RUANG LINGKUP DAN TUJUAN LARANGAN DAN PENCEGAHAN

2 Untuk melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan qanun ini, Gubernur, BupatiWalikota membentuk Wilayatul Hisbah. 3 Susunan dan kedudukan Wilayatul Hisbah diatur lebih lanjut dengan surat Keputusan Gubernur danatau BupatiWalikota setelah mendengar pendapat Majelis Permusyawaratan Ulama. Pasal 14 1 Dalam melaksanakan fungsi pengawasannya, Pejabat Wilayatul Hisbah sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 bila menemukan pelaku pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 dan 6, menyampaikan laporan secara tertulis kepada penyidik; 2 Dalam melaksanakan fungsi pembinaannya, Pejabat Wilayatul Hisbah yang menemukan pelaku jarimah khalwatmesum dapat memberi peringatan dan pembinaan terlebih dahulu kepada pelaku sebelum menyerahkannya kepada penyidik. 3 Pejabat Wilayatul Hisbah wajib menyampaikan laporan kepada penyidik tentang telah dilakukan peringatan dan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2. Pasal 15 Wilayatul Hisbah dapat mengajukan gugatan praperadilan kepada Mahkamah apabila laporannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat 1 tidak ditindaklanjuti oleh penyidik tanpa suatu alasan yang sah setelah jangka waktu 2 dua bulan sejak laporan diterima penyidik.

BAB VI PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN

Pasal 16 Penyidikan dan penuntutan terhadap pelanggaran larangan khalwatmesum dilakukan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku sepanjang tidak diatur dalam Qanun ini. Pasal 17 Penyidik adalah : a. Pejabat Polisi Nanggroe Aceh Darussalam; b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan bidang Syari’at Islam. Pasal 18 1 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf a karena kewajibannya mempunyai wewenang : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya jarimah; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian; c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan; e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; g. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; i. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan jarimah dan memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya dan Wilayatul Hisbah; j. mengadakan tindakan lain menurut aturan hukum yang berlaku. 2 Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai wewenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan berada di bawah koordinasi penyidik umum. 3 Dalam melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2, penyidik wajib menjunjung tinggi hukum yang berlaku. Pasal 19 Setiap penyidik yang mengetahui danatau menerima laporan telah terjadi pelanggaran terhadap larangan khalwatmesum wajib segera melakukan penyidikan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 20 Penuntut umum menuntut perkara jarimah khalwatmesum yang terjadi dalam daerah hukumnya menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pasal 21 Penuntut umum mempunyai wewenang : a. menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik; b. mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik; c. memberi perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik; d. membuat surat dakwaan;

Dokumen yang terkait

Implementasi Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/ VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga Terhadap Kelayakanan Fisik Jasaboga di Kota Sibolga tahun 2014

9 206 86

Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit Stroke Dengan Dukungan Keluarga Dalam Merawat Pasien Stroke Di Ruang Rawat RA.4 RSUP HAM Medan Tahun 2012

14 163 91

Penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Terhadap Tindak Pidana Permufakatan Jahat Jual Beli Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 675/Pid.B/2010/PN.Mdn dan Putusan No. 1.366/Pid.B/2011/PN.Mdn)

3 76 145

Penyelenggaraan Pelaksanaan Syari’at Islam Tentang Khalwat Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Studi Qanun Nomor 14 Tahun 2003 Tentang Khalwat)

2 44 174

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

13 140 63

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Yaahowu Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

6 93 138

Pelaksanaan qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat di Aceh: studi putusan Mahkamah Syar’iyyah Tahun 2010 di Provinsi Aceh

1 8 145

PENEGAKAN SYARIAT ISLAM DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA DI MAHKAMAH SYARIAH ACEH TENGAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM (QANUN NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT/PERBUATAN MESUM).

0 0 25

QANUN ACEH NO 14 TENTANG KHALWAT DALAM T

0 1 20

Penerapan Qanun Aceh Nomor 14 Tahun 2003 Tentang Khalwat (Mesum) (Studi Kasus Penerapan Syariat Islam di Kota Subulussalam)

1 4 30