Kaidah Penulisan Soal Tes Uraian Jenis-jenis Tes Uraian

c. Kaidah Penulisan Soal Tes Uraian

Menurut Suke Silverius 1991: 71-72 kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan pada waktu menyusun atau menulis butir-butir soal uraian antara lain: 1. Rumusan pertanyaan hendaknya menggunakan kata tanya atau perintah seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, analisis, berilah tanggapan, hitunglah, dan buktikan. 2. Soal hendaknya dirumuskan dengan kalimat sederhana sesuai dengan tingkat kemampuan bahasa siswa. 3. Rumuskan kalimat soal dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku, baik yang berkenaan dengan ejaan, penulisan kata, ataupun penempatan tanda baca. 4. Gunakan kata-kata yang tidak menimbulkan salah pengertian atau yang dapat menimbulkan penafsiran ganda sehingga dapat mengaburkan maksud soal serta dapat membingungkan siswa dalam merumuskan jawaban. 5. Hindarilah kalimat soal yang mengandung unsur-unsur yang dapat menyinggung perasaan siswa karena berhubungan dengan agama yang dipeluknya, kebiasaan daerah atau kebudayaan setempat, atau hal-hal lain yang dapat menyinggung perasaan siswa. 6. Tetapkanlah waktu yang disediakan untuk menjawab soal tersebut dan banyaknya kalimat atau halaman yang diperlukan. 7. Tidak diperkenakan memberi kesempatan bagi siswa untuk memilih dari sejumlah pertanyaan yang ada untuk dikerjakan. 8. Untuk memungkinkan objektifitas dalam penskorannya, maka penggunaan tes uraian objektif sangat dianjurkan. 9. Lengkapilah setiap butir soal dengan kunci atau kriteria jawaban sebagai pedoman penskoran. 10. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

d. Jenis-jenis Tes Uraian

Menurut Nana Sudjana 1991: 37 bentuk tes uraian dibedakan menjadi: 1. Uraian Bebas free essay Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum. Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya. 2. Uraian Terbatas Peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab soal yang ditanyakan, namun arah jawaban dibatasi sedemikian rupa, sehingga kebebasan tersebut menjadi kebebasan yang terarah. Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya, dan indikator-indikatornya. 3. Uraian Terstruktur Uraian terstruktur dianggap sebagai bentuk soal antara soal-soal obyektif dan soal–soal esai. Uraian terstruktur merupakan soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Uraian terstuktur berisi unsur-unsur: pengantar soal, seperangkat data, dan serangkaian subsoal. Keuntungan soal bentuk uraian terstruktur antara lain: a. Satu soal bisa terdiri atas beberapa subsoal atau pertanyaan. b. Setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu sehingga lebih jelas dan terarah. c. Soal-soal berkaitan satu sama lain dan bisa diurutkan berdasarkan tingkat kesukarannya.

4. Tes Objektif Objective Test