commit to user
42
digunakan untuk mengambil gambar dan merekam suara yang ada di lapangan. Proses pengumpulan data juga bersumber pada dokumen-
dokumen, arsip-arsip, catatan-catatan, kegiatan-kegiatan, peristiwa- peristiwa yang diselidiki. Data ini diperoleh dari dokumen FORABI ,
Pemerintah dan Legislatif Boyolali, dan sumber-sumber dokumen lain yang mendukung penelitian ini. Tujuannya adalah untuk memperoleh
bukti dan data yang riil, yang dapat membantu dalam penelitian.
6. Validitas Data
Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat, ddalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya.
Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang paling tepat untuk mengembangkan validitas data
penelitiannya HB. Sutopo, 2002:78. Triangulasi merupakan cara yang paling umum dalam peningkatan validitas dalam penelitian
kualitatif. Cara-cara yang ditempuh peneliti antara lain pengamatan yang tekun dan cermat, melakukan pemeriksaan sejawat, analisis kasus
negatif dan melengkapi referensi seluas mungkin. Trianggulasi sendiri merupakan upaya memeriksa kesahihan data dengan memanfaatkan
hal lain di luar data, untuk melakukan pengecekan dan perbandingan. Dalam penelitian ini, trianggulasi yang digunakan adalah
trianggulasi sumber atau data. Patton menyebutkan, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya apabila digali beberapa
sumber data yang berbeda dalam HB. Sutopo, 2002:79. Caranya,
commit to user
43
data yang diperoleh di suatu waktu dicek dan diperiksa kembali pada kesempatan yang lain. Dengan mengulang pertanyaan yang sama.
Selain itu, peneliti akan membandingkan hasil wawancara dengan hasil pengamatan. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen
terkait. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Membandingkan apa
yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. Serta membandingkan keadaan dan
perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti penduduk biasa, orang-orang yang berpendidikan menengah
atau tinggi, orang berada, pemerintah Moleong, 1998 : 178.
Bagan 1.2 Trianggulasi Data
Sumber : “Patton 1984 divisualisasi H.B Sutopo, 2002 : 80”
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif interactive of analysis. Dalam model ini ada
tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Aktifitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan
proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Adapun pengertian dari tiga komponen analisa tersebut adalah :
Data Wawancara
Informan 1 Informan 1
Informan 1
commit to user
44
a. Data Reduction Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data yang ada dalam catatan harian. Proses ini berlangsung terus
menerus sepanjang pelaksanaan penelitian, yang dimulai sebelum pengumpulan data dilakukan. Data reduksi dimulai sejak pengambilan
keputusan dalam memilih kasus, pertanyaan yang akan diajukan dan tentang cara pengumpulan data yang dipakai.
b. Data Display penyajian Data
Data Display adalah suatu rakitan organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan peneliti dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan
memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisa ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut. Susunan penyajian data
yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak menolong peneliti sendiri. Penyajian data disajikan dalam bentuk tabel dan teks naratif
yang berupa catatan lapangan yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan.
c. Conclusion Drawing Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan setelah proses pengumpulan data benar-benar selesai dan hasil kesimpulan tersebut perlu diverifikasi
agar cukup mantap dan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. Verifikasi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengulangan-
pengulangan dengan cepat dengan tujuan untuk pemantapan dan
commit to user
45
penelusuran data kembali. Pada dasarnya data tersebut harus diuji validitasnya supaya kesimpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan
lebih bisa dipercaya. Pada awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti
dari hal-hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan- peraturan, pola-pola, pertanyaan-pertanyaan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, arahan sebab-akibat, dan proposisi-proposisi. Maka untuk lebih jelasnya langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, penulis selalu membuat singkatan dan menyeleksi data yang diperoleh di lapangan.
2. Penyusunan Sajian data yang berupa cerita sistematis. 3. Melakukan analisis awal.
4. Melakukan pendalaman data bila ternyata di dalam menganalisa data, datanya kurang lengkap.
5. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan berdasarkan semua hal yang terdapat
dalam reduksi data dan sajian data. Jika kesimpulan dirasa kurang mantap, maka penulis akan menggali dan mencari hingga
diperoleh data yang diinginkan, hingga menjadi kesimpulan untuk keseluruhan populasi.
commit to user
46
commit to user
46
BAB II DESKRIPSI WILAYAH
A. Kondisi Wilayah Kabupaten Boyolali
1. Kondisi Geografis
Kabupaten Boyolali merupakan satu dari 35 kabupaten atau kota di provinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali berposisi di antara 110 22’- 110 50’
Bujur Timur dan 7 36’- 7 71’ Lintang Selatan dengan ketinggian antara 75 meter- 1.500 metr diatas permukaan laut.
Wilayah Kabupaten Boyolali dibatasi oleh sebelah Utara: Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang, sebelah Timur: Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten Sragen dan Kabupaten sukoharjo, sebelah Selatan: Kabupaten Klaten dan DIY dan sebelah Barat: Kabupaten Magelang dan Kabupaten
Semarang.Adapun jarak bentang, Barat- Timur 48 km dan Utara- Selatan 54 km. Secara administratif Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 Kecamatan yang
terbagi menjadi 262 desa dan 5 kelurahan. Dari seluruh desa dan kelurahan yang ada, 224 desakelurahan merupakan desa yang berada di dataran rendah atau
sekitar 83 persen dari seluruh desakelurahan dan selebihnya merupakan desa di dataran tinggi.
commit to user
47
Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah sebesar 101.510,1 hektar yang terdiri dari 22.119 ha 21,79 lahan sawah dan 79.371,1 ha 78,21 bukan
lahan sawah. Ditinjau dari sisi penggunaan lahan, luas lahan sawah terbesar berpengairan teknis 23,98, lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana,
tadah hujan dan lain-lain. Sedangkan lahan kering yang digunakan untuk bangunanpekarangan sebesar 25.023,2 ha 31,52, tegalkebunladinghuma
sebesar 30.608,9 ha 38,55, hutan Negara seluas 14.454,7 ha 18,21 dan selebihnaya dipergunakan untuk padang gembala, tambakkolam dan lainnya yang
mencapai 11,72 dari total bukan lahan sawah. Jenis tanah keadaan alam wilayah Kabupaten Boyolali terdiri dari tanah
asoiasi lisotol dan grumosol di wilayah Kecamatan Kemusu, Klego, Andong, Karanggede, Wonosegoro dan Juwangi.Tanah lisotol cokelat terdapat di wilayah
Kecamatan Cepogo, Ampel dan Selo. Tanah regosol kelabu terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Ampel, Boyolali, Mojosongo, Banyudono, Sawit dan Teras.
Jenis tanah lisotol dan regosol kelabu terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Musuk dan Selo. Jenis tanah regosol cokelat terdapat di wilayah
Kecamatan Cepogo, Musuk, Mojosongo, Teras, Sawit dan Banyudono.Jenis tanah andosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Ampel dan Selo. Jenis
tanah kompleks regosol kelabu dan grumosol terdapat di wilayah Kecamatan Kemusu, wonosegoro dan Juwangi.
Jenis tanah grumasol tua terdapat di wilayah Kecamatan Andong, Klego dan Juwangi. Tanah kompleks andosol kelabu tua terdapat di wilayah Kecamatan
commit to user
48
Cepogo, Ampel dan Selo.Tanah asosiasi grumosol kelabu tua dan litosol terdapat di wilayah Kecamatan Simo, Sambi, Nogosari dan Ngemplak.Tanah mediteran
coklat tua terdapat di wilayah Kecamatan Kemusu, Klego, Andong, Karanggede, Wonosegoro, Simo, Nogosari, Ngemplak, Mojosongo, Sambi, Teras dan
Banyudono. Boyolali adalah termasuk dalam Sub Daerah Tujuan Wisata Sub ODTW
di Jawa Tengah yaitu terletak di kaki sebelah timur gunung Merapi dan Merbabu sehingga berhawa sejuk, pemandangan alam yang indah dan mempesona serta
memiliki Bandara Internasional Adi Sumarmo. Kota Boyolali berjarak sekitar 25 km dari kota Budaya Surakarta Solo
dan merupakan bagian kawasan wisata SSB Solo - Selo - Borobudur. Termasuk juga kawasan wisata Subosukawonosraten Surakarta - Boyolali - Sukoharjo -
Karanganyar - Wonogiri - Sragen - Klaten dengan slogan SOLO THE SPIRIT OF JAVA.
Boyolali di kenal sebagai kota susu dan mempunyai Motto Pembangunan BOYOLALI TERSENYUM Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk
Masyarakat.Untuk itu Pemerintah Kabupaten Boyolali menempatkan sektor pariwisata sebagai salah satu prioritas pembangunan penggerak ekonomi
masyarakat diharapkan melalui Industri pariwisata yang bebasis pada pemberdayaan masyarakat sekitar, maka akan berdampak pada sektor-sektor yang
lain yang pada akhirnya akan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
commit to user
49
2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Boyolali