2. Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

5. 2. Pembahasan

Salah satu potensi hutan yang berada di Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten adalah jenis Pinus Pinus merkusii Jungh. et de Vriese. Pengelolaan hutan Pinus tersebut didukung dengan adanya kondisi topografi, tanah, serta iklim yang sesuai sehingga hasil hutan yang diperoleh dapat optimal. Potensi volume pohon Pinus pada petak tahun tanam 1995 lebih besar dibandingkan dengan potensi volume Pinus pada petak tahun tanam 1994. Potensi volume pada petak tahun tanam 1995 adalah 215,7740 m 3 ha, sedangkan pada petak tahun tanam 1994 volumenya adalah 180,7455 m 3 ha. Perbedaan volume tersebut diakibatkan oleh adanya perbedaan jumlah pohon dan juga diameter rata-rata pohon yang lebih besar pada petak tahun tahun tanam 1995 daripada petak tahun tanam 1994. Selain itu, tidak menutup kemungkinan adanya gangguan hutan berupa pencurian kayu serta adanya kematian pada pohon akibat serangan hama maupun penyakit yang lebih besar pada petak tahun tanam 1994 daripada petak tahun tanam 1995. Hal ini tentu berdampak pada jumlah pohon di petak tahun tanam 1994 yang lebih sedikit daripada petak tahun tanam 1995. Hasil penelitian menunjukkan pada petak tahun tanam 1995 ditemukan 6 jenis tumbuhan bawah, sedangkan pada petak tahun tanam 1994 ditemukan 18 jenis tumbuhan bawah. Pada petak tahun tanam 1995, jenis Rane merupakan tumbuhan bawah paling banyak ditemukan dengan jumlah tertinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai K sebanyak 108125 indha 64,80 dari total dan nilai F tertinggi yaitu 0,95 32,76 dari total sehingga menghasilkan INP sebesar 97,65 tabel 2. Dengan demikian jenis Rane adalah jenis yang dominan pada petak tahun tanam 1995. Berbeda dengan petak tahun tanam 1995, hasil analisis vegetasi tingkat tumbuhan bawah pada petak tahun tanam 1994 menunjukkan jenis yang paling dominan adalah Rumput-rumputan dengan nilai K sebanyak 147875 indha 65,54 dari total dan memiliki nilai F sebesar 0,75 18,75 dari total sehingga menghasilkan nilai INP sebesar 84,29. Biomassa adalah jumlah total dari bahan organik hidup yang dinyatakan dalam berat kering oven ton per unit area Brown, 1997. Biomassa dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu biomassa tumbuhan di atas permukaan tanah above ground biomass dan biomassa tumbuhan di bawah permukaan tanah below ground biomass. Penelitian yang dilakukan di tegakan Pinus ini mengukur potensi biomassa di atas permukaan tanah above ground biomass baik pohon, tumbuhan bawah, dan juga serasah. Proses pendugaan biomassa pada pohon Pinus dilakukan dengan pengukuran keliling cm pohon untuk mendapatkan diameter m pohon yang kemudian dikonversi menjadi volume m 3 melalui Tabel Volume Lokal TVL Pinus KPH Sukabumi. Sedangkan pendugaan biomassa tumbuhan bawah dan serasah dilakukan dengan penghitungan berat kering. Hasil pendugaan biomassa pohon yang diperoleh menunjukkan bahwa potensi biomassa pohon pada petak tahun tanam 1995 adalah 154,2784 tonha, sedangkan pada petak tahun tanam 1994 potensi biomassa pohonnya yaitu 129,2331 tonha. Potensi biomassa pohon pada petak tahun tanam 1995 memiliki biomassa yang lebih besar dibandingkan potensi biomassa pohon pada petak tahun tanam 1994. Hal ini disebabkan karena pada petak tahun tanam 1995 memiliki nilai volume pohon yang lebih besar dibandingkan dengan petak tahun tanam 1994. Biomassa tegakan dipengaruhi oleh faktor iklim seperti curah hujan, umur tegakan, sejarah perkembangan vegetasi, komposisi dan struktur tegakan Kusmana, 1993. Petak tahun tanam 1995 memiliki jumlah pohon yang lebih banyak sehingga volume per pohon dan diameter rata-ratanya juga lebih besar dibandingkan petak tahun tanam 1994. Untuk potensi biomassa tumbuhan bawah, petak tahun tanam 1995 lebih besar bila dibandingkan dengan potensi biomassa tumbuhan bawah pada petak tahun tanam 1994. Potensi biomassa tumbuhan bawah petak tahun tanam 1995 adalah 0,0120 tonha sedangkan potensi biomassa tumbuhan bawah petak tahun tanam 1994 yaitu 0,0082 tonha. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan berat kering dari tumbuhan bawah pada masing-masing petak. Meskipun dilihat dari keanekaragaman dan variasi tumbuhan bawah pada petak tahun tanam 1995 lebih kecil daripada petak tahun tanam 1994, namun kondisi di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Berat basah maupun berat kering hasil pengolahan data penelitian lebih besar pada petak tahun tanam 1995 daripada petak tahun tanam 1994. Berbeda dengan potensi biomassa pada pohon dan tumbuhan bawah, untuk potensi biomassa serasah menunjukkan hasil yang berkebalikan. Potensi biomassa serasah pada petak tahun tanam 1995 menunjukkan hasil biomassa yang lebih kecil dibandingkan potensi biomassa serasah pada petak tahun tanam 1994. Pada petak tahun tanam 1995, potensi biomassa serasahnya adalah 0,0256 tonha, sedangkan potensi biomassa serasah pada petak tahun tanam 1994 adalah 0,0331 tonha. Hasil penjumlahan biomassa yang terdapat di atas permukaan lahan yang terdiri dari tumbuhan bawah, serasah, dan pohon menunjukkan bahwa potensi biomassa total pada petak tahun tanam 1995 lebih besar dibandingkan dengan potensi biomassa total pada petak tahun tanam 1994. Potensi biomassa total petak tahun tanam 1995 yaitu 154,3160 tonha, sedangkan pada petak tahun tanam 1994, total potensi biomassanya adalah 129,2744 tonha. Potensi biomassa total dipengaruhi oleh potensi biomassa vegetasi pada masing-masing petak baik pohon, tumbuhan bawah, maupun serasah. Meskipun biomassa pada serasah petak tahun tanam 1995 lebih rendah dibandingkan pada petak tahun tanam 1994, namun faktor lainnya yaitu biomassa pohon dan tumbuhan bawah pada petak tahun tanam 1995 lebih besar daripada petak tahun tanam 1994. Potensi biomassa total tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi serapan karbon pada masing- masing tegakan. Pendugaan potensi simpanan karbon dalam suatu tegakan dapat dilihat dari besarnya potensi biomassa yang ada. Biomassa hutan dapat memberikan dugaan sumber karbon pada vegetasi hutan, oleh karena 50 dari biomassa adalah karbon Brown dan Gaton 1996 dalam Salim 2005. Oleh karena itu, potensi simpanan karbon yang dimiliki pada tegakan Pinus adalah setengah dari potensi biomassanya yang berarti juga bahwa peningkatan jumlah biomassa akan meningkatkan jumlah potensi simpanan karbon. Jumlah karbon yang disimpan dalam biomassa pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya CO 2 di atmosfer yang diserap oleh tanaman. Sedangkan pengukuran karbon yang masih tersimpan dalam bagian tumbuhan yang telah mati secara tidak langsung menggambarkan CO 2 yang tidak dilepaskan ke udara. Proporsi terbesar penyimpanan karbon di daratan umumnya terdapat pada komponen pepohonan Hairiah dan Rahayu, 2007. Hasil pengolahan data biomassa pohon menunjukkan bahwa potensi simpanan karbon pohon Pinus pada petak tahun tanam 1995 lebih besar dibandingkan dengan potensi simpanan karbon pohon pada petak tahun tanam 1994. Pada petak tahun tanam 1995, potensi simpanan karbon pohonnya adalah 77,1392 tonha. Untuk petak tahun tanam 1994, potensi simpanan karbon pohonnya yaitu 64,6165 tonha. Hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah volume pohon pada petak tahun tanam 1995 lebih besar daripada volume pohon pada petak tahun tanam 1994. Potensi volume pohon tersebut mempengaruhi potensi biomassa dan simpanan karbon pada masing-masing petak. Hasil perhitungan potensi karbon tumbuhan bawah pada petak tahun tanam 1995 adalah 0,0060 tonha dan potensi karbon tumbuhan bawah pada petak tahun tanam 1994 yaitu sebesar 0,0041 tonha. Dapat disimpulkan bahwa potensi simpanan karbon tumbuhan bawah pada petak tahun tanam 1995 lebih besar daripada petak tahun tanam 1994. Berbeda dengan simpanan karbon pada pohon dan tumbuhan bawah, berdasarkan hasil perhitungan terhadap biomassa serasah, maka potensi simpanan karbon pada petak tahun tanam 1995 lebih rendah daripada petak tahun tanam 1994. Hasil perhitungan simpanan karbon serasah pada petak tahun tanam 1995 adalah 0,0128 tonha, sedangkan potensi simpanan karbon serasah pada petak tahun tanam 1994 sebesar 0,0166 tonha. Hal tersebut memberikan pengaruh terhadap potensi simpanan karbon pada serasah, yaitu potensi simpanan karbon serasah pada petak tahun tanam 1995 lebih rendah daripada petak tahun tanam 1994. Keseluruhan hasil perhitungan potensi simpanan karbon berupa simpanan karbon pada pohon, tumbuhan bawah, dan serasah merupakan pendugaan terhadap potensi simpanan karbon di atas permukaan above ground. Berdasarkan perhitungan terhadap simpanan karbon sebelumnya, pada petak tahun tanam 1995, potensi simpanan karbon totalnya lebih besar daripada petak tahun tanam 1994. Potensi simpanan karbon pada petak tahun tanam 1995 yaitu 77,1580 tonha, sedangkan potensi simpanan karbon pada petak tahun tanam 1994 adalah 64,6372 tonha. Setelah diperoleh hasil potensi simpanan karbon baik pada petak tahun tanam 1995 maupun pada petak tahun tanam 1994, untuk menguji keaktualan data maka dilakukan analisis menggunakan statistika dengan menggunakan pengujian hipotesis yang telah dibuat. Hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan tingkat keterandalan yang nyata dengan nilai R-Sq = 96,01. Sedangkan hasil uji hipotesis pertama yaitu pada faktor vegetasi yang terdapat di dalam hutan Pinus tahun tanam 1995 dan hutan Pinus tahun tanam 1994 yang terdiri dari vegetasi pohon, tumbuhan bawah, dan serasah menunjukkan ada atau terdapat vegetasi pohon, tumbuhan bawah, dan serasah yang berpengaruh terhadap potensi simpanan karbon. Berbeda dengan hasil hipotesis yang kedua, yaitu pada faktor umur dimana pada taraf nyata 5 belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa hutan Pinus tahun tanam 1995 maupun hutan Pinus tahun tanam 1994 berpengaruh terhadap potensi simpanan karbon. Hal tersebut sesuai dengan nilai p-value = 0,2351 dimana nilai tersebut 0,05 dan menerima H . Berdasarkan pengujian hipotesis yang pertama, maka digunakan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test Uji Perbandingan Berganda Duncan. Perbandingan berganda Duncan pada dasarnya hampir sama dengan motode Tukey tetapi prosedur Duncan mempersiapkan segugus nilai pembanding yang nilainya meningkat tergantung dari jarak peringkat dua buah perlakuan yang akan dibandingkan Mattjik dan Sumertajaya, 2002. Hasil uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test menunjukkan pada taraf nyata 5, faktor vegetasi yang berpengaruh terhadap potensi simpanan karbon adalah pada tingkat pohon baik di hutan Pinus tahun tanam 1995 maupun hutan Pinus tahun tanam 1994. Pengujian ini membuktikan dan menjawab hipotesis sebelumnya yaitu ada atau terdapat vegetasi pohon, tumbuhan bawah, dan serasah yang berpengaruh terhadap potensi simpanan karbon. Hasil analisis data menggunakan statistik menunjukkan hasil yang sama dengan kondisi yang ada di lapangan karena pohon memang memberikan pengaruh yang cukup banyak terhadap potensi biomassa total dan potensi simpanan karbon total di atas permukaan lahan. Hal ini terlihat dari potensi volume pohon yang cukup besar berpengaruh terhadap potensi biomassa total dan potensi simpanan karbon total di atas permukaan lahan dibandingkan nilai potensi biomassa total dan potensi simpanan karbon total pada tumbuhan bawah dan serasah yang memberikan nilai kecil terhadap potensi biomassa total dan potensi simpanan karbon total di atas permukaan lahan. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis statistika ini adalah variabel pengamatan yang memberikan pengaruh terhadap simpanan karbon di hutan Pinus adalah pohon. .

VI. KESIMPULAN DAN SARAN