a 3.24 efghijklm Pengaruh Varietas dan Kombinasi pupuk terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Kedelai pada Budidaya Jenuh Air di Lahan Pasang Surut

28 Panen padi biasanya bertepatan dengan awal datangnya banjir yaitu awal bulan Mei, sehingga panen padi dilakukan dengan menggunakan perahu dan rakit. Banjir terjadi pada bulan Mei. Banjir susulan kemungkinan terjadi pada bulan Juni sampai Juli meskipun curah hujannya mulai berkurang, akan tetapi curah hujan harian masih cukup tinggi. Awal bulan Agustus dilakukan persiapan lahan untuk penanaman kedelai. Penanaman kedelai sebaiknya dilakukan pada pertengahan bulan Agustus banjir sudah surut sehingga tanaman sudah dapat dipanen pada awal bulan Desember awal musim banjir. Peningkatan produktivitas lahan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Peningkatan produktivitas lahan dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas tanaman dan indeks pertanaman IP. Keberhasilan penelitian ini dalam melakukan penanaman kedelai setelah musim tanam padi membuktikan bahwa teknologi budidaya jenuh air pada tanaman kedelai dapat meningkatkan IP dari IP-100 menjadi IP-200. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penggunaan Abu sekam 1.2 tonha terbukti cukup efektif dan ekonomis menggantikan 100 kgha pupuk KCl. Aplikasi mulsa jerami dapat menekan pertumbuhan gulma, mempertahankan kelembaban tanah, meningkatkan keberadaan organisme tanah dan mengembalikan unsur hara. Perlakuan kombinasi pupuk dengan komposisi 200 kgha SP-36 + 100 kgha KCl + 1 tonha dolomit + 2 tonha pupuk kandang + mulsa jerami dan 200kgha SP-36 + 2 tonha abu sekam + 1 tonha dolomit + 2 tonha pupuk kandang + mulsa jerami dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan terbaik pada tanaman kedelai. Produktivitas rata-rata varietas Tanggamus lebih tinggi dibanding galur SP-30-4 dan PG-57-1, serta varietas Anjasmoro. Interaksi yang terjadi antara perlakuan kombinasi pupuk dan varietas mencapai titik maksimum pada perlakuan varietas Tanggamus dengan kombinasi pupuk 200 kg SP-36 + 100 kgha KCl + 1 tonha dolomit + 2 tonha pupuk kandang dengan produktivitas mencapai 4.76 tonha. Terjadi peningkatan indeks pertanaman dari IP-100 1 kali musim tanamtahun menjadi IP-200 2 kali musim tanamtahun. Penerapan teknologi budidaya jenuh air yang dikombinasikan dengan penggunaan amelioran dan varietas Tanggamus terbukti dapat meningkatkan produktivitas kedelai pada lahan sulfat masam di Lampung Timur. Saran Penggunaan dolomit, abu sekam, pupuk kandang dan mulsa jerami sangat dianjurkan untuk mengurangi kemasaman lahan dan memperbaiki ketersediaan hara pada lahan rawa pasang surut. Berdasarkan hal tersebut, budidaya kedelai jenuh air di Lampung Timur sebaiknya menggunakan varietas Tanggamus dengan menggunakan kombinasi pupuk 200 kg SP-36 + 1.2 tonha abu sekam + 1 tonha dolomit + 2 tonha pupuk kandang + mulsa jerami.