11
5. Alokasi dana pembangunan antar daerah
Alokasi dana ini bisa berasal dari pemerintah maupun swasta. Pada sistem pemerintahan otonomi maka dana pemerintah akan lebih banyak dialokasikan
ke daerah sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung lebih rendah. Untuk investasi swasta lebih banyak ditentukan oleh kekuatan
pasar. Dimana keuntungan lokasi yang dimiliki oleh suatu daerah merupakan kekuatan yang berperan banyak dalam menark investasi swasta. Keuntungan
lokasi ditentukan oleh biaya transpor baik bahan baku dan hasil produksi yang harus dikeluarkan pengusaha, perbedaan upah buruh, konsentrasi pasar,
tingkat persaingan usaha dan sewa tanah. Oleh karena itu investai akan cenderung lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah
pedesaan.
2.1.3 Dampak Ketimpangan Pembangunan
Ketimpangan pembangunan memberikan dampak terhadap daerah dan masyarakat. Berikut adalah dampak dari ketimpangan pembangunan terhadap
masyarakat dan daerah Bappenas : 1.
Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan Masyarakat yang berada di wilayah tertinggal pada umumnya masih belum
banyak tersentuh oleh program program pembangunan sehingga akses terhadap pelayan sosial, ekonomi dan politik masih sangat terbatas serta
terisolir dari wilayah sekitar.
Universitas Sumatera Utara
12
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wilayah tertinggal, termasuk yang masih dihuni oleh komunitas adat terpencil antara lain :
a. Terbatasnya akses transportasi yang menghubungkan wilayah tertinggal
dengan wilayah yang relatif maju b.
Kepadatan penduduk relative rendah dan tersebar c.
Kebanyakan wilayah-wilayah ini miskin sumber daya, khususnya sumber daya alam dan manusia.
d. Belum diprioritaskannya pembangunan di wilayah tertinggal oleh
pemerintah daerah karena dianggap tidak menghasilkan pendapatan daerah secara langsung.
e. Belum kuatnya dukungan sektor terkait untuk pengembangan wilayah
wilayah ini 2.
Belum berkembangnya wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh Banyak wilayah yang memiliki produk unggulan dan lokasi strategis belum
dikembangkan secara optimal. Sebenarnya, wilayah strategis dan cepat tumbuh ini dapat dikembangkan secara lebih cepat, karena memiliki produk
unggulan yang berdaya saing. Jika sudah berkembang, wilayah-wilayah tersebut diharapkan dapat berperan sebagai penggerak bagi pertumbuhan
ekonomi di wilayah-wilayah sekitarnya yang miskin sumber daya dan masih terbelakang.
3. Wilayah pebatasan dan terpencil kondisinya masih terbelakang
Universitas Sumatera Utara
13
Wilayah perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil terluar memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, serta merupakan wilayah yang sangat
strategis bagi pertahanan dan keamanan negara. Namun demikian, pembangunan di beberapa wiayah perbatasan masih sangat jauh tertinggal
dibandingkan dengan pembangunan di wilayah negara tetangga. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah ini umumnya jauh lebih
rendah dibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi warga negara tetangga. Hal ini mengakibatkan timbulnya berbagai kegiatan ilegal di daerah
perbatasan yang dikhawatirkan dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerawanan sosial. Akibatnya, wilayah-wilayah perbatasan dianggap bukan
merupakan wilayah prioritas pembangunan oleh pemerintah. Sementara itu daerah-daerah pedalaman yang ada juga sulit berkembang terutama karena
lokasinya sangat terisolir dan sulit dijangkau. 4.
Kesenjangan pembangunan antar kota dan desa Ketimpangan pembangunan mengakibatkan adanya kesenjangan antara
daerah perkotaan dengan pedesaan, yang diakibatkan oleh : a investasi ekonomi cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan; b kegiatan ekonomi
di wilayah perkotaan masih banyak yang tidak sinergis dengan kegiatan ekonomi di pedesaan; c peran kota yang diharapakan dapat mendorong
perkembangan pedesaan, justru memberikan dampak yang merugikan pertumbuhan pedesaan.
5. Pengangguran, kemiskinan dan rendahnya kualitas sumber daya manusia
Universitas Sumatera Utara
14
Dampak ini merupakan dampak turunan dari kurangnya lapangan kerja di suatu daerah bersangkutan, yang disebabkan kurangnya investasi baik dari
pemerintah maupun swasta, dan mengakibatkan terjadinya pengangguran. Jika pengangguran terjadi maka biasanya disusul terjadinya kemiskinan.
Kemiskinan mengakibatkan kualitas sumber daya manusia generasi berikutnya cenderung rendah, karena terbatasnya kemampuan untuk
menikmati pendidikan akibat rendahnya pendapatan masyarakat bahkan cenderung tidak ada sama sekali, sehingga masyarakat lebih fokus untuk
memenuhi kebutuhan yang paling krusial yaitu makanan dan minuman.
2.2 Disribusi Pendapatan