BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian,  dapat  ditarik  beberapa  kesimpulan  sebagai berikut:
1. Puskemas  Polonia  dan  Puskesmas  Belawan  menerima  Dana  Kapitasi
JKN setiap bulan sesuai dengan jumlah peserta yang terdaftar. 2.
Perencaan  pembelanjaan  puskemas  setiap  bulan  berdasarkan perencanaan  yang  telah  dibuat  sebelumnya.  Pembelanjaan  jasa
dilakukan  setiap  bulan,  dan  untuk  barang  mulai  terhitung  bulan  ke-4, jika dana berlebih pada bulan berjalan, dana tersebut dianggarkan pada
bulan berikutnya. 3.
Pengalokasian  Dana  Kapitasi  JKN  di  Puskemas  Polonia  dan Puskesmas  Belawan  telah  sesuai  dengan  Salinan  Keputusan  Walikota
Medan No. 9001493.K2014 tentang  Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat.
4. Untuk biaya dukungan operasional masih mengalami hambatan dalam
pembelanjaannya  seperti  barang  yang  hendak  dibeli  tidak  tersedia, ataupun dana yang diperuntukkan dalam pembelian belum mencukupi
sehingga  harus  menunggu  hingga  dana  tersebut  cukup,  serta  proses verifikasi yang membutuhkan waktu yang cukup lama.
5. Puskemas  membuat  laporan  pembelanjaan  setiap  bulannya,  dan
diserahkan  kepada  SKPD  Dinas  Kesehatan  sesuai  dengan  SK Mendagri  No.  9002280  SJ  tentang  Petunjuk  Teknis  Penganggaran,
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan  Dan  Penatausahaan,  Serta  Pertanggungjawaban  Dana Kapitasi  Jaminan  Kesehatan  Nasional  Pada  Fasilitas  Kesehatan
Tingkat Pertama Milik Daerah. 6.
Belum adanya regulasi tentang penggunaan kelebihan dana kapitasi di puskesmas.
7. Pemanfaatan dana jkn tidak ada duplikasi atau tumpang tindih dengan
dana yang lain.
6.2  Saran
Adapun saran-saran dalam penelitian ini antara lain: 1.
Kepada  Dinas  Kesehatan,  agar  melakukan  pendistribusian  kebutuhan obat, Alat Kesehatan dan Bahan Habis pakai lebih cepat.
2. Kepada  Puskesmas,  harus  mengoptimalkan  pelayanan  dana  kapitasi
agar  dapat  meningkatkan  kualitas  pelayanan  kesehatan  yang  sesuai dengan standar.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asuransi Kesehatan Sosial
2.1.1 Pengertian Asuransi Kesehatan Sosial Jaminan Kesehatan Nasional-JKN
Sebelum  membahas  pengertian  asuransi  kesehatan  sosial,  beberapa pengertian yang patut diketahui terkait dengan asuransi tersebut adalah:
a. Asuransi  Sosial  merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat
wajib  dari  peserta,  guna  memberikan  perlindungan  kepada  peserta  atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya
UU SJSN No. 40 Tahun 2004. b.
Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN adalah tata cara penyelenggaraan jaminan  sosial  oleh  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. c.
Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang layak.
Dengan  demikian,  jaminan  kesehatan  nasional  yang  dikembangkan  di Indonesia  merupakan  bagian  dari  Sistem  Jaminan  Sosial  Nasional.  Sistem
Jaminan  Sosial  Nasional  ini  diselenggarakan  melalui  mekanisme  asuransi kesehatan  sosial  yang  bersifat  wajib  berdasarkan  undang-undang  No.40  Tahun
2004  tentang  Sistem  Jaminan  Sosial  Nasional.  Tujuannya  adalah  agar  semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dasar yang layak. Kelebihan sistem asuransi sosial dibandingkan dengan asuransi komersial
antara lain:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbandingan Asuransi Sosial dengan Asuransi Komersial Asuransi Sosial
Asuransi Komersial
1. Kepesertaan  bersifat  wajib  untuk
semua penduduk a.
Kepesertaan bersifat sukarela 2.
Non profit b.
Profit 3.
Manfaat komprehensif c.
Manfaat sesuai dengan  premi yang dibayarkan
Berpotensi  mencakup  100  penduduk  Universal  Coverage  dan  relative  dapat  menekan peningkatan biaya pelayanan kesehatan.
Sumber: Peta Jalan Menuju JKN 2012-2019 2012
2.1.2 Prinsip-Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional
Jamian  kesehatan  nasional  mengacu  pada  prinsip-prinsip  sistem  jaminan sosial nasional berikut:
1. Kegotongroyongan
Dalam  SJSN,  prinsip  kegotongroyongan  berarti  peserta  yang mampu  membantu  peserta  yang  kurang  mampu,  pesrta  yang  sehat
membantu  peserta  yang  sakit  atau  yang  beresiko  tinggi.  Hal  ini  terwujud karena  kepesertaan  bersifat  wajib  bagi  seluruh  penduduk,  tanpa  pandang
bulu.  Dengan  demikian,  melalui  prinsip  gotong  royong  jaminan  sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Nirlaba
Pengelolaan  dana  amanat  oleh  BPJS  adalah  nirlaba  bukan  untuk mencari  keuntungan  for  profidd  oriented.  Sebaliknya,  tujuannya  adalah
untuk  memenuhi  sebesar-besarnya  kepentingan  peserta.  Dana  yang dikumpulkan
peserta adalah
dana amanat,
sehingga hasil
pengembangannya akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.
Universitas Sumatera Utara
3. Portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan  yang  berkelanjutan  kepada  peserta  sekalipun  mereka  berpindah
pekerjaan  atau  tempat  tinggal  dalam  wilayah  Negara  Kesatuan  Republik Indonesia.
4. Kepesertaan bersifat wajib
Kepesertaan  wajib  dimaksudkan  agar  seluruh  rakyat  menjadi peserta  sehingga  dapat  terlindungi.  Meskipun  kepesertaan  bersifat  wajib
bagi  seluruh  rakyat,  penerapannya  tetap  disesuaikan  dengan  kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program.
Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu  sektor  informal  dapat  menjadi  peserta  secara  mandiri,  sehingga  pada
akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN dapat mencakup seluruh rakyat.
5. Dana amanat
Dana  yang  terkumpul  dari  iuran  peserta  merupakan  dana  titipan kepada  badan-badan  penyelenggara  untuk  dikelola  sebaik-baiknya  dalam
rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta. 6.
Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial Hasil  pengelolaan  dana  jaminan  sosial  dipergunakan  seluruhnya
untuk  pengembangan  program  dan  untuk  sebesar-besar  kepentingan peserta.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Kepesertaan
Jaminan  Kesehatan  adalah  jaminan  berupa  perlindungan  kesehatan  agar peserta  memperoleh  manfaat  pemeliharaan  kesehatan  dan  perlindungan  dalam
memenuhi  kebutuhan  dasar  kesehatan  yang  diberikan  kepada  setiap  orang  yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
A. Peserta dan Kepesertaan
Peserta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional JKN meliputi : 1.
Peserta  adalah  setiap  orang,  termasuk  orang  asing  yang  bekerja  paling singkat  6  enam  bulan  di  Indonesia,  yang  telah  membayar  iuran  atau
yang iurannya dibayar pemerintah. 2.
Peserta  program  Jaminan  Kesehatan  Nasional  JKN  terdiri  atas  2 kelompok yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran PBI jaminan kesehatan
yaitu  fakir  miskin  dan  orang  tidak  mampu,  dan  Peserta  bukan  Penerima Bantuan Iuran PBI jaminan kesehatan yaitu Pekerja Penerima Upah dan
anggota  keluarganya,  Pekerja  Bukan  Penerima  Upah  dan  anggota keluarganya, serta bukan Pekerja dan anggota keluarganya.
3. Peserta  Jaminan  Kesehatan  Nasional  JKN  diberikan  nomor  identitas
tunggal  oleh  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  Kesehatan  BPJS Kesehatan. Bagi peserta: Askes sosial dari PT. Askes Persero, jaminan
pemeliharaan  kesehatan  JPK  dari  PT.  Persero  Jamsostek,  program Jamkesmas  dan  TNIPOLRI  yang
belum  mendapatkan  nomor  identitas tunggal  peserta  dari  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  Kesehatan
BPJS Kesehatan,
tetap dapat
mengakses pelayanan
dengan menggunakan identitas yang sudah ada.
Universitas Sumatera Utara
1. Anak  pertama  sampai  dengan  anak  ketiga  dari  peserta  pekerja
penerima  upah  sejak  lahir  secara  otomatis  dijamin  oleh  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan BPJS Kesehatan.
2. Bayi baru lahir dari Peserta pekerja bukan penerima upah, Peserta
bukan pekerja, Peserta pekerja penerima upah untuk anak keempat dan  seterusnya,  harus  didaftarkan  selambat-lambatnya  3  x  24  jam
hari  kerja  sejak  yang  bersangkutan  dirawat  atau  sebelum  pasien pulang bila pasien dirawat kurang dari 3 hari. Jika sampai waktu
yang  telah  ditentukan  pasien  tidak  dapat  menunjukkan  nomor identitas  peserta  JKN  maka  pasien  dinyatakan  sebagai  pasien
umum. B.
Pendaftaran Peserta 1.
Peserta Penerima Bantuan Iuran PBI Jaminan Kesehatan. a.
Peserta  Penerima  Bantuan  Iuran  PBI  Jaminan  Kesehatan didaftarkan  oleh  Pemerintah  sebagai  peserta  kepada  Badan
Penyelenggara  Jaminan  Sosial  Kesehatan  BPJS  Kesehatan. Penduduk yang belum termasuk sebagai peserta jaminan kesehatan
dapat diikutsertakan dalam program Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan oleh pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah
kabupatenkota. b.
Bayi  yang  lahir  dari  peserta  PBI  dicatat  dan  dilaporkan  oleh fasilitas kesehatan kepada BPJS Kesehatan. Mekanisme penetapan
selanjutnya akan diatur oleh Kementerian Sosial.
Universitas Sumatera Utara
2. Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran PBI
a. Pemberi  Kerja  mendaftarkan  pekerjanya  atau  pekerja  yang
bersangkutan dapat mendaftarkan diri sebagai peserta kepada BPJS Kesehatan;
b. Pekerja  bukan  penerima  upah  dan  bukan  pekerja  wajib
mendaftarkan  diri  dan  keluarganya  sebagai  peserta  kepada  BPJS Kesehatan.  Proses  pendaftaran  dapat  dilakukan  secara  bertahap
baik perorangan atau seluruh anggota keluarga. Prosedur  pendaftaran  peserta  dan  tata  cara  perubahan  daftar  susunan
keluargamutasi  kepesertaan  diatur  lebih  lanjut  dalam  Panduan  Teknis Kepesertaan yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan.
3. Mekanisme Pembayaran
1. Mekanisme Pembayaran Iuran
Mekanisme pembayaran iuran peserta kepada BPJS Kesehatan disesuaikan dengan kepesertaan yang terdaftar di BPJS Kesehatan.
a.
Iuran  bagi  peserta  PBI  dibayarkan  oleh  Pemerintah  Pusat  melalui Kementerian Kesehatan kepada BPJS Kesehatan.
b.
Iuran  bagi  peserta  yang  didaftarkan  oleh  Pemerintah  Daerah dibayarkan  oleh  Pemerintah  Daerah  dengan  besaran  iuran  minimum
sama dengan besar iuran untuk peserta PBI.
c.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja dengan ketentuan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.
Pemberi  kerja  memungut  iuran  dari  pekerja  dan  membayar  iuran yang  menjadi  tanggung  jawab  pemberi  kerja  kemudian  iuran
disetorkan ke BPJS Kesehatan.
2.
Pemerintah  Pusat  dan  Pemerintah  Daerah  sebagai  pemberi  kerja menyetorkan  iuran  kepada  BPJS  Kesehatan  melalui  rekening  kas
negara  dengan  tata  cara  pengaturan  penyetoran  dari  kas  negara kepada  BPJS  Kesehatan  sebagaimana  diatur  oleh  Kementerian
Keuangan.
d.
Iuran  bagi  Peserta  Pekerja  Bukan  Penerima  Upah  dan  Peserta  Bukan Pekerja dibayarkan oleh peserta sendiri kepada BPJS Kesehatan sesuai
dengan kelas perawatannya.
e.
Iuran  bagi  penerima  pensiun,  veteran,  dan  perintis  kemerdekaan dibayar oleh pemerintah kepada BPJS Kesehatan.
2.
Mekanisme Pembayaran ke Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan akan membayar kepada FKTP dengan Kapitasi dan Non
Kapitasi.  Untuk FKRTL, BPJS Kesehatan akan  membayar dengan sistem paket INA CBG’s dan di luar paket INA CBGs.
2.1.4 Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Undang-Undang  No.  24  Tahun  2011  menetapkan,  Jaminan  Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan
BPJS  Ketenagakerjaan.  Khusus  untuk  Jaminan  Kesehatan  Nasional  JKN  akan diselenggarakan  oleh  BPJS  Kesehatan  yang  implementasinya  dimulai  1  Januari
2014.  Secara  operasional,  pelaksanaan  JKN  dituangkan  dalam  Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah  dan  Peraturan  Presiden,  antara  lain:  Peraturan  Pemerintah  No.101 Tahun  2012  tentang  Penerima  Bantuan  Iuran  PBI;  Peraturan  Presiden  No.  12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional.
Penyelenggara  pelayanan  kesehatan  meliputi  semua  Fasilitas  Kesehatan yang  bekerja  sama  dengan  BPJS  Kesehatan  berupa  Fasilitas  Kesehatan  Tingkat
Pertama  FKTP  dan  Fasilitas  Kesehatan  Rujukan  Tingkat  Lanjutan  FKRTL antara lain:
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dapat berupa:
a. Puskesmas atau yang setara;
b. Praktik Dokter;
c. Praktik Dokter Gigi;
d. Klinik Pratama atau yang setara; dan
e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara
FKTP yang
bekerja sama
dengan BPJS
Kesehatan harus
menyelenggarakan  pelayanan  kesehatan  komprehensif,  berupa  pelayanan kesehatan  promotif,  preventif,  kuratif,  rehabilitatif,  pelayanan  kebidanan,  dan
Pelayanan  Kesehatan  Darurat  Medis,  termasuk  pelayanan  penunjang  yang meliputi  pemeriksaan  laboratorium  sederhana  dan  pelayanan  kefarmasian  sesuai
dengan  ketentuan  peraturan  perundang-undangan,  dan  bagi  Fasilitas  Kesehatan yang  tidak  memiliki  sarana  penunjang  wajib  membangun  jejaring  dengan  sarana
penunjang. 2.
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan berupa: a.
Klinik Utama atau yang setara;
Universitas Sumatera Utara
b. Rumah Sakit Umum; dan
c. Rumah Sakit Khusus.
Sistem  pembayaran  yang  dilakukan  kepada  FKTP  yang  bekerja  sama BPJS Kesehatan dilakukan secara Kapitasi.