Anatomi Payudara Fisiologi laktasi Gizi untuk tumbuh kembang bayi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Payudara

Gambar 2.1 : Gambaran anatomi payudara Sumber : http:voer.edu.vncanatomy-and-physiology-of-the-female- reproductive-sistem948ed3b145383770 Bagian-bagian payudara terdiri dari: 1. Pabrik ASI alveoli a Berbentuk seperti buah anggur b Dindingnya terdiri dari sel-sel yang memproduksi ASI jika dirangsang oleh hormon prolaktin 2. Saluran ASI lactiferous duct Berfungsi untuk menyalurkan ASI dari pabrik ke gudang 3. Gudang ASI lactiferous sinus Tempat penyimpanan ASI yang terletak dibawah areola. 4. Otot polos myoepitel Otot yang mengelilingi pabrik ASI yang berkontraksi jika dirangsang hormon oksitoksin Ari, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.2. Fisiologi laktasi

Selama masa kehamilan, hormon estrogen dan progesteron menginduksi perkembangan alveoli dan duktus laktiferous di dalam payudara, serta merangsang produksi kolostrum. Produksi ASI tidak berlangsung sampai masa sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen menurun ini memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI. Pelepasan ASI dibawah kendali neuro-endokrin. Rangsangan sentuhan pada payudara bayi menghisap akan merangsang produksi oksitoksin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Proses ini disebut sebagai “reflex prolaktin” atau milk production reflects. Hisapan bayi memicu pelapasan ASI dari alveolus mamae melalui duktus ke sinus laktiferous. Hisapan merangsang produksi oksitoksin oleh kelenjar hypophysis anterior. Oksitoksin memasuki darah dan memyebabkan kontraksi sel- sel mioepitel yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus laktiferous. Kontraksi sel-sel ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus laktiferous menuju sinus laktiferous, tempat ASI disimpan. Pada saat bayi menghisap, ASI di dalam sinus tertekan keluar ke mulut bayi Chloe, 1996.

2.3 Air Susu Ibu ASI

2.3.1 Pengertian ASI

Air Susu Ibu ASI merupakan makanan natural yang pertama untuk bayi. ASI mengandungi semua jumlah energi dan nutrisi yang diperlukan oleh bayi Lucen et all, 2012. Menurut Hala 2013, ASI terdiri dari vitamin, zat antibodi dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk enam bulan pertama dan tidak ada cairan lain atau makanan yang diperlukan. Pada ASI biasa matur, komposisinya adalah protein, lemak, vitamin, zat besi, zat anti infeksi, laktoferin, lisozim serta taurin. ASI mulai ada kira-kira pada hari ke – 3 atau ke – 4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir Ari, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Pengertian ASI eksklusif

Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping termasuk air jeruk, madu, air gula, yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. Komposisi ASI sampai dengan 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk minuman pendamping Ari, 2009. Pada laporan kesihatan Riskesdas 2013, persentase proses mulai menyusu pada anak umur 0 – 23 bulan menurut provinsi, Indonesia menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah pada bayi umur 6 bulan 30.2.

2.3.3 Pengertian Kolostrum

Menurut Hala 2013, kolostrum merupakan cairan kental warna kekuning-kuningan yang pertama disekresi setelah bayi lahir dan kolostrum direkomendasikan oleh WHO sebagai makanan yang paling unggul untuk bayi baru lahir. Kolostrum yang kaya akan protein, mineral, dan antibodi. Kolostrum berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir Ari, 2009.

2.3.4 Komposisi Gizi ASI 1. Protein

Menurut Ari 2009, protein ASI paling rendah, berkisar 1,3gml pada bulan pertama dengan rata-rata 1,15g100 ml dihitung berdasarkan total nitrogen x 6,25. ASI mengandung whey protein dan casein. Casien adalah protein yang sukar dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu menyebabkan isi pencernaan bayi menjadi lebih lembut dan mudah dicerna oleh usus bayi. Rasio whey-casein yang tinggi pada ASI membantu pencernaan bayi dengan pembentukan hasil pencernaan yang lebih lembut dan mengurangi waktu pengosongan gaster bayi. Rasio casein : whey pada ASI adalah 60:40, sedangkan pada susu sapi dan susu formula adalah 20:80 dan 18:12. Di sini tampak bahwa casein dalam ASI hanya separuh dari susu sapi. Universitas Sumatera Utara Menurut Gerald et al 1991, protein yang terdapat di susu ASI diklasifikasikan ke dua kelompok by Jenness, yang organ dan spesis spesifik casein, alpha-lactalbumin, beta-lactoalbumin dan lactoferin ; dan yang spesis spesifik tapi bukan organ spesifik albumin, immunoglobulin dan transferrin. Alpha-lactalbumin telah diidentifikasikan sebagai satu komponen enzim yang akan mensintesa laktosa.

2. Lemak

Lemak ASI terdiri dari trigliserida 98-99 yang dengan enzim lipase akan terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Enzim lipase tidak hanya terdapat pada sistem pencernaan bayi, tapi juga dalam ASI. Lemak ASI lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Salah satu keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial, docosahexaenoic acid DHA dan arachnoic acid AA yang berperan penting dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai 1 tahun usia bayi.Yang merupakan asam lemak esensial sebenarnya adalah kelompok Omega-3 yang dapat diubah menjadi DHA dan Omega-6 yang dapat diubah menjadi AA. Konsentrasi lemak meningkat dari 2.0 g 100 ml pada kolostrum menjadi sekitar 4 – 4,5 g ml pada 14 hari setelah persalinan. Kadar lemak jenuh adalah 42 dan tidak jenuh adalah 57 Ari, 2009.

3. Vitamin

Menurut Gerald et al 1991, Pada ASI, Vitamin A terdapat pada pelbagai bentuk, retinol, retinyl esters, dan beta-carotene. Jumlah vitamin A pada ASI matur adalah 40µ g100 pada golongan ibu Swedish yang ternutrisi baik. Jumlah Vitamin K pada susu ASI yang matur adalah 15µg liter. Vitamin D pada susu ASI adalah sejumlah 0,5µ liter. Vitamin yang larut dalam air seperti Vitamin C, asam nikotinik, B12, B1 thiamin, B2 riboflavin, B6 piridoksin sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan status gizi normal, tidak perlu diberi suplemen Ari, 2009. Universitas Sumatera Utara

4. Zat Besi

Menurut Ari 2009, meskipun ASI mengadung sedikit zat besi 0.5-1.0 mgliter, namun bayi yang menyusui jarang terkena anemia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi dan zat besi dari ASI diserap dengan baik 70 dibandingkan dengan penyerapan 30 dari susu sapi dan 10 dari susu formula. Ada bukti menyatakan bahwa asam folat yang terdapat pada ASI lebih mudah untuk diabsorpsi. Pada 35 bayi yang disusui, plasma dan jumlah folat sel darah merah lebih tinggi berbanding yang diberi susu formula Gerald et al, 1991.

5. Zat anti Infeksi

ASI mengandungi anti infeksi terhadap berbagai macam penyakit, seperti penyakit saluran pernafasan atas, diare, dan penyakit saluran pencernaan. ASI sering disebut “darah putih” yang mengandung enzim, immunoglobulin, dan leukosit. Leukosit terdiri atas fagosit 90 dan limfosit 10, yang meskipun sedikit tetap dapat memberikan efek protektif yang signifikan terhadap bayi.Immunoglobulin merupakan protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai respon terhadap adanya imunogen atau antigen zat yang menstimulasi tubuh untuk memproduksi antibodi. Ada 5 macam Immunoglobulin : IgA, IgM, IgD, dan IgG. Dan kelimanya, secretory IgA sIgA disekresi oleh makrofag disintesa dan disimpan dalam payudara, yang berperan dalam fungsi antibodi ASI melalui alur limfosit lymphocyte pathway. Antibodi IgA yang terbentuk dalam payudara ibu melalui ASI setelah ibu terdedah pada antigen disaluran pencernaan dan saluran pernafasan disebut BALT. bronchus associated immunocompetent lymphoid tissue dan GALT gut associated immunocompetent lymphoid tissue. Bayi baru lahir mempunyai cadangan IgA sedikit dan karena itulah ia sangat memerlukan tambahan proteksi sIgA dalam ASI terhadap penyakit infeksi.

6. Laktoferin

Laktoferin banyak dalam ASI 1-6 mgml , tapi tidak terdapat dalam susu sapi. Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari pencernaan sehingga menyebabkan terhindarnya suplai zat besi yang dibutuhkan organisme patogenik seperti Eschericia Coli E.Coli dan Candida Albicans. Universitas Sumatera Utara

7. Faktor Bifidus

Faktor bifidus dalam ASI meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus bayi Lactobacillus Bifidus yang melawan pertumbuhan bakteri patogen seperti Shigela, Salmonela dan E.Coli, yang ditandai dengan pH rendah 5-6, bersifat asam, dari tinja bayi.

8. Lisozim

Lisozim termasuk whey protein yang bersifat bakteriosidal, antiinflamasi dan mempunyai kekuatan beberapa ribu kali tinggi dari susu sapi. Lisozim dapat melawan serangan E.Coli dan Salmonela, serta lebih unik dibandingkan dengan antibodi lain karena jika yang lain menurun maka kadar lisozim akan meningkat di ASI setelah bayi berumur diatas 6 bulan- saat bayi sudah mulai diberikan makanan pendamping ASI MP-ASI. Oleh karena itu, kemungkinan terkena infeksi semakin tinggi.

9. Taurin

Taurin adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak terdapat dalam susu sapi. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam maturasi otak bayi. Karena itu, susu formula bayi kebanyakkan berusaha menambah taurin di dalam formulanya Ari, 2009.

2.3.5 Volume ASI

Menurut Muhammad 2013, pada bulan bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan, apabila bayi mulai menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal ASI diproduksi sebanyak 10-100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai hari ke 14. Bayi yang sehat akan mengkonsumsi sebanyak 700-800 cc ASI perhari, namun kadang- kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc bahkan hampir 1 liter hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat baik pada ibu hamil maupun menyusui dapat pengaruh volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500 – 700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi. 400 – 600 cc pada bulan kedua dan 300 – 500 cc pada tahun kedua usia anak. Universitas Sumatera Utara

2.4. Manfaat ASI

2.4.1 Pada bayi

Menurut penelitian Sheila dan Timothy 2003 tentang manfaat pemberian ASI, dinyatakan bahwa bayi yang diberi ASI mendapat kelebihan nutrisi dan perkembangan yang meningkatkan kesihatan seumur hidup. Bayi yang diberi ASI menunjukan daya tahan yang kuat terhadap penyakit infeksi dan sistem imun yang kuat berbanding yang diberi susu formula. Penelitian berulang kali menunjukan kurangnya penyakit infeksi pada bayi yang mendapat ASI. Penjelasannya menunjukan meningkatnya daya tahan terhadap penyakit dijumpai pada biologi ASI. Apabila ibu yang menyusui terkena agen infeksi, sistem imun yang matur pada ibu akan menproduksi immunoglobulin A [ S-IgA], senyawa yang melawan penyakit primer dalam sistem imun manusia. Substansi ini disekresikan kedalam ASI dan dikonsumsi oleh bayi. Sistem imun pada bayi juga akan memproduksi S-IgA, namun sistem imun anak yang berumur kurang dari 2 tahun belum matur yang kadang kala tidak dapat mencegah penyakit. Konsumsi dari S-IgA dari ibu bukan saja memberikan daya tahan yang aktif terhadap penyakit, ia juga menstimulasi produksi S-IgA yang berlebihan pada bayi yang akan meningkatkan respon imun pada bayi yang diberi ASI berbanding susu formula. Gastroenteritis, kelompok dari penyakit pencernaan yang mempunyai simptom primer seperti diare terjadi dalam jumlah yang kurang pada bayi yang disusui ASI dan tidak parah bagi yang terjadi. Howie, Forsyth, Ogstan, Clark dan du V Florey 1990 telah melakukan studi menilai penyakit gastrointestinal pada bayi di Dundae, UK. Prevelansi penyakit gasrointestinal antara bayi yang diberi ASI eksklusif bayi tidak mendapat nutrisi sampingan hingga 13 minggu umur adalah 2,1 , manakala 19,5 yang diberi susu formula menderita diare. Satu lagi infeksi pada bayi yang sering, otitis media atau infeksi telinga, juga didapat kurang pada bayi yang diberi ASI menurut Arizona-based cohort study. Data mengambarkan respon dosis dengan kurang resiko infeksi pada bayi yang diberi ASI eksklusif untuk jangka waktu yang lama, mencapai puncaknya 61 kurang resiko pada bayi yang diberi ASI eksklusif hingga 6 bulan. Universitas Sumatera Utara Satu studi akan faktor resiko untuk antibiotik resisten pneumonia menampakan pemberian ASI melindungi bayi dari penyakit infeksi ini. Studi case-control ini dianalisa tentang angka terjadi antibiotik resisten pneumonia untuk bayi umur 2 – 59 bulan di Amerika Utara. Pemberian ASI membuktikan menjadi faktor pelindungi bayi dari invasive pnemoccocal diseases antara umur 2- 11 bulan, resikonya berkurang sebanyak 73 . Efek pelindung pemberian ASI terhadap infeksi juga sampai saluran kemih merujuk satu studi pada bayi umur sampai 6 bulan. Penelitian ini adalah studi case control dengan peserta dari Hospital dari Medical School of Naples, di Italy. Studi menemukan pernah disusui mengurangi resiko bayi tertular Infeksi Saluran Kemih ISK sebanyak 62.

2.4.2 Pada ibu

a. Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama berberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambatkan perdarahan hisapan pada putting susu merangsang dikeluarkanya hormon oksitoksin alami yang membantu kontraksi rahim b. Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih turun berat badannya dari berat badan yang bertambah masa kehamilan c. Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil kemungkinan untuk menjadi hamil kadar prolaktin yang tinggi akan menekan hormon FSH dan ovulasi d. Pemberian ASI adalah cara terbaik bayi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada buah hatinya Ari, 2009.

2.5 Cara Menyusui yang benar

2.5.1. Posisi ibu dan bayi yang benar

a. Berbaring Miring Ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasakan nyeri atau lelah. Ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan atau operasi sesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalah pertahankan jalan napas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Universitas Sumatera Utara b. Duduk Untuk posisi menyusui dengan duduk, ibu dapat memilih beberapa posisi tangan dan bayi yang paling nyaman. • The football Hold Pegang bayi disamping ibu dengan kaki di blakang ibu, dan bayi terselip dibawah lengan ibu, seolah-olah ibu sedang memang bola. Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau ibu- ibu dengan payudara besar. Posisi ini memerlukan bantal untuk menompang tubuh bayi. • The cradle Posisi ini sangat baik untuk bayi baru lahir. Pastikan punggung ibu benar- benar mandukung untuk posisi ini. Jaga bayi diperut ibu, sampai kulit bayi dan kulit ibu saling bersentuhan. Biarkan tubuh bayi menghadap ke arah ibu, dan letakkan kepala bayi di siku ibu. • The Cross Cradle Hold Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi ibu memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan putting payudara kecil. • Saddle Hold Cara yang menyenangkan untuk menyusui dengan posisi duduk dan akan baik jika sedang flu atau sakit telinga. Caranya bayi duduk tegak dengan kaki mengangkangi ibu sendiri Ari, 2009. Setelah selesai menyusui, payudara harus dikosongkan dan ASI dapat disimpan dalam suhu ruangan sampai 8 jam. Jika disimpan dalam lemari pendingin dapat bertahan 1 hingga 2 minggu. Jika disimpan dalam freezer dapat bertahan hingga 6 bulan. Cara pemberiannya dengan menghangatkan ASI dalam botol atau wadah yang direndamkan ke dalam air hangat yang suhu kurang lebih 50ºC Chloe, 1996. Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Tanda–tanda pelekatan yang benar.

• Tampak areola masuk sebanyak mungkin. Areola bagian atas tampak lebih banyak terlihat • Mulut bayi terbuka lebar • Bibir atas dan bawah terputar keluar • Dagu bayi menempel pada payudara • Gudang ASI termasuk dalam jaringan yang masuk • Bayi menyusu pada payudara, bukan putting susu

2.5.3. Tanda bayi cukup ASI

• Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya jernih sampai kuning muda • Bayi disusui setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama menyusui 10 – 15 menit di setiap payudara • Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan ‘berbiji’ • Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun, dan tidur cukup. • Bayi setidaknya menyusui 10 – 12 kali dalam 24 jam • Payudara ibu terasa kosong dan lembut setiap kali selesai menyusui • Bayi bertambah berat badannya Ari, 2009.

2.6 Pertumbuhan Bayi

2.6.1 Pengertian pertumbuhan bayi

Menurut Suganda 2002, Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tumbuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.

2.7 Gizi untuk tumbuh kembang bayi

Menurut Soetjiningsih 2002 , dalam membahas makanan bayianak, ASI merupakan makanan bayi yang utama dan alami yang sudah dikenal sejak Universitas Sumatera Utara manusia itu ada. ASI dengan komposisi yang unik diciptakan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi manusia. Hal ini karena ASI mempunyai banyak keunggulan, seperti : kandungan gizi yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi; ASI mengandung bermacam- macam zat anti baik yang selular maupun yang humoral,sehingga morbiditas dam moralitas bayi yang minum ASI lebih rendah dari pada yang minum susu formula; memdekatkan hubungan ibu dan bayi, sehingga menimbulkan perasaan aman bagi bayi,yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaaan; mengurangi angka kejadian karies gigi dan malokulsi rahang; ASI mengandung enzim enzim yang membantu mencerna makanan, dan juga enzim yang berfungsi anti bakteri seperti lisozim,katalase dan peroksidase; ASI mengandung hormon – hormon misalnya ACTH, TRH, TSH. EFG, prolaktin, kortikosteroid, prostagalandin dan lain-lain. Pada umunya dianjurkan pemberian ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan, tetapi harus diperhatikan pertumbuhan bayi pada periode tersebut, karena tidak semua ibu memproduksi sejumlah ASI yang cukup. Pemberian ASI dianjurkan sampai anak umur 2 tahun, dimana saat itu diharapkan anak ssudah bias makan dengan baik. Diet ibu mempengaruhi kandungan nutrient dalam ASI; contoh : diet ibu yang rendah vitamin A dan DHA, mengakibatkan kandungan vitamin A dan DHA pada ASI juga rendah. Keberhasilan perkembangan bayi ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perkembangan otak. Sampai umur 6 bulan ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi kesihatan fisik maupun pskis. ASI mempunyai kadar laktosa tinggi yang diperlukan otak bayi. Pertumbuhan otak manusia lebih cepat dan lebih besar dibandingkan dengan otak jenis makhluk hidup yang lainnya. Karenanya memerlukan zat-zat yang sesuai untuk mendorong pertumbuhan otaknya dengan sempurna. Pada umumnya kebutuhan energi adalah bayi rata –rata : 110 kkalori kg kg BB hari Suganda, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.8 Antropometri

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOTENGAH KABUPATEN JEMBER

0 4 29

Hubungan Pemberian MP-ASI Dini Dengan Status Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember

2 31 19

PERBEDAAN STATUS GIZI BAYI UMUR 0-6 BULAN ANTARA BAYIYANG MENDAPATKAN ASI DENGAN BAYI YANG MENDAPATKANASI DAN SUSU FORMULA DI KELURAHAN DUKUH Perbedaan Status Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan Antara Bayi Yang Mendapatkan ASI Dengan Bayi Yang Mendapatkan ASI Dan S

0 2 18

PERBEDAAN STATUS GIZI BAYI UMUR 0-6 BULAN ANTARA BAYI YANGMENDAPATKAN ASI DENGAN BAYI YANG MENDAPATKAN ASI DAN Perbedaan Status Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan Antara Bayi Yang Mendapatkan ASI Dengan Bayi Yang Mendapatkan ASI Dan Susu Formula Di Kelurahan Duk

0 1 13

Hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan yang berkunjung ke R.S.U. Mitra Sejati Medan

0 0 12

Hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan yang berkunjung ke R.S.U. Mitra Sejati Medan

0 0 2

Hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan yang berkunjung ke R.S.U. Mitra Sejati Medan

0 0 3

Hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan yang berkunjung ke R.S.U. Mitra Sejati Medan

0 0 14

Hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan yang berkunjung ke R.S.U. Mitra Sejati Medan

0 0 2

Hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan yang berkunjung ke R.S.U. Mitra Sejati Medan

0 0 17