Cabrera et al., 2006; McKay et al., 2002
2.3. Pengaruh Teh Hijau Terhadap Profil Lemak
Hiperlipidemia merupakan keadaan abnormal dari metabolisme lemak. Salah satu faktor resiko utama terhadap perkembangan CVD. Peningkatan lemak
plasma seperti asam lemak, kolesterol, phospolipid dan trigliserida dapat menyebabkan perkembangan aterosklerosis. Resiko CVD dapat menurun 2
hingga 1 pada serum kolesterol dan bukti menganjurkan bahwa obat dengan kemampuan menurunkan lemak plasma kemungkinan dapat menurunkan
kematian akibat kelainan cardiovaskuler. Katekin teh hijau memiliki efek terhadap metabolisme lemak dengan berbagai macam mekanisme dan pencegahan terhadap
flek aterosklerosis dengan model hiperlipidemia yang bervariasi. Sebagai tambahan katekin mempengaruhi kelarutan membran sel micellular solubility,
hidrolisis luminal lemak, dan absorbsi lemak di usus. Selain itu ketekin dapat meningkatkan regulasi reseptor LDL di hati melalui pengaturan biosintesis,
ekskresi dan proses intra sel lemak. Walaupun belum diketahui secara jelas bagaimana ketekin mengatur reseptor LDL di hati, sebuah penelitian
membuktikan hal ini mungkin dapat mengurangi konsentrasi kolesterol pada hati, keadaan peningkatan sintesis reseptor LDL berakibat pada penurunan nilai
kolesterol intra sel. Telah diketahui bahwa LDL kolesterol merupakan faktor resiko penting
untuk perkembangan CVD. Penelitian pada manusia memperlihatkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
konsumsi teh hijau dihubungkan dengan lebih rendahnya rasio LDL kolesterol dengan HDL kolesterol. Ketika ini dilaporkan bahwa tidak ada perubahan pada
konsentrasi serum total kolesterol, trigliserida dan HDL kolesterol pada konsumsi sehari-hari hingga 4 cangkir teh hijau pada laki-laki umur pertengahan. Hasil dari
penelitian yang sama memperlihatkan hubungan antara konsumsi lebih dari 10 cangkir teh hijau 1500 ml sehari-hari diperoleh penurunan konsentrasi serum
dari total kolesterol, LDL dan trigliserida dan terjadi peningkatan konsentrasi HDL. Sesuai dengan laporan ini, penelitian lain memperlihatkan konsumsi 9
cangkir teh hijau atau lebih per hari dapat menurunkan nilai serum kolesterol total, walaupun serum trigliserida, HDL-kolesterol tidak berubah. Ketika
perbedaan dari data epidemiologi terjadi hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti desain penelitian dengan genetik yang heterogen, ukuran sampel
yang bervariasi, perbedaan persiapan teh, proses produksi, gaya hidup, masukan yang relatif berbeda pada persiapan teh hijau, masukan relatif dosis tinggi dari
katekin mungkin tergantung pada tercapainya efek bermanfaat. Dilaporkan pula bahwa terjadi perubahan lipoprotein yang menguntungkan terjadi pada penelitian
hewan. EGCG menurunkan sirkulasi LDL-kolesterol tetapi meningkatkan HDL kolesterol pada tikus dengan diet tinggi lemak dan tinggi kolesterol. Sesuai
dengan penelitian ini juga telah dilaporkan bahwa ekstrak teh hijau 300 mgkgBB selama 4 minggu berisi 80 dapat menurunkan sirkulasi LDL kolesterol tetapi
dapat meningkatkan HDL kolesterol pada tikus diabetik Velayutham et al.,2009. 2.4.
Aktifitas Fisik dan Latihan
Universitas Sumatera Utara
Aktifitas fisik adalah gerakan seluruh tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot yang akan meningkatkan pengeluaran energi. Defenisi ini meliputi latihan
yang direncanakan, terstruktur dan aktifitas fisik yang dilakukan secara berulang dengan tujuan meningkatkan kebugaran fisik. Latihan dapat dibagi dua yaitu
latihan aerobik dan latihan anaerobik. Dikatakan latihan aerobik bila oksigen yang dibutuhkan cukup untuk kelompok otot yang secara terus menerus bergerak
dengan intensitas yang dipertahankan paling sedikit selama 20 menit. Latihan aerobik menggunakan beberapa kelompok otot utama tubuh yang mengakibatkan
kebutuhan yang lebih besar terhadap kardiovaskuler dan pernafasan untuk suplay oksigen terhadap kerja otot. Latihan anaerobik merupakan kerja berat yang
dilakukan terbatas pada beberapa otot, contohnya mengangkat beban berat. Tipe aktifitas ini dilakukan dengan interval waktu yang pendek dan suplay oksigen
tidak cukup untuk metabolisme aerobik, mengakibatkan terutangnya oksigen dan terjadi metabolisme anaerobik pada otot tersebut. Contoh lain yaitu lari sprint,
dimana intensitas tinggi dengan durasi yang pendek Wang, 2004. Orang dewasa yang melakukan aktifitas fisik akan berdampak pada
peningkatan kesehatan. Untuk memperoleh manfaat kesehatan dibutuhkan paling sedikit 150 menit aktifitas sedang atau 75 menit untuk aktifitas latihan aerobik
berat dalam seminggu atau kombinasi dari keduannya. Jumlah waktu tersebut dapat dibagi dalam seminggu, sehingga dilakukan latihan aerobik paling sedikit
tiga kali dalam seminggu. Latihan aerobik dapat dilakukan dalam bentuk rangkaian kegiatan yang tidak kurang dari 10 menit untuk sekali kegiatan dan
diulangi tiga kali sehari. Ini merupakan aktifitas minimum yang dibutuhkan untuk
Universitas Sumatera Utara
menambah manfaat kesehatan, semakin besar jumlah waktu yang dilakukan selama seminggu dan intensitas latihan per kegiatan maka semakin besar manfaat
yang diperoleh Kauko, 2010 Menurut Vella et al. 2001, bahwa lamanya latihan positif berhubungan
dengan peningkatan kadar kolesterol HDL pada laki-laki, sedangkan pada wanita hubungan antara lamanya latihan dengan peningkatan kadar HDL belum jelas
diketahui. Respons kadar kolesterol HDL berbeda untuk setiap individu tergantung pada intensitas, lama dan frekwensi latihan, kondisi awal kolesterol
dan panjangnya periode latihan. Sedangkan menurut Kodama et al., 2007, bahwa volume latihan minimal diperkirakan pada pengeluran energi sebanyak
900 kcal seminggu atau 120 menit dari total panjang latihan selama seminggu. Setiap peningkatan lamanya aktifitas 10 menit sama dengan peningkatan kadar
HDL kurang lebih 1,4 mgdL 0,036 mmolL.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan dan pemeriksaan plasma
mencit dilakukan pada Laboratorium Kesehatan Daerah Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan selama 14 minggu.
3.2. Sampel Penelitian
Jumlah sampel mencit Mus Musculus Strain DD Webster diambil berdasarkan rumus tr – 1 20 Sugandi, 1994, jika t adalah jumlah kelompok
dalam penelitian ini terdiri dari 4 kelompok dan r adalah jumlah ulangan per kelompok, maka jumlah ulangan adalah sebesar 9 mencit per kelompok maka
jumlah mencit keempat kelompok adalah lebih dari 32 ekor.
3.3. Bahan dan Alat Penelitian
3.3.1. Bahan Penelitian a. Ekstrak teh hijau
Daun teh hijau Camalia sinensis diperoleh dari perkebunan CV. Indistra Karya Pratama, Jl. Tanjung Pinggir Dusun X, Kelurahan Pondok
Universitas Sumatera Utara