9. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. Lihat uraian mengenai pemilihan jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan, dan posisi penerima
vaksin. b. Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal seperti berikut:
c. Berilah petunjuk sebaiknya tertulis kepada orang tua atau pengasuh, apa yang harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih
berat. d. Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis.
e. Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada Dinas Kesehatan bidang P2M.
e. Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk mengejar ketinggalan, bila diperlukan Alimul, 2009.
2.3.6. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Jenis-jenis penyakit menular yang saat ini masuk ke dalam program imunisasi adalah Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Campak, Dan Hepatitis B
Depkes RI, 2005.
1. Tuberkulosis Berat
Penyakit TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh sejenis bakteri yang berbentuk batang disebut Mycobakterium Tuberculosis dan dikenal juga
dengan Basil Tahan Asam. Penyakit TBC berat pada anak adalah Tuberculosis Miller penyakit paru berat yang menyebar ke seluruh tubuh dan Meningitis Tuberculosis
yang menyerang otak, yang keduanya bisa menyebabkan kematian pada anak. Basil
Universitas Sumatera Utara
tuberkulosis termasuk dalam genus Mycobacterium, suatu anggota dari famili Mycobacterium dan termasuk dalam ordo Actinomycetalis. Mycobacterium
tuberculosa menyebabkan sejumlah penyakit berat pada manusia dan penyebab terjadinya infeksi. Masih terdapat Mycobacterium paratuberkulosis
dan Mycobacterium yang dianggap sebagai Mycobacterium non tuberculosis atau tidak
dapat terklasifikasikan Depkes RI, 2005. Tuberculosis milier dapat mengenai bayi, terbanyak pada usia 1-6 bulan.
Tidak ada perbedaan antara lelaki dan perempuan. Gejala dan tanda tersering pada bayi adalah demam, berat badan turun atau tetap, anoreksia, pembesaran kelenjar
getah bening, dan hepatosplenomegali. Gejala spesifik tuberkulosis pada anak biasanya tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang, misalnya Tuberkulosis
otak dan saraf yaitu meningitis dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntah-muntah dan keasadaran menurun.
WHO melaporkan terdapat lebih dari 250.000 anak menderita TB dan 100.000 diantaranya meninggal dunia. Sedangkan di Indonesia angka kejadian
tuberkulosis pada anak belum diketahui pasti karena sulit mendiagnosa, namun bila angka kejadian tuberkulosis dewasa tinggi dapat diperkirakan kejadian tuberkulosis
pada anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi karena setiap orang dewasa dengan BTA positif akan menularkan pada 10-15 orang di lingkungannya, terutama anak-anak.
Penularan dari orang dewasa yang menderita TB ini biasanya melelaui inhalasi butir sputum penderita yang mengandung kuman tuberkulosis, ketika penderita dewasa
batuk, bersin dan berbicara Depkes, RI, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kartasasmita 2006 diagnosa TB pada anak ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit, gejala klinis, uji tuberkulin Mantoux Test serta pemeriksaan
penunjang seperti laboratorium dan radiologi. Uji tuberkulin Mantoux Test menjadi alat diagnostik utama pada kasus TB anak. Pemeriksaan klinik antara lain
menyangkut perkembangan berat badan. Pemeriksaan laboratorium menyangkut pengamatan sputum dan cairan lambung dan pemeriksaan radiologi untuk melihat
kondisi paru-paru Salah satu pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan imunisasi BCG Bacille Calmette Geurin. Vaksin ini terbuat dari kuman TBC yang
hidup, namun telah dilemahkan. BCG dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi TB seperti milier, meningitis, dan spondilitis.
2. Difteri