dan lebar 2-4 mm, lurus tidak menyempit sampai ujung daun dengan ujung daun
membulat dan halus. Cymodocea rotundata memiliki rhizome yang halus dengan diameter 1-2 mm dan panjang antar ruas 1-4 cm. Tunas muncul pada setiap node
rhizome , terdapat 2-5 daun pada setiap tunas. Muncul bekas luka scars yang
merupakan perkembangan dari pelepah daun membentuk cincin sepanjang batang stem Waycott et al., 2004.
Gambar 1. Cymodocea rotundata Waycott et al., 2004
Buah berbulu tanpa tangkai, berada dalam seludang daun. Buah berbentuk setengah lingkaran dan agak keras, bagian bawah berlekuk dengan 3-4 geligi
runcing. Tumbuh pada substrat pasir berlumpur atau pasir dengan pecahan karang pada daerah pasang surut, terkadang bercampur dengan jenis lamun yang lain.
Klasifikasi Cymodocea rotundata menurut Kuo dan den Hartog 2006 adalah: Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae Ordo : Potamogetonales
Famili : Cymodoceaceae Genus : Cymodocea
Spesies : Cymodocea rotundata
2.1.3. Cymodocea serrulata