Indeks DMFT Indeks PUFA

d. Abses alveolar Abses alveolar adalah suatu kumpulan nanah yang terbatas pada tulang alveolar pada apeks akar gigi setelah kematian pulpa, dengan perluasan infeksi ke dalam jaringan periradikular melalui foramen apikal. Abses akut merupakan kelanjutan proses karies yang kemudian menyerang jaringan pulpa dan berkembang ke jaringan periradikular, yang dapat menyebabkan infeksi. Jika infeksi berkembang, pembengkakan menjadi lebih nyata dan meluas melebihi tempat semula. Gigi terasa lebih sakit, memanjang dan goyah. Kadang-kadang rasa sakit mereda atau hilang sama sekali sedangkan jaringan didekatnya tetap membengkak. Bila dibiarkan tanpa perawatan, infeksi mungkin berkembang menjadi osteitis, periostitis, selulitis atau osteomielitis. Nanah yang terkandung dapat keluar untuk membentuk suatu fistula, biasanya lubang pada mukosa labial atau bukal. 14,16 Gambar 4. Abses 21

2.2 Indeks DMFT

Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka mengenai keadaan suatu golongankelompok suatu penyakit gigi tertentu. Indeks dapat digunakan untuk mengukur derajat keparahan suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai berat. Untuk mendapatkan data tentang status karies seseorang digunakan indeks karies agar penilaian yang diberikan pemeriksa sama atau seragam. Ada beberapa indeks yang biasa digunakan, seperti indeks DMFT Klein dan indeks DMFT menurut WHO. 1 Indeks DMFT Klein diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW pada tahun 1938 untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies gigi. Indeks ini berdasarkan fakta bahwa jaringan keras gigi tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Prosedur pemeriksaannya yaitu setiap gigi diperiksa menggunakan kaca mulut, eksplorer sonde dan penerangan yang cukup. Setiap gigi diobservasi secara visual. Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena gigi molar tiga biasanya tidak tumbuh, sudah dicabut atau tidak berfungsi. Indeks ini tidak menggunakan skor, pada kolom yang tersedia langsung diisi kode D gigi yang karies, M gigi yang hilang dan F gigi yang ditumpat dan kemudian dijumlahkan sesuai kode. Rata-rata DMF adalah jumlah seluruh nilai DMF dibagi atas jumlah orang yang diperiksa. 1,22 Kriteria untuk pencatatan indeks DMFT Klein 22 : 1. Decayed D dicatatat bila adanya lubang pada mahkota gigi yang rusak akibat proses karies. 2. Missing M dicatat bila: hilangnya gigi permanen karena sudah dicabut akibat karies missing extracted dan gigi dengn lesi karies yang tidak dapat direstorasi lagi merupakan indikasi pencabutan missing indicated . 3. Fillig F dicatat bila adanya gigi dengan tambalan atau restorasi yang sempurna.

2.3 Indeks PUFA

Karies gigi yang tidak dirawat merupakan masalah kesehatan umum yang mendunia. Namun hanya ada data yang terbatas akibat klinis karies gigi yang tidak dirawat karena tidak adanya cara untuk mengukur prevalensi dan keparahan kondisi oral akibat karies yang tidak dirawat. Ketidakmampuan indeks DMF untuk memberikan informasi mengenai akibat karies yang tidak dirawat seperti abses, yang bahkan lebih serius dari karies merupakan dasar dari perkembangan indeks PUFA. 7,23 Indeks PUFA pufa adalah indeks yang digunakan untuk menilai adanya kondisi mulut akibat karies yang tidak dirawat. Indeks ini dicatat secara terpisah dari DMFTdmft dan menilai adanya pulpa yang terpapar, ulserasi mukosa mulut, fistula atau juga abses. Lesi di sekitar jaringan mukosa mulut yang tidak diakibatkan oleh gigi dengan pulpa yang terpapar sebagai akibat dari karies tidak di catat atau diperhitungkan. Penilaian ini dilakukan secara visual tanpa menggunakan sebuah alat. Hanya satu nilai skor yang diberikan pada satu gigi. Apabila ada keraguan mengenai perluasan dari infeksi odontogenik, maka diberikan nilai dasar Pp untuk keterlibatan pulpa. Jika gigi sulung dan pengganti gigi tetapnya sudah erupsi dan keduanya dalam tahap infeksi odontogenik, kedua gigi tersebut akan diberikan skor. Huruf besar untuk gigi permanen dan huruf kecil untuk gigi sulung. Kode dan kriteria untuk indeks PUFA adalah sebgai berikut: 7,23-4 Pp: Keterlibatan pulpa dicatat apabila kamar pulpa terbuka, kelihatan atau struktur korona gigi rusak karena proses karies atau hanya akar gigi yang sisa. Probing tidak dilakukan untuk mendiagnosa keterlibatan pulpa. Uu: Ulserasi karena trauma bagian tajam gigi, dicatat apabila sisi yang tajam dari gigi dengan keterlibatan pulpa atau sisa akar menyebabkan traumatik ulser di sekitar jaringan lunak seperti lidah atau mukosa bukal. Ff: Fistula dicatat bila ada saluran pus yang berhubungan dengan gigi yang memiliki keterlibatan pulpa. Aa: Abses dicatat jika terdapat pembengkakan yang mengandung pus yang berhubungan dengan gigi yang memiliki keterlibatan pulpa. Skor PUFApufa per orang dihitung sama seperti perhitungan DMFT. Skor setiap individu berkisar antara 0-20 untuk pufa gigi primer dan 0-32 untuk PUFA gigi permanen. Prevalensi PUFA pufa dihitung dalam bentuk persentase dari populasi dengan skor PUFA pufa. 7,24

2.4 Karakteristik Dewasa Muda