Perumusan Masalah Kajian Pengelolaan Hasil Tangkap Sampingan Pukat Udang Studi Kasus di Laut Arafura Provinsi Papua

Sampai bulan Agustus 2004 jumlah armada pukat udang yang beroperasi di Laut Arafura dan sekitarnya sebanyak 338 kapal, dengan jumlah armada yang demikian banyak maka hasil tangkapan sampingan yang dihasilkan diduga sangat besar Ditjen Perikanan Tangkap - DKP, 2004. Potensi ikan hasil tangkapan sampingan di Laut Arafura dari armada penangkapan udang yang memiliki izin beroperasi diperkirakan sebesar 332.168 ton pertahun Purbayanto et al, 2004 Volume hasil tangkapan sampingan yang besar ini umumnya di buang ke laut karena tidak tertampung di dalam palka kapal, dan hanya sebagian kecil dari ikan-ikan ekonomis yang dimanfaatkan oleh awak kapal. Disamping itu hampir sebagian besar hasil tangkapan sampingan yang jumlahnya 90,9 dari total tangkapan pukat udang tersebut bernilai ekonomi rendah, dan memakan waktu untuk penyortiran. Kondisi tersebut sangat ironis terjadi di Provinsi Papua dimana penduduknya masih hidup dengan keterbatasan bahan pangan khususnya bahan pangan bergizi tinggi yang sangat diperlukan. Oleh sebab itu pengelolaan hasil tangkapan sampingan perlu mendapat perhatian sehingga hasil tangkapan sampingan yang jumlahnya demikian banyak dapat dibawa ke darat untuk dimanfaatkan.

1.2 Perumusan Masalah

Hasil tangkapan sampingan merupakan permasalahan pengelolaan management kegiatan perikanan tangkap. Oleh sebab itu, apabila data tentang hasil tangkapan sampingan dan buangan tidak diketahui, maka pengelolaan akan sulit dilakukan. Hasil tangkapan sampingan dan buangan yang terus meningkat, sangat berpengaruh terhadap kegiatan pengelolaan sumberdaya perikanan. Pengaruh atau dampak negatif hasil tangkapan sampingan tersebut bukan hanya terhadap komunitas dan habitat benthic serta dampak biologi dan ekologi, tetapi juga dampak ekonomi yang pada gilirannya dapat mengimbas pada permasalahan sosial. Komitmen pemerintah Provinsi Papua dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan yang tercantum dalam RENSTRA Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, 2003, sangat jelas berpihak pada kelestarian sumberdaya dan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu dengan pengelolaan hasil tangkapan sampingan pukat udang di Laut Arafura, Provinsi Papua diharapkan: 1 Sebanyak-banyaknya ikan hasil tangkapan sampingan pukat udang dari Laut Arafura dapat didaratkan di Provinsi Papua untuk dimanfaatkan untuk konsumsi pangan dan pakan. 2 Dapat mengembangkan potensi sumberdaya ikan di Provinsi Papua, meningkatkan produksi hasil perikanan, membangun dan mengembangkan industri pengolahan ikan termasuk yang berbasis masyarakat. 3 Dapat mengurangi buangan hasil tangkapan sampingan pukat udang, sehingga mewujudkan suatu kegiatan perikanan yang bertanggung jawab. 4 Mengurangi interaksi negatif antar kegiatan perikanan, karena pada beberapa kasus, hasil tangkapan sampingan dari suatu kegiatan perikanan merupakan hasil tangkapan utama bagi kegiatan perikanan yang lain. Dalam aktivitas penangkapan dengan menggunakan pukat udang akan mempengaruhi hasil tangkapan bagi nelayan tradisional. Dari seluruh uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yaitu; bagaimana melakukan pengelolaan hasil tangkapan sampingan di Laut Arafura yang sesuai dengan kebijakan pemerintah Provinsi Papua dan keinginan stakeholders, dengan: 1 Mendaratkan ikan hasil tangkapan sampingan sebanyak-banyaknya untuk dimanfaatkan sebagai konsumsi pangan ataupun pakan. 2 Memanfaatkan ikan hasil tangkapan sampingan melalui pengembangan industri pengolahan ikan termasuk industri yang berbasis masyarakat sehingga memberi peluang masuknya investasi, transfer teknologi, peluang bekerja dan berusaha yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan pendapatan daerah. 3 Menjaga kelestarian sumberdaya dan kelangsungan usaha perikanan tangkap.

1.3 Tujuan Penelitian