Indikator Mengukur Distribusi Pendapatan

16 pendapatan dalam masyarakat yang didasarkan pada kepemilikan faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua macam: 1. Pendapatan karena hasil kerja yang berupa upah atau gaji dan besarnya tergantung tingkat produktifitas. 2. Pendapatan dari sumber lain seperti sewa, laba, bunga, hadiah atau warisan. Sayangnya relevansi teori fungsional tidak mempengaruhi pentingnya peranan dan pengaruh kekuatan kekuatan di luar pasar faktor-faktor non- ekonomis misalnya kekuatan dalam menentukan faktor-faktor harga Todaro, 2003.

2.2.1 Indikator Mengukur Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan mencerminkan merupakan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan dikalangan penduduknya. Ada beberapa cara yang dijadikan sebagai indikator untuk mengukur kemerataan distrbusi pendapatan, yaitu: 1. Kurva lorenz Gambar 2.1 Kurva Lorenz Universitas Sumatera Utara 17 Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional dikalangan lapisan-lapisan penduduk. Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase kumulatif pendapatan, sedangkan sisi datarnya mewakili persentase kumulatif penduduk. Kurvanya sendiri ditempatkan pada diagonal utama bujur sangkar tersebut. Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal yang merupakan garis pemerataan sempurna, maka semakin timpang atau tidak merata distribusi pendapatannya. 2. Indeks Gini atau Rasio Gini Gini Ratio merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yang angkanya berkisar antara nol pemerataan sempurna hingga satu ketimpangan yang sempurna. Semakin kecil nilai Gini Ratio, mengindikasikan semakin meratanya distribusi pendapatan, sebaliknya semakin besar nilai Gini Ratio mengindikasikan distribusi pendapatan yang semakin timpang senjang antar kelompok penerima pendapatan. Secara khusus dapat diartikan bahwa jika nilai Gini Ratio sebesar 0 berarti terdapat kemerataan sempurna atau setiap orang memperoleh pendapatan yang sama persis dan jika nilai Gini Ratio sebesar 1 berarti terjadi ketidakmerataaan sempurna dimana satu orang mampu memiliki serta menguasai seluruh pendapatan total di suatu daerah, sementara lainnya tidak memperoleh pendapatan sama sekali. Rumus untuk menghitung Gini Ratio : k Pi Qi + Qi – 1 G = 1 - ∑ i-1 10.000 dengan: Universitas Sumatera Utara 18 G = Gini Ratio Qi = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i Qi-1 = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i-1 Pi = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i Pi-1 = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i-1 K = Banyaknya kelas pendapatan Nilai gini ratio antara 0 dan 1, yaitu: G 0,3 adalah ketimpangan rendah 0,3 ≤ G ≤ 0,5 adalah ketimpangan sedang G 0,5 adalah ketimpangan tinggi 3. Kriteria Bank Dunia Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40 penduduk berpendapatan rendah, 40 penduduk berpendapatan menengah, serta 20 penduduk berpendapatan tinggi. Ketidakmerataan atau ketimpangan distribusi pendapatan dinyatakan lunak atau dianggap cukup merata apabila 40 penduduk yang berpendapatan rendah menikmati lebih dari 17 pendapatan nasional. Ketimpangan dianggap sedang atau moderat jika 40 penduduk miskin menikmati antara 12-17 pendapatan nasionla. Sedangkan jika 40 penduduk berpendapatan rendah menikmati kurang dari 12 pendapatan nasional, maka kesenjangan atau ketimpangan dikatakan parah atau tinggi.

2.3 Konsep Kesejahteraan