b. Rumah Sakit Umum; dan
c. Rumah Sakit Khusus.
Sistem  pembayaran  yang  dilakukan  kepada  FKTP  yang  bekerja  sama BPJS Kesehatan dilakukan secara Kapitasi.
2.2  Kapitasi
BPJS Kesehatan menghimpun iuran yang dibayarkan oleh masyarakat yang telah  mendaftar  sebagai  peserta  program  JKN.  Selanjutnya  BPJS  Kesehatan
mendistribusikan  anggaran  jaminan  kesehatan  masyarakat  secara  kapitasi  untuk mengoptimalkan  pelayanan  kesehatan  di  fasilitas  kesehatan.  Istilah  kapitasi
berasal  dari  kata  kapital  yang  berarti  kepala.  Sistem  kapitasi  berarti  cara perhitungan  berdasarkan  jumlah  kepala  yang  terikat  dalam  kelompok  tertentu.
Dalam hal JKN ini, kepala berarti orang atau peserta atau anggota program BPJS Kesehatan.
Pendistribusian dana BPJS Kesehatan secara kapitasi  menggunakan suatu metode  pembayaran  untuk  jasa  layanan  kesehatan  dimana  pemberi  pelayanan
kesehatan di FKTP menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta, per periode waktu  untuk  pelayanan  yang  telah  ditentukan.  Hal  ini  dipertegas  dengan
dikeluarkannya Perpres No.32 tahun 2014 pasal 1 yang mengatakan bahwa Dana Kapitasi  adalah  besaran  pembayaran  per-bulan  yang  dibayar  dimuka  oleh  BPJS
Kesehatan  kepada  Fasilitas  Kesehatan  Tingkat  Pertama  berdasarkan  jumlah peserta  yang  terdaftar  tanpa  memperhitungkan  jenis  dan  jumlah  pelayanan
kesehatan yang diberikan Perpres No.322014. Tarif Kapitasi yang diberlakukan pada FKTP yang melakukan pelayanan:
a. Administrasi pelayanan;
Universitas Sumatera Utara
b. Pelayanan promotif dan preventif;
c. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
d. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
e. Pelayanan  obat  dan  bahan  medis  habis  pakai,  termasuk  pil  dan  kondom
untuk pelayanan keluarga berencana; f.
Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama. 2.2.1
Tarif Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS Kesehatan Berdasarkan  Kesepahaman  Bersama  Asosiasi  Dinas  Kesehatan  Seluruh
Indonesia  ADINKES,  Asosiasi  Klinik  Indonesia  ASKLlN,  Perhimpunan Klinik  dan  Fasilitas  Pelayanan  Kesehatan  Primer  Indonesia  PKFI  Wilayah
Provinsi  Sumatera  Utara  dengan  BPJS  Kesehatan  Divre  Sumbagut  Tentang Kesepakatan Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta BPJS Kesehatan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama maka ditetapkansebagai berikut: a.
Rawat Jalan Tingkat Pertama
Tabel 2.2 Biaya Kapitasi Puskesmas Atau Fasilitas Kesehatan Yang Setara Klasifikasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Kapitasi Per Jiwa
Puskesmas alau fasilitas kesehatan yang setara dengan : - Tanpa Dokter
- Bidan Perawat - Laboratorium Sederhana
- Apotek Pelayanan Obat Rp.3.000,-
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara dengan : - Tanpa Dokter
- Dokter Gigi - BidanPerawat
- Laboratorium Sederhana - Apotek Pelayanan Obat
Rp.3.500,-
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara dengan : - 1 salu orang Dokter
- Bidan Perawat - Laboratorium Sederhana
- Apotek Pelayanan Obat Rp.4.500,-
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara dengan : - 1 salu orang Dokter
Rp.5.000,-
Universitas Sumatera Utara
Klasifikasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Kapitasi Per Jiwa
- Dokter Gigi - Bidan Perawat
- Laboratorium Sederhana - Apotek Pelayanan Obat
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang selara dengan : - Minimal 2 dua orang Dokter
- Bidan Perawat - Laborarorium Sederhana
- Apotek Pelayanan Obat
Rp.5.500,-
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara dengan : - Minimal 2 dua orang Dokter
- Dokter Gigi - Bidan Perawat
- Laboratorium Sederhana - Apotek Pelayanan Obat
Rp.6.000,-
Tabel 2.3 Biaya Kapitasi pada Klinik dan Dokter Praktek Perorangan Klasifikasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Kapitasi Per Jiwa
Praktek Dokter Gigi Perorangan : - Dokter Gigi
- Perawat Gigi - Apotek Pelayanan Obat
Rp.2.000,-
Praktek Dokter Perorangan : - 1 salu orang Dokter
- Bidan Perawat - Laboratorium Sederhana
- Apotek Pelayanan Obat Rp.8.000,-
Klinik dengan : - Minimal 2 dua orang Dokter
- Bidan Perawat - Laboratorium Sederhana
- Apotek Pelayanan Obat Rp.8.000,-
Klinik dengan : - Minimal 2 dua orang Dokter
- Dokter Gigi - Bidan Perawat
- Laboratorium Sederhana - Apotek Pelayanan Obat
Rp. 10.000,-
Tabel 2.4 Biaya Non Kapitasi No
Pemeriksaan Tarif Rp.
Keterangan
1
Pelayanan Rujuk Balik
Pemeriksaan GDS Rp.10.000  sd
Rp.20.000,- Sesuai indikasi medis
Pemeriksaan GDP Rp.10.000  sd
Rp.20.000,- 1 bulan 1 kali
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan GDPP Rp.10.000  sd
Rp.20.000,- 1 bulan 1 ka
2
Pelayanan Skrining
Pemeriksaan IVA Maksimal
Rp. 25.000,- Pemeriksaan Papsmear
Maksimal Rp. 125.000,-
Pemeriksaan  GDS,  GDP, dan GDPP
Rp. 10.000,-
sd Rp. 20.000,-
b. Rawat Inap Tingkat Pertama
Dibayarkan berdasarkan tarif non kapitasi:
Tabel 2.5 Biaya Non Kapitasi Pada Rawat Inap Tingkat Pertama No
Jenis Pelayan Tarif Rp
1 Paket Rawat Inap per Hari
Rp.100.000 sd Rp.120.000,-
Sumber : Kesepakatan bersama BPJS Kes-ASKLIN SUMUT 2015
2.2.2 Mekanisme Pembayaran dan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN
Mekanisme  Pembayaran  Kapitasi  oleh  BPJS  Kesehatan  didasarkan  pada jumlah  peserta  yang  terdaftar  di  FKTP  sesuai  dengan  data  BPJS  Kesehatan.
Pembayaran  kapitasi  kepada  FKTP  dilakukan  oleh  BPJS  Kesehatan  tiap  bulan paling lambat tanggal 15 bulan berjalan.
Sebelum  diundangkannya  Peraturan  Presiden  PERPRES  Nomor  32 Tahun  2014  tentang  Pengelolaan  dan  Pemanfaatan  Dana  Kapitasi  JKN  pada
Fasilitas  Kesehatan  Tingkat  Pertama  Milik  Pemerintah  Daerah  dan  Peraturan Menteri  Kesehatan  PERMENKES  Nomor  19  Tahun  2014  tentang  Penggunaan
Dana  Kapitasi  JKN  Untuk  Jasa  Pelayanan  Kesehatan  dan  Dukungan  Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah,
pembayaran  Dana  Kapitasi  oleh  BPJS  ke  FKTP  Pemerintah  Daerah  langsung  ke Dinas  Kesehatan  KabKota  yang  selanjutnya  disetor  ke  Kas  Daerah  KASDA
Universitas Sumatera Utara
atau  langsung  dari  BPJS  Kesehatan  ke  Kas  Daerah  sebagai  penerimaan  daerah. Sejak  diundangkannya  Perpres  322014  dan  Permenkes  192014  dana  Kapitasi
langsung dibayarkan oleh BPJS Kesehatan ke FKTP milik Pemerintah Daerah. Pengelolaan  dana  kapitasi  adalah  tata  cara  pengganggaran,  pelaksanaan,
penatausahaan  dan  pertanggungjawaban  dana  kapitasi  yang  diterima  oleh  FKTP dari  BPJS  Kesehatan.  Untuk  menindaklanjuti  hal  tersebut  maka  pemerintah  ikut
berkontribusi  dengan  menerbitkan  Surat  Edaran  Menteri  Dalam  Negeri  Nomor 9002280SJ  tentang  petunjuk  teknis  penyelenggaraan,  pelaksanaan  dan
penatausahaan,  serta  pertanggungjawaban  dana  kapitasi  jaminan  kesehatan nasional  pada  fasilitas  kesehatan  tingkat  pertama  milik  pemerintah  daerah  yang
belum  menerapkan  pola  pengelolaan  keuangan  badan  layanan  umum  daerah PPK-BLUD.
Di  dalam  surat  edaran  tersebut  menyatakan  bahwa,  BPJS  Kesehatan melakukan  pembayaran  dana  kapitasi  kepada  FKTP  milik  pemerintah  daerah
didasarkan  pada  jumlah  peserta  yang  terdaftar  di  FKTP  sesuai  data  dari  BPJS Kesehatan.  Dana  kapitasi  tersebut  dibayarkan  langsung  oleh  BPJS  Kesehatan
kepada  bendahara  dana  kapitasi  JKN  pada  FKTP,  kemudian  kepala  FKTP menyampaikan  rencana  pendapatan  belanja  dana  kapitasi  JKN  tahun  berjalan
kepada  kepala  Satuan  Kerja  Perangkat  Daerah  SKPD  Dinas  kesehatan, kemudian SKPD Dinas Kesehatan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
Dinas  Kesehatan  RKA-SKPD  Dinas  Kesehatan  yang  memuat  Rencana Pendapatan dan Rencana Belanja Dana Kapitasi JKN.
Berdasarkan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan daerah tentang panjabaran  APBD  tahun  anggaran  berkenaan,  Kepala  SKPD  Dinas  Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD DPA-SKPD pendapatan dan belanja  sesuai  dengan  RKA-SKPD.  Untuk  melaksanakn  fungsi  perbendaharaan
dana  kapitasi  JKN  pada  FKTP,  kepala  daerah  mengangkat  Bendahara  Dana Kpitasi  JKN  pada  masing-masing  FKTP  setiap  tahun  anggaran  atas  usul  kepala
SKPD  Dinas  Kesehatan  melalui  Pejabat  Pengelola  Keuangan  Daerah  PPKD. Pengangkatan bendahara tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
Tata  cara  pencatatan  dan  penyampaian  laporan  realisasi  pendapatan  dan belanja dana kapitasi JKN sebagai berikut:
a. Bendahara Dana Kapitasi JKN mencatat pendapatan dan belanja pada buku
kas  dan  menyampaikannya  setiap  bulan  kepada  Kepala  FKTP  dengan melampirkan  buktu-bukti  pendapatan  dan  belanja  yang  sah  paling  lambat
pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk pengesahan oleh Kepala FKTP. b.
Berdasarkan  buku  kas  tersebut,  bendahara  Dana  Kapitasi  JKN  menyusun laporan  realisasi  pendapatan  dan  belanja  FKTP,  selanjutnya  kepala  FKTP
menyampaikan  laporan  tersebut  dengan  melampirkan  surat  pernyataan tanggungjawab  Kepala  FKTP  setiap  bulan  kepada  Kepala  SKPD  dinas
Kesehatan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. c.
Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja Kepala FKTP tersebut, Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyampaikan Surat Permintaan Pengesahan
Pendapatan  dan  Belanja  SP3B  FKTP  setiap  bulan  kepada  PPKD  untuk penerbitan    Surat  Pengesahan  Pendapatan  dan  Belanja  SP2B  FKTP  oleh
PPKD selaku BUD.
Universitas Sumatera Utara
d. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD DInas Kesehatan dan PPKD selaku
BUD melakukan pembukuan atas pendapatan dan belanja FKTP sesuai SP2B FKTP, dengan mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk  pertanggunjawaban  dana  Kapitasi  JKN  tersebut  maka  berdasarkan SP2B  FKTP,  Kepala  SKPD  Dinas  Kesehatan  menyusun  laporan  realisasi
pendapatan  dan  belanja  yang  bersumber  dari  dana  kapitasi  JKN  serta menyajikannya  dalam  Laporan  Keuangan  SKPD  Dinas  Kesehatan  yang  akan
dikonsilidasikan  menjadi  Laporan  Keuangan  Pemerintah  Daerah  sesuai  dengan ketentuan perundang-undangan dibidang pengelolaan keuangan daerah.
2.2.3 Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN
Berdasarkan  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun  2014  tentang  Penggunaan  Dana  Kapitasi  JKN  Untuk  Jasa  Pelayanan
Kesehatan  dan  Dukungan  Biaya  Operasional  Pada  FKTP  Milik  Pemerintah Daerah,  Dana  Kapitasi  yang  diterima  oleh  FKTP  dari  BPJS  Kesehatan
dimanfaatkan  seluruhnya  untuk  pembayaran  jasa  pelayanan  kesehatan    dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.
1. Alokasi  untuk  pembayaran  jasa  pelayanan  kesehatan  untuk  tiap  FKTP
ditetapkan sekurang-kurangnya 60 dari penerimaan Dana Kapitasi. 2.
Alokasi  untuk  pembayaran  dukungan  biaya  operasional  pelayanan kesehatan  ditetapkan  sebesar  selisih  dari  besar  Dana  Kapitasi  dikurangi
dengan besar alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan. Besaran  alokasi  sebagaimana  ditetapkan  setiap  tahun  dengan  Keputusan
Kepala  Daerah  atas  usulan  Kepala  SKPD  Dinas  Kesehatan  KabupatenKota dengan mempertimbangkan:
Universitas Sumatera Utara
a. Kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai;
b. Kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai target
kinerja di bidang upaya kesehatan perorangan; dan c.
Besar tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah. 2.2.3.1
Jasa Pelayanan Kesehatan Alokasi  Dana  Kapitasi  untuk  pembayaran  jasa  pelayanan  kesehatan
dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan pada FKTP. Pembagian jasa
pelayanan  kesehatan  kepada  tenaga  kesehatan  dan  tenaga  non  kesehatan ditetapkan dengan mempertimbangkan variable, jenis ketenagaan danatau jabatan
dan kehadiran. 1.
Variabel jenis ketenagaan danatau jabatan dinilai sebagai berikut: a.
Tenaga medis, diberi nilai 150; b.
Tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan Ners, diberi nilai 100; c.
Tenaga kesehatan setara S1D4, diberi nilai 60; d.
Tenaga non kesehatan minimal setara D3, tenaga kesehatan setara D3, atau tenaga  kesehatan  dibawah  D3  dengan  masa  kerja  lebih  dari  10  tahun,
diberi nilai 40; e.
Tenaga kesehatan di bawah D3, diberi nilai 25; dan f.
Tenaga non kesehatan di bawah D3, diberi nilai 15. g.
Tenaga yang merangkap tugas administratif sebagai Kepala FKTP, Kepala Tata Usaha, atau Bendahara Dana Kapitasi JKN diberi tambahan nilai 30.
2. Variabel kehadiran dinilai sebagai berikut:
a. Hadir setiap hari kerja, diberi nilai 1 poin per hari; dan
Universitas Sumatera Utara
b. Terlambat hadir atau pulang sebelum waktunya yang diakumulasi sampai
dengan 7 tujuh jam, dikurangi 1 poin. c.
Ketidakhadiran akibat sakit danatau penugasan ke luar oleh Kepala FKTP dikecualikan dalam penilaian kehadiran.
Jumlah  jasa  pelayanan  yang  diterima  oleh  masing-masing  tenaga kesehatan  dan  tenaga  non  kesehatan  dihitung  dengan  menggunakan  formula
sebagai berikut:
+ +
x
Keterangan : 1.
Poin  per  hari  adalah  poin  sesuai  ketenagaan  dibagi  maksimal  jumlah  hari kerja efektif dalam satu bulan.
2. Jumlah  hari  tidak  masuk  kerja  adalah  jumlah  ketidakhadiran  dalam  satu
bulan. 2.2.3.2
Biaya Operasional Pelayanan Kesehatan Alokasi  Dana  Kapitasi  untuk  dukungan  biaya  operasional  pelayanan
kesehatan dimanfaatkan untuk: a.
Obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai; dan Point  Ketenagakerjaan-
Jumlah  Tidak  Masuk Kerja  x  point  per  hari
Ketenagaan Jumlah hari kerja
efektif –  jumlah
hari  tidak  masuk kerja
Variabel daerah
TOTAL JASPEL
YANG DITERIMA
Jumlah Point Seluruh Ketenagaan
Universitas Sumatera Utara
Pengadaan  obat,  alat  kesehatan,  dan  bahan  medis  habis  pakai  dapat dilakukan  melalui  SKPD  Dinas  Kesehatan,  dengan  mempertimbangkan
ketersediaan  obat,  alat  kesehatan  dan  bahan  medis  habis  pakai  yang dialokasikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
b. Kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya.
Dukungan kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya, meliputi: 1.
Upaya  kesehatan  perorangan  berupa  kegiatan  promotif,  preventif, kuratif, dan rehabilitatif lainnya;
2. Kunjungan rumah dalam rangka upaya kesehatan perorangan;
3. Operasional untuk Puskesmas Keliling;