a. menyusun rancangan program identifikasi asesmen, dan pembelajaran anak
berkesulitan belajar;
b. Berpartisipasi dalam penjaringan, asesmen, dan evaluasi anak berkesulitan
belajar; c.
Berkonsultasi dengan para ahli yang terkait dan menginterpretasikan laporan mereka;
d. Melaksanakan tes, baik tes formal maupun informal;
e. Berpartisipasi dalam penyusunan program pendidikan yang diindividualkan;
f. Mengimplementasikan program pendidikan yang diindividualkan;
g. Menyelenggarakan pertemuan dan wawancara dengan orang tua;
h. Bekerjasama dengan guru reguler atau guru kelas untuk memahami anak dan
menyediakan pembelajaran yang efektif; i.
Membantu anak dalam mengembangkan pemahaman diri dan memperoleh harapan untuk berhasil serta keyakinan kesanggupan mengatasi kesulitan
belajar.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Uma Sekaran dalam Sugiyono, 2015:91 mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Berdasarkan pengamatan peneliti di SDN Winong, dari hasil nilai UTS dan nilai Ujian Semester 1 siswa kelas IV, terlihat hasil belajar matematika masih
rendah, dari 37 siswa, hanya 6 anak yang memperoleh ketuntasan belajar, sedangkan 31 siswa 83,7 hasil belajar matematikanya belum tuntas.
Teridentifikasi akar penyebab masalah sebagai berikut: 1Proses pembelajaran masih cenderung menggunakan metode konvensional dan latihan-latihan soal; 2
Siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit; 3 Kemampuan operasi hitung matematika siswa masih rendah; 4 Guru tidak menggunakan
media pembelajaran untuk meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran; 5 Sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan
lebih asik untuk bermain dengan temannya; 6 Siswa kurang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap pelajaran.
Berdasarkan identifikasi tersebut, siswa memiliki kemampuan operasi hitung matematika masih rendah. Operasi hitung diantaranya penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dari keempat operasi hitung, pembagian merupakan operasi hitung yang paling sulit. Sehingga peneliti tertarik meneliti
kesulitan belajar operasi hitung pembagian yang dialami oleh siswa kelas IV. Variabel yang diteliti yaitu kesulitan yang dialami siswa saat
menyelesaikan soal operasi hitung pembagian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengkaji kesulitan yang dialami siswa dalam operasi
hitung pembagian, dan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar operasi hitung pembagian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan
pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus
Moleong 2013: 5.
Anak yang mengalami kesulitan belajar operasi hitung memiliki karakterstik yaitu hasil belajarnya yang rendah. Kesulitan belajar operasi hitung
pembagian antara lain kesulitan pemahaman konsep pembagian, kesulitan pada prosedur dan kesulitan dalam mengingat fakta operasi hitung.
Anak yang mengalami kesulitan belajar operasi hitung akan sulit mengikuti pelajaran matematika pada materi berikutnya, karena pada hampir
keseluruhan materi matematika menggunakan kemampuan dasar menghitung termasuk operasi pembagian. Oleh karena itu anak yang mengalami kesulitan
belajar perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga dapat menyelesaikan belajarnya dengan baik. Pada umumnya guru memberikan pembelajaran sesuai
dengan anak berkemampuan rata-rata, dan sering mengabaikan kesulitan yang dialami oleh siswa yang berkemampuan rendah. Model pengajaran utama bagi
siswa dengan ketidakmampuan belajar telah memandang mereka sebagai siswa pasif, dengan penguasaan keterampilan yang diutamakan dari pada pemahaman
mereka. Masalah terbesar kesulitan belajar matematika terletak pada proses
pembelajaran matematika Setyono, 2007: 6. Pengajaran tentang operasi hitung secara maksimal dilaksanakan di bangku sekolah. Menurut Koehler dan Grouws
Suharta: 2003 bahwa hasil belajar siswa secara langsung dipengaruhi oleh pengalaman siswa, pengalaman siswa dipengaruhi oleh perilaku guru, dan
perilaku guru dipengaruhi oleh karakteristik guru yang berlangsung pada proses pembelajaran di sekolah.
Kesulitan belajar operasi hitung pembagian yang dialami siswa dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi, intelegensi atau
kognitif pemahaman konsep, dan keterampilan pemecahan, perhatian, minat, motivasi. Faktor ekstern meliputi faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat. Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar operasi
hitung pembagian, dapat memberikan solusi yang tepat sesuai dengan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar operasi hitung pembagian yang dialami siswa.
Berikut bagan krangka berpikir,
Bagan 2.3. Bagan Kerangka Berpikir
Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil nilai UTS dan nilai Ujian Semester 1 siswa kelas IV SDN Winong, terlihat hasil belajar matematika masih rendah, dari 37 siswa, hanya 6 anak yang memperoleh
ketuntasan belajar, sedangkan 31 siswa 83,7 hasil belajar matematikanya belum tuntas.
Masalah
Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian pada siswa Kelas IV di SD Negeri Winong,
Kesulitan Operasi Hitung Pembagian Kesulitan dalam aritmatika diantaranya kesulitan
pada prosedur dan kesulitan dalam mengingat fakta operasi hitung Geary and Mary, 2001. Pengajaran
pembagian dimulai dari penanaman konsep, penguasaan fakta dasar, algoritma pembagian, sifat
dan pola pembagian Karim, 1997: 161.
Faktor Kesuitan Belajar Muhibbin Syah 2015: 184,
Faktor internal siswa kognitif, afektif, psikomotor.
Faktor eksternal siswa lingkungan keluarga,
masyarakat dan sekolah
Penelitian Kualitatif Solusi
Menerapkan pembelajaran sesuai langkah pembalajaran matematika. Heruman, 2013:2:
1 Penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan
kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak; 2
Pemahaman konsep, bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika; 3
Pembinaan Keterampilan, bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika;
63
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 PENDEKATAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan maksud dapat mengungkap secara cermat kesulitan-kesulitan siswa dalam melakukan operasi
hitung pembagian. Hal ini dikarenakan penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran, orang secara individual maupun kelompok Sukmadinata, 2009:60. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang
berkonteks khusus Moleong, 2013: 5. Beberapa manfaat penelitian kualitatif adalah untuk meneliti tentang hal-
hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian, untuk menelaah suatu latar belakang, untuk meneliti latar belakang fenomena Moleong, 2013: 7.
Selain itu Sugiyono 2013: 35 mengemukakan kapan metode kualitatif digunakan yaitu, 1 bila masalah penelitian belum jelas, 2 untuk memahami makna di balik
data yang tampak, 3 memahami interaksi sosial, 4 memahami perasaan orang, 5 mengembangkan teori, 6 memastikan kebenaran data, 7 meneliti sejarah
perkembangan. Pendekatan kualitatif dipilih dengan tujuan memahami kesulitan-
kesulitan belajar operasi hitung pembagian yang dialami siswa kelas IV secara