Kompensasi PENGARUH MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Data On Corporation)

20 4 Pengembangan Karyawan yang tergolong potensial memiliki bakat dan keterampilan lebih akan mengembangkan potensi dirinya untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih bermutu. d. Sistem Pembayaran Kompensasi Menurut Suhendra Hayati 2006:105 ada tiga sistem kompensasi yang biasa digunakan perusahaan dalam pemberian kompensasi, yaitu: 1 Sistem Waktu Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi gajiupah ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Administrasi pengupahan sistem waktu relatif mudah serta kepada karyawan tetap maupun pekerja harian. Sistem ini biasanya diterapkan apabila prestasi kerja sulit untuk diukur per unitnya dan bagi karyawan tetap, kompensasinya dibayar atas sistem waktu secara periodik setiap bulannya. Besarnya kompensasi sistem waktu hanya didasarkan pada lamanya bekerja, bukan berdasarkan pada prestasi kerjanya. 2 Sistem Hasil output Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, atau kilogram. 21 3 Sistem borongan Dalam sistem borongan, besarnya kompensasi didasarkan pada volume pekerjaan dan lamanya mengerjakan. e. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Kompensasi Dalam pemberian kompensasi, terdapat hal-hal yang harus diperhitungkan oleh organisasi Siagian, 2012:265, diantaranya: 1 Tingkat Upah Dan Gaji Yang Berlaku Tingkat upah dan gaji yang umunya berlaku dapat diketahui melalui survei upah dan gaji. Tingkat upah dan gaji tentunya bergantung pada ketersediaan tenaga kerja, artinya semakin sedikit atau semakin langka tenaga kerja yang tersedia pada suatu bidang tertentu, maka semakin tinggi tingkat upah dan gaji. Sebaliknya, apabila semakin banyak jumlah ketersediaan tenaga kerja pada suatu bidang tertentu, maka akan semakin rendah tingkat upah dan gaji. 2 Tuntutan Serikat Pekerja Di masyarakat di mana eksistensi serikat pekerja diakui, sangat mungkin terdapat keadaan bahwa serikat pekerja berperan dalam mengajukan tuntutan tingkat upah dan gaji yang lebih tinggi dari tingkat yang berlaku. 22 3 Produktivitas Apabila para pekerja merasa bahwa mereka tidak memperoleh imbalan yang wajar, maka sangat mungkin mereka tidak akan bekerja keras. Artinya, tingkat produktivitas mereka akan rendah. Maka dari itu, kedua belah pihak perlu sama-sama menyadari kaitan yang sangat erat antara tingkat gaji dan upah dengan tingkat produktivitas. 4 Kebijaksanaan Organisasi Kebijaksanaan suatu organisasi mengenai upah dan gaji bagi para karyawannya tercermin pada jumlah uang yang dibawa pulang oleh para karyawan tersebut. Berarti bukan hanya gaji pokok yang penting, akan tetapi berbagai komponen lain dari kebijaksanaan tersebut, seperti tunjangan jabatan, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan transportasi, bantuan pengobatan, bonus, dan sebagainya. 5 Peraturan perundang-undangan Pemerintah berkepentingan dalam bidang ketenagakerjaan dan oleh karenanya, berbagai segi kehidupan kekaryaanpun diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Misalnya tingkat upah minimum, upah lembur, mempekerjakan wanita, mempekerjakan anak, dan lain-lain. 23

3. Kepuasan Kerja

a. Definisi Kepuasan Kerja Pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu didahului oleh penegasan bahwa masalah kepuasan kerja bukanlah hal yang sederhana karena kepuasan memiliki mempunyai makna yang beraneka ragam. Kepuasan kerja menurut Siagian 2012:295 yaitu cara pandang seseorang, baik yang bersifat positif maupun negatif, tentang pekerjaannya. Hasibuan 2007:202 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sifat dan perasaan mencintai pekerjaan yang dilakukan. Dari pendapat pakar tersebut, maka dapat peneliti simpulkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap positif maupun negatif seseorang terhadap pekerjaannya. b. Teori Kepuasan Kerja Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas terhadap pekerjaannya. Teori ini juga mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. 1 Two-factor Theory Teori dua faktor merupakan teori kepuasan kerja yang dikemukakan Herzberg yang menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang 24 berbeda, yaitu motivators dan hygiene factors Wibowo, 2012:503. Pada umumnya orang mengharapkan bahwa faktor tertentu memberikan kepuasan apabila tersedia dan menimbulkan ketidakpuasan apabila tidak ada. Pada teori ini, ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi di sekitar pekerjaan, seperti kondisi kerja, kualitas pengawasan, dan hubungan dengan orang lain. Karena faktor ini mencegah reaksi negatif, dinamakan sebagai hygiene atau maintenance factors. Faktor-faktor tersebut tentunya dapat menjadi pemicu bagi kepuasan kerja karyawan dengan tingkat kompleksitas pekerjaan yang tinggi. Sebaliknya, kepuasan ditarik dari faktor terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi, dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. Oleh karena itu faktor ini dinamakan motivators. Karyawan dengan tingkatan kemampuan yang lebih tinggi membutuhkan tantangan dalam melakukan pekerjaan. Terlebih apabila perusahaan memiliki peluang untuk promosi lebih besar, tentunya akan membuat karyawan merasa puas dalam bekerja. 2 Value theory Menurut konsep teori ini, kepuasan kerja terjadi pada tingkatan di mana hasil pekerjaan diterima individu seperti yang 25 diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas. Sebaliknya, semakin sedikit menerima hasil, maka akan semakin kurang puas. Teori ini memfokuskan pada hasil manapun yang menilai orang tanpa memerhatikan siapa mereka. Kunci menuju kepuasan dalam teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dan diinginkan seseorang. Semakin besar perbedaannya, semakin rendah kepuasan orang. Dengan menekankan pada nilai-nilai, teori ini menganjurkan bahwa kepuasan kerja dapat diperoleh dari banyak faktor. Oleh karena itu, cara efektif untuk memuaskan pekerja adalah dengan menemukan apa yang mereka inginkan dan bila memungkinkan dapat diberikan. 3 Teori Ketidaksesuaian Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh Porter 1961 yang menyatakan bahwa setiap orang menginginkan agar sejumlah pekerjaan yang telah disumbangkan kepada pemberi kerja akan dihargai sebesar yang diterima secara kenyataan Bangun, 2012:316. Hal ini menandakan bahwa apabila harapan sama dengan kenyataan, maka orang akan merasa puas. Bila terdapat selisih diantara keduanya, dimana harapan lebih besar daripada kenyataan, maka orang tidak merasa puas. 26 4 Teori Keadilan Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh Zaleznik 1958, kemudian dikembangkan oleh Adams 1963. Teori ini menunjukkan kepada seseorang merasa puas atau tidak puas atas suatu situasi tergantung pada perasaan adil equity atau tidak adil inequity Bangun, 2012:316. Perasaan adil dan tidak adil atas suatu situasi didapat oleh setiap orang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain pada tingkat dan jenis pekerjaan yang sama, pada tempat yang sama maupun empat yang berbeda. c. Penyebab Kepuasan Kerja Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo 2012:504 terdapat

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Spbu 44.594.02 Jepara).

0 2 10

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA Pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap Kinerja karyawan dengan kepuasan kerja Sebagai variabel intervening (Studi Empiris pada Kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar).

0 5 19

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA Pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap Kinerja karyawan dengan kepuasan kerja Sebagai variabel intervening (Studi Empiris pada Kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar).

0 4 16

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kompensasi, Motivasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Kantor PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Sukoharjo ).

0 3 16

PENGARUH KOMPENSASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kompensasi, Disiplin Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Bank Bukopin Di Surakarta).

0 2 14

PENGARUH KOMPENSASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kompensasi, Disiplin Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Bank Bukopin Di Surakarta).

0 1 12

Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.

1 13 21

Pengaruh motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan kompensasi terhadap kinerja karyawan : studi kasus karyawan UD. Kripton Gama Jaya, Yogyakarta.

1 4 132

168641981 Efek Moderasi Kompensasi Pada Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

0 0 14

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA KARYAWAN

1 4 16