Keterampilan Berbahasa KAJIAN TEORI

tulis. Santosa, 2008:1.5-1.6 berpendapat bahasa sebagai alat komunikasi adalah sebagai berikut: a. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antar anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat. b. fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembaca. Bahasa sebagai alat mengekspresikan diri ini dapat menjadi media untuk menyatakan eksistensi keberadaan diri, membebaskan diri dari tekanan emosi dan untuk menarik perhatian orang. c. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat, melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya. d. fungsi kontrol sosial yaitu bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Bila fungsi ini berlaku dengan baik, maka semua kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik pula. Dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa yaitu sebagai alat komunikasi, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung yang membutuhkan keterampilan berbahasa sebagai satu unsur penting dalam menentukan kesuksesan seseorang berkomunikasi.

2.1.2 Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa merupakan unsur penting dalam aktivitas komunikasi. Seberapapun tingkat atau kualitas keterampilan berbahasa seseorang, dapat digunakan dalam berkomunikasi. Jika seseorang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal, maka setiap tujuan komunikasinya mudah tercapai. Namun jika keterampilan berbahasa seseorang lemah, bukan tujuan komunikasinya yang tercapai, tetapi dapat terjadi salah pengertian yang berakibat suasana komunikasi menjadi buruk. 2.1.2.1 Pengertian Keterampilan Berbahasa Menurut KBBI 2005:1180 keterampilan merupakan kecakapan seseorang untuk menyeleseikan tugas. Sedangkan keterampilan berbahasa yaitu kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara serta untuk menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan, menggunakan pola gramatikal dan kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain, dan sebagainya. Seseorang dalam berkomunikasi menggunakan keterampilan berbahasa yang telah dimiliki. Karena keterampilan berbahasa ialah salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan seseorang dalam berkomunikasi. Menurut Mulyati, 2009:1.3-1.6 bahwa dalam komunikasi pengirim pesan aktif memilih pesan yang akan disampaikan, memformulasikannya dalam wujud lambang-lambang berupa bunyitulisan. Proses demikian disebut proses encoding. Kemudian lambang tersebut disampaikan kepada penerima untuk menerjemahkan lambang tersebut menjadi makna. Sehingga pesan dapat diterima secara utuh. Proses tersebut disebut proses decoding. Jadi kedua pihak yang terlibat dalam komunikasi harus sama-sama memilliki keterampilan, yaitu pengirim memiliki keterampilan memilih lambang bunyi dan penerima terampil memberi makna terhadap lambang-lambang bunyi. Dalam proses enconding, pengirim mengubah pesan menjadi bentuk bahasa berupa bunyi yang diucapkan. Selanjutnya pesan yang berupa bunyi tersebut disampaikan kepada penerima. Aktivitas tersebut dikenal dengan istilah berbicara. Sedangkan pengubahan bentuk bahasa berupa bunyi lisan menjadi pesan disebut dengan istilah mendengarkan menyimak. Adapula pengirim menyampaikan pesan menggunakan lambang berupa tulisan. Aktivitas tersebut dikenal dengan istilah menulis. Kemudian penerima memaknai bentuk bahasa tertulis itu, sehingga pesan dapat diterima secara utuh. Aktivitas tersebut disebut membaca. 2.1.2.2 Manfaat Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam berinteraksi di masyarakat, yaitu dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, fakta yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Banyak profesi dalam masyarakat yang keberhasilannya tergantung pada keterampilan berbahasa yang dimiliki seseorang. Bagi seorang guru, apabila keterampilan berbicara guru tidak memadai atau di pihak lain siswa akan kesulitan menangkap materi pelajaran yang disampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara guru tidak memadai atau kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak memiliki keterampilan menulis. Demikian juga sebaliknya kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki keterampilan membaca yang memadai. Banyak contoh lain yang menunjukkan betapa pentingnya keterampilan berbahasa dalam kehidupan. Sebagai seorang manajer misalnya, keterampilan berbicara memegang peranan penting. Ia hanya bisa mengelola karyawan di departemen atau organisasi yang dipimpinnya apabila ia memiliki keterampilan berbicara. Kepemimpinannya akan berhasil bila didukung oleh keterampilan mendengarkan, membaca, juga menulis yang berkaitan dengan profesinya. Sebaliknya jabatan sebagai manajer tidak akan diraih apabila tidak dapat meyakinkan otoritas yang berkaitan melalui keterampilan berbicara dan menulis. Profesi-profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran, politik, hukum jaksa, hakim, pengacaraa adalah contoh bidang pekerjaan yang mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahasa, baik berbicara, menyimak, menulis, dan membaca.

2.1.3 Macam-macam Keterampilan Berbahasa