Hakikat Bahasa KAJIAN TEORI

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

Teori yang akan dikaji meliputi teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini meliputi: 1 hakikat bahasa; 2 keterampilan berbahasa; 3 pembelajaran bahasa Indonesia; 4 pembelajaran menyimak; 5 pembelajaran menulis; 6 hakikat cerpen; 7 hubungan antara keterampilan menyimak dan menulis.

2.1.1 Hakikat Bahasa

Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana atau media yaitu bahasa. Sejak saat itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media. 2.1.1.1 Pengertian Bahasa Santosa, 2008:1.2 menyatakan bahwa bahasa sebagai suatu ujaran, ujaranlah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Namun tidak semua ujaran atau bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia itu dapat dikatakan bahasa. Ujaran manusia dapat dikatakan sebagai bahasa apabila ujaran tersebut mengandung makna, atau apabila dua orang manusia atau lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti serupa. Setiap bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya. Keraf dalam Faisal, 2009: 1.4 mengatakan bahwa apa yang dalam pengertian kita sehari-hari disebut bahasa itu meliputi dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam arus bunyi tadi, bunyi itu merupakan getaran yang bersifat fisik yang merangsang alat pendengar kita, serta arti atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi itu. Dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan suatu ujaran yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. 2.1.1.2 Bentuk dan Makna Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama, yakni bentuk arus ujaran dan makna isi. Menurut Santosa 2008:1.4-1.5 bahwa bentuk merupakan bagian yang dapat diserap oleh unsur panca indra mendengar atau membaca. Bagian ini terdiri dua unsur, yaitu unsur segmental dan unsur suprasegmental. Unsur segmental yaitu wacana, paragraf, kalimat, frasa, kata, morfem dan fonem. Kemudian untuk unsur suprasegmental terdiri atas intonasi. Unsur intonasi adalah tekanan keras, lembut ujaran, nada tinggi rendah ujaran, durasi panjang pendek waktu pengucapan, perhentian yang membatasi arus ujaran. Sedangkan makna adalah isi yang terkandung dalam bentuk bahasa. Sesuai dengan urutan bentuk dari segmen yang paling besar sampai segmen yang terkecil, makna pun dibagi berdasarkan hierarki itu, yaitu makna morfemis makna imbuhan, makna lesikal makna kata, dan makna sintaksis makna frasa, klausa, kalimat serta makna wacana yang disebut tema. 2.1.1.3 Fungsi Bahasa Secara umum fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi bagi manusia, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulis. Santosa, 2008:1.5-1.6 berpendapat bahasa sebagai alat komunikasi adalah sebagai berikut: a. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antar anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat. b. fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembaca. Bahasa sebagai alat mengekspresikan diri ini dapat menjadi media untuk menyatakan eksistensi keberadaan diri, membebaskan diri dari tekanan emosi dan untuk menarik perhatian orang. c. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat, melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya. d. fungsi kontrol sosial yaitu bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Bila fungsi ini berlaku dengan baik, maka semua kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik pula. Dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa yaitu sebagai alat komunikasi, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung yang membutuhkan keterampilan berbahasa sebagai satu unsur penting dalam menentukan kesuksesan seseorang berkomunikasi.

2.1.2 Keterampilan Berbahasa