Analisis Titik Impas Break Even Point Biaya tetap B.T Harga jual H.J Biaya Variabel B.V Biaya Listrik

Jadi harga jual model pengering pakaian adalah = Biaya total pembuatan + keuntungan = Rp 3.609.000,-+ Rp 360.900,- = Rp 3.969.900,- = Rp. 3.970.000,-

4.7. Analisis Titik Impas Break Even Point

Analisa titik impas BEP adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume kegiatan.Masalah break even muncul apabila suatu perusahaan disamping mempunyai biaya variable juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya totalitas akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan biaya volume produksi. Sedangkan biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi.Adapun yang termasuk biaya variable adalah bahan mentah, upah buruh langsung dan komisi penjualan.Sedangkan yang termasuk biaya tetap pada umumnya adalah modal awal untuk mendirikan pabrik, membeli mesin – mesin produksi dan lain-lain. Berhubungan dengan itu sangatlah penting bagi para pembeli yang ingin membeli mesin ini untuk mengetahui volume produksi atau volume kegiatan untuk menutupi modal awal pembelian mesin ini. Dalam hal ini volume penjualan, penghasilannya tetap sama dengan biaya totalnya. Sehingga pengusaha tidak mendapatkan kerugian atau keuntungan yang disebut juga dengan Break Even Point BEP. Titik impas Break event point merupakan titik pertemuan antara dua metode proses produksi yang dikaitkan dengan biaya – volume produksi – laba Break event point = [ ]

a. Biaya tetap B.T

Biaya tetap adalah biaya untuk membeli alat pengering pakaian. B.T = Rp 3.970.000,- Universitas Sumatera Utara

b. Harga jual H.J

Harga jual adalah harga jasa pengeringan pakaian yang sudah di keringkan perproses dalam 1 hari. H.J = Rp 6.000,-[kg] x 20kg H.J = Rp. 120.000hari

c. Biaya Variabel B.V

1 Biaya variable untuk pemakaian listrik model pengering BPL

a. Biaya Listrik

Diperkirakan blower bekerja efektif selama 12 [jamhari] untuk sekali proses Maka BLA = Daya alat x tarif dasar listrik x waktu kerja alat Dimana: Daya listrik yang dipakai alat pengering pakaian selama 12 jam adalah = 0.44 [kW] x 12 jam = 5.28 [kWh] Tarif dasar listrik PLN = Rp 1352,- [kWh] TDL PLN pada bulan april 2015 untuk daya 2200 W BL = 5.28 [kWh] x Rp 1352,- [kWh] BL = Rp 7.138hari = Rp. 7.200hari b. Biaya bahan baku BBB Biaya bahan baku adalah biaya pembelian detergen, pengharum pakaian, yaitu Rp 7.000 Maka: B.V = BL + BBB = Rp. 7200 + Rp. 7000 = Rp. 14.200 Dari data diatas maka titik impas akan diperoleh: BEP = . . . = 3.970 .000 120.000 har i – 14.200 = 37.5 = 38 Universitas Sumatera Utara Jadi untuk mengembalikan biaya tetap harga beli mesin mesin harus beroperasi selama 38 hari. Gambar 4.45 Grafik Break Even Point 2 Biaya Variable Untuk Pemakaian Gas Model Pengering BPG a. Biaya Gas Diperkirakan alat bekerja efektif selama 12 [jamhari]. Harga untuk 1 tabung gas LPG ukuran 3kg Rp 20.000. Dibutuhkan 1.5 tabung untuk dapat mengeringkan 1 hari pengeringan selama 12 jam. Maka biaya gas perharinya adalah : Rp. 30.000hari

b. Biaya bahan baku BBB