BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan populasi dan pertumbuhan ekonomi memicu bertambahnya permintaan terhadap energi dunia. Dengan persediaan energi saat ini berarti terjadi
penambahan pemakaian persediaan energi fosil dan meningkatnya emisi dari gas yang dapat membahayakan lingkungan. Jika hal ini terjadi terus menerus maka
lingkungan dan masa depan kita tidak mempunyai cara untuk mengisi ulang lagi sumber minyak tersebut. Dengan demikian perlu menemukan alternatif lain guna
mendukung atau mempertahankan kebutuhan saat ini dan gaya hidup yang menggunakan energi yang dapat diperbaharui. Ada beberapa sumber yang dapat
diperbaharui yang tersedia dimana dapat digunakan dalam skala besar untuk menghasilkan listrik di daerah terpencil dimana jaringan listrik tidak tersedia.
Yang termasuk dalam tipe ini antara lain energi matahari, angin, air, panas bumi, dan lain-lain. Dalam penggunaan energi matahari dibutuhkan suatu alat konversi
yaitu sel-sel surya yang mengubah intensitas matahari menjadi aliran arus listrik. Sel surya merupakan alat untuk mengubah sinar matahari langsung menjadi
listrik dimana digunakan untuk lampu lalu lintas, telephone, lampu jalan, rumah, mobil listrik tenaga surya, dan lain-lain. Akan tetapi permasalahan sekarang ini
yaitu sel surya yang terpasang kebanyakan masih bersifat statis. Hal ini menyebabkan penyerapan energi matahari tidak optimal. Oleh karena itu, perlu
dibuat suatu sistem yang dapat membuat sel surya selalu mengikuti arah pergerakan matahari.
Beberapa penelitian sebelumnya telah membuat suatu sistem optimalisasi pemanfaatan energi matahari namun penjejak matahari itu hanya dapat mengikuti
arah pergerakan matahari dari timur ke barat saja yang bergerak dengan satu sumbu, sehingga penyerapan matahari tidak begitu optimal. Sehingga dalam
penelitian ini dibuat sistem dua sumbu atau Dual Axis untuk dapat meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
optimalisasi dari penjejak matahari. Akan tetapi, dalam pemanfaatan energi matahari perlu diperhatikan pengaruh Suhu dan kelembaban yang akan
mengurangi kemampuan dalam menerima cahaya matahari. Oleh sebab itu, sistem dua sumbu atau Dual Axis dilengkapi sensor Suhu dan kelembaban untuk
memungkinkan penjejak matahari dapat mengontrol posisi matahari lebih optimal dengan mempertimbangkan pengaruh Suhu dan kelembaban. Hal ini
memungkinkan penjejak matahari dapat mengikuti arah matahari secara lebih tepat sepanjang tahun.
Diharapkan alat penjejak matahari dengan judul “RANCANG BANGUN
PENJEJAK MATAHARI DUAL AXIS MENGGUNAKAN SENSOR LDR SERTA
PENGARUH SUHUDAN
KELEMBABAN TERHADAP
OPTIMALISASI PENYERAPAN TENAGA SURYA ” dapat mengatasi krisis
energi di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah