Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Pada Perusahaan Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

INVESTASI PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

JOANA L. SARAGIH

067017042/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

INVESTASI PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI

DI BURSA EFEK INDONESIA

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

JOANA L. SARAGIH

067017042/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(3)

Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA Nama Mahasiswa : Joana L. Saragih

Nomor Pokok : 067017042

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Syahyunan, SE, M.Si.)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof.Dr. Ade Fatma. Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, M.Sc)


(4)

Telah Diuji pada

Tanggal : 07 Agustus 2008

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.

Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si.

2. Drs. Zainul Bahri Torong, Msi, Ak

3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak.


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan manganalisis apakah laba bersih, struktur modal, ROI, total hutang, dan tingkat penjualan baik secara parsial maupun secara simultan mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi dari kelima faktor yang diteliti. Keputusan investasi berkaitan dengan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selama jangka waktu tersebut.

Penelitian ini menggunakan sampel 9 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Hipotesis diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda dan pengolahan data menggunakan program SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal, ROI dan tingkat penjualan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap keputusan investasi, dan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi adalah struktur modal.

Kata kunci : Keputusan investasi, laba bersih, struktur modal, ROI, total hutang, dan tingkat penjualan


(6)

ABSTRACT

This Research aim to to test and to analyze what is net profit, capital structure, ROI, total liabilities, and sale mount either through parsial and also by simultan influence decision invesment at company of consumer goods which enlist in Indonesia Stock Exchange and to know which is most dominant influence decision of invesment from is fifth of accurate factor. Decision of invesment relate to usage of source of fund in company for the duration of desired on the chance of will get advantage during the duration.

This research use sampel 9 company of consumer goods which enlist in Indonesia Stock Exchange with period 2002 up to year 2006. Source of data is obtained sekunder data from Indonesian Capital Market Directory. Hypothesis tested by using data-processing and multiple linear regresion method use SPSS program. Result of this research indicate that capital structure, and sale mount, ROI either through simultan and also parsial influence decision invesment, and most dominant factor influence decision invesment is capital structure.

Keyword : Decision invesment, net profit, capital structure, total liabilities, investment on return, sale mount.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang Maha kuasa, Pengasih dan Penyayang karena atas kasih karunia yang telah dilimpahkanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari pengorbanan dan bantuan banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :

1. Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

2. Prof. Dr. Ir, Chairun Nisa B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi sekaligus sebagai dosen pembimbing utama tesis, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Drs. Syahyunan, M.Si, selaku dosen pembimbing tesis yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan serta memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.


(8)

5. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis untuk perbaikan tesis ini.

6. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis untuk perbaikan tesis ini.

7. Dra. Tapi Anda Sari, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis untuk perbaikan tesis ini.

8. Seluruh dosen dan staf administrasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Universitas Katolik Santo Thomas selaku sponsor penulis yang telah memberikan dukungan baik moril maupu materil kepada penulis.

10. Yang tersayang Ayahanda J.A Saragih dan Ibunda R. Purba (+) serta mertuaku K.Z. Sihombing (+) dan A.A. Sinurat, yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

11. Suamiku tercinta M. Sihombing dan kedua putriku terkasih Tari dan Gita yang telah memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang baik moril maupun materil kepada penulis.

12. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan XI Akuntansi, yang telah mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis.

13. Seluruh keluarga, rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.


(9)

Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan penulis, maka tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan banyak masukan dan saran guna perbaikan, dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 3 Agustus 2008


(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Joana Lindawati Saragih

Tempat/Tgl. Lahir : Pematang Siantar, 13 Agustus 1972 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Pekerjaan : Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Unika Santo Thomas

Alamat : Jl. Taduan No. 139 Medan 20222

Jenjang Pendidikan

1. SD RK Cinta Rakyat 2 Pematang Siantar lulus tahun 1985 2. SMP RK Bintang Timur Pematang Siantar lulus tahun 1988

3. SMA Negeri 1 Pematang Siantar lulus tahun 1991


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ……… ii

KATA PENGANTAR ……… iii

RIWAYAT HIDUP ….……….. vi

DAFTAR ISI…..………. vii

DAFTAR TABEL ……….... ix

DAFTAR GAMBAR………. x

DAFTAR LAMPIRAN ………... xi

BAB I : PENDAHULUAN ………..……….. 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ……… 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ……….. 5

1.3. Tujuan Penelitian ………. 5

1.4. Manfaat Penelitian ……… 5

1.5. Originalites ……….... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKADAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ..……… 8

2.1. Tinjauan Teori ………. 8

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……….……… 22

2.3. Kerangka Konseptual ……… 27


(12)

BAB III : METODE PENELITIAN ………....….……….. 29

3.1. Rancangan Penelitian …...………... 29

3.2. Populasi dan Sampel ……….….. 29

3.3. Variabel Penelitian ………..………... 30

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….…....… 34

3.5. Prosedur Pengambilan Data ……….……….. 34

3.6. Model dan Teknik Analisis Data ……… 34

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....………….…. 39

4.1 Hasil Penelitian ……….………. 39

4.2. Pembahasan ……….……….... 45

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……… 53

5.1. Kesimpulan ………..……….………..… 53

5.2. Keterbatasan……….. 54

5.3. Saran ……… 55


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Daftar Peneliti Terdahulu………. 26

3.1. Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ………. 30

3.2. Definisi Operasional Variabel……….. 33

4.1. Statistik Deskriptif……… 39

4.2. Uji Multikolinearitas (5 variabel) ……… 41

4.3. Uji Multikolinearitas (4 variabel) ……… 42

4.4. Uji Multikolinearitas (3 variabel) ……… 43

4.5 Nilai Durbin Watson ……… 45

4.6. Nilai Determinasi Perusahaan Barang Konsumsi ………. 46

4.7. Uji F (analisis varians) ………. 47


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Proses Keputusan Investasi ………. 17

2.2. Bagan Kerangka Berpikir Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Investasi ………. 27

4.1. Uji Normalitas Data Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia tahun 2002

sampai dengan tahun 2006 ……… 40

4.2. Scatterplot Antara Variabel Independen Dependen Keputusan Investasi Dengan Variabel Bebas Struktur


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Data Laba Bersih ……….. 58

2 Data Struktur Modal……… 59

3 Data Total Hutang……….. 60

4 Data ROI………. 61

5 Data Tingkat Penjualan……… 62

6 Data Keputusan Investasi……… .. 63

7 Statistik Deskriptif………. 64

8 Uji Normalitas Data……… 65

9 Uji Multikolinearitas 5 Variabel dan 4 Variabel ……….. 66

10 Uji Multikolinearitas 3 Variabel ……… 67

11 Uji Heterokedastisitas……… 68

12 Uji Autokorelasi………. 69

13 Pengujian Model Regresi Laba Bersih, Struktur Modal, Total Hutang, ROI, dan Tingkat Penjualan terhadap Keputusan Investasi………. 70

14 Pengujian Model Regresi Laba Bersih, Struktur Modal, ROI, dan Tingkat Penjualan terhadap Keputusan Investasi……….. 73

15 Pengujian Model Regresi Struktur Modal, ROI, dan Tingkat Penjualan terhadap Keputusan Investasi…………. 76


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Guncangan krisis ekonomi yang dialami Indonesia dan diikuti krisis politik menyebabkan perdagangan menjadi tidak kondusif. Merosotnya Bursa Efek Indonesia dan berlangsungnya likuidasi bank menjadi krisis ekonomi berkepanjangan telah memperburuk perekonomian negara Republik Indonesia. Hal ini jelas menimbulkan keadaan yang amat berat bagi perusahaan. Perusahaan yang mengalami depresiasi rupiah juga mengalami keadaan tingkat bunga yang tinggi. Dengan demikian, sesungguhnya perusahaan-perusahaan memang mengalami fase yang amat sulit di dalam perkembangannya, sehingga setiap upaya ekspansi maupun investasi memerlukan pemikiran yang sungguh-sungguh, terutama perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk perusahaan-perusahaan barang konsumsi karena kebangkrutan sebuah perusahaan publik akan sangat merugikan reputasi bursa efek.

Menghadapi kondisi demikian maka setiap perusahaan harus mampu untuk membaca dan melihat situasi yang terjadi, sehingga dapat melakukan fungsi-fungsi manajemen. Keberhasilan ataupun kegagalan usaha hampir sebagian besar sangat ditentukan oleh kualitas keputusan bidang keuangan.

Keputusan-keputusan penting bidang keuangan menyangkut 3 (tiga) hal yaitu keputusan pemenuhan kebutuhan dana (financing decision), keputusan investasi


(17)

(investment decision), dan keputusan menyangkut pendistribusian keuntungan dalam bentuk deviden (dividend policy) kepada para pemegang saham Wahyuningsih (2001:247). Ide dasarnya adalah bagaimana mendapatkan modal dan kemudian menginvestasikannya pada produk atau jasa untuk mendapatkan hasil (return).

Modigliani dan Miller (1958, 1963) menyatakan bahwa dalam pasar persaingan sempurna keputusan investasi yang optimal tidak dipengaruhi oleh bagaimana investasi tersebut dibelanjai. Selanjutnya Modigliani dan Miller (1961) menyatakan bahwa keputusan investasi tidak dipengaruhi oleh keputusan deviden.

Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang atau untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Sumber-sumber dana yang dapat digunakan untuk melakukan investasi berasal dari asset-asset yang dimiliki, pinjaman dari pihak lain ataupun dari tabungan. Menurut Tandelilin (2001:5) ada beberapa alasan seseorang melakukan investasi, yaitu :

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak dimasa yang akan datang

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang. b. Mengurangi tekanan inflasi

Dengan melakukan investai dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya.


(18)

c. Dorongan untuk menghemat pajak

Bebarapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

Keputusan investasi meliputi investasi dalam persediaan, investasi dalam piutang, investasi dalam kas, investasi dalam aktiva tetap, investasi saham biasa, saham preferen dan obligasi. Investasi dalam aktiva lancar (surat berharga) dengan harapan perusahaan memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan. Investasi dalam aktiva tetap merupakan investasi pada aktiva riil, seperti pembelian bangunan, tanah, mesin untuk berproduksi.

Investasi aktiva tetap adalah yang ukuran jangka waktunya lebih dari satu periode (satu tahun), dengan demikian harapan keuntungan (expected return) di masa yang akan datang pun lebih dari satu periode dan biasanya tidak mudah untuk diperjual belikan. Perbedaan kedua investasi tersebut terletak dalam jangka waktu dan cara pengembalian dana yang diinvestasikan.

Dalam menentukan investasi, investor juga harus mengetahui informasi tentang perusahaan sehingga dapat dinilai potensi keuntungan dan kerugian yang mungkin diperoleh. Informasi yang diperlukan ini dapat diperoleh melalui pencatatan data-data perusahaan di pasar modal. Hal ini termaktub dalam lampiran keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-08/PM/1996 yang berbunyi setiap perusahaan go-public yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal tahun buku berakhir. Besarnya


(19)

pertumbuhan perusahaan merupakan harapan utama baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal (investor). Perusahaan yang pertumbuhan dan perkembangannya baik akan memberikan pengembalian hasil (return) yang besar.

Penurunan pendapatan bagi perusahaan-perusahaan mengharuskan perusahaan tersebut untuk lebih selektif dalam melakukan investasi, baik investasi dalam persediaan, investasi dalam piutang, investasi dalam kas, investasi dalam aktiva tetap, investasi dalam saham biasa, saham preferen dan obligasi. Perusahaan harus dapat menterjemahkan tujuan strategis ke dalam tujuan jangka pendek, harus mampu mengambil keputusan investasi secara efektif dan efisien Efektif dalam keputusan investasi akan tercermin dalam pencapaian tingkat keuntungan yang optimal dan efisien dalam pembiayaan investasi akan tercermin dalam perolehan dana dengan biaya minimum Sartono dalam Samosir (2004:4)

Hasibuan (2005) melakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan makanan dan minuman. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian meliputi tahun 2002 dan tahun 2003. Variabel–variabel yang digunakan adalah total aktiva, laba bersih, struktur modal, utang bank, return on investment, dan tingkat penjualan.

Dalam penelitian ini akan dilihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan investasi, apabila faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan barang konsumsi telah diketahui maka dapat membantu perusahaan dalam menentukan suatu keputusan investasi yang baik.


(20)

Keputusan investasi yang dilakukan dengan baik akan mendatangkan return yang baik pula bagi perusahaan, maka investasi yang dilakukan merupakan kemampuan perusahaan untuk berkembang dan mempertahankan hidup di masa yang akan datang, dengan demikian perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang di rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, dan tingkat penjualan baik secara parsial maupun secara simultan mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Untuk menguji dan manganalisis apakah laba bersih, struktur modal, ROI, total hutang, dan tingkat penjualan baik secara parsial maupun secara simultan mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi dari kelima faktor yang diteliti.


(21)

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi emiten

Sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan keputusan investasi b. Bagi Investor

Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi, khususnya investor yang melakukan investasi pada perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

c. Bagi peneliti

Sebagai menambah wawasan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai menambah pengetahuan dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi.

1.5. Originalites

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Hasibuan, perbedaannya dengan penelitian Hasibuan pada periode yang diteliti, perusahaan yang menjadi sampel dan variabel yang diteliti. Periode yang diteliti dalam penelitian Hasibuan hanya pada tahun 2002 dan 2003, dalam penelitian ini periode penelitian meliputi tahun 2002, 2003, 2004, 2005 dan 2006 serta perusahaan yang dijadikan


(22)

sampel pada penelitian Hasibuan adalah perusahaan makanan dan minuman sedangkan perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi. Variabel yang di teliti dalam penelitian ini adalah laba bersih, struktur modal, total hutang, return on investment (ROI) dan tingkat penjualan. Penelitian ini tidak menjadikan hutang bank sebagai salah satu variabel yang diteliti melainkan menggantinya menjadi total hutang karena hutang bank merupakan hutang lancar, sedangkan dalam melakukan investasi diperlukan jangka waktu lebih dari satu tahun sehingga lebih tepat bila digunakan total hutang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Pengertian Investasi

Investasi sangat penting artinya baik di negara yang sedang membangun maupun di negara yang sudah maju, karena investasi sebagai alat untuk memperbanyak keluaran barang dan jasa di masa yang akan datang dan pada saat yang sama akan memperluas kesempatan kerja.

Suatu perusahaan harus membuat suatu keputusan yang baik sebelum melakukan investasi. Keputusan itu antara lain memutuskan untuk membeli mesin baru yang menghemat tenaga kerja atau tetap melaksanakan operasi yang ada secara manual, memutuskan untuk mengganti mesin-mesin yang ada dengan mesin yang baru yang lebih efisien, memutuskan untuk memasuki suatu pasar dengan mengembangkan produk-produk yang baru, atau membeli perusahaan yang telah menguasai pasar tersebut, atau membeli sebagian perusahaan lain melalui pasar modal. Untuk itu perusahaan harus menanamkan modal dan mengolahnya sehingga dapat menghasilkan laba.

Menurut Haming dan Basalamah (2003:3) investasi merupakan pengeluaran pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil dan sebagainya) atau aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang, selanjutnya dikatakan investasi adalah aktivitas yang


(24)

berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dengan barang modal itu akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang dan investasi jangka panjang adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan datang.

Menurut Downes dan Goodman dalam Hasibuan (2005:10) investasi adalah investasi keuangan dimana seorang investor menanamkan uangnya kedalam bentuk usaha dalam waktu tertentu dari setiap orang yang ingin memperoleh laba dari keberhasilan pekerjaannya. Menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Dalam investasi penerapan konsep nilai waktu uang sangat diperlukan. Investor lebih menyukai investasi yang akan memberikan laba lebih awal dibandingkan dengan investasi yang laba diperoleh kemudian, misalnya bila kita menerima uang sejumlah lima juta rupiah pada masa sekarang lebih berharga bila dibandingkan dengan lima juta kita terima pada dua tahun yang akan datang. Tujuan investasi yang dilakukan adalah untuk menghasilkan sejumlah keuntungan dimana jika investasinya dalam bentuk saham maka keuntungan yang diterima dalam bentuk capital gain atau deviden dan jika investasinya dalam bentuk obligasi maka keuntungan yang diterima dalam bentuk pendapatan bunga.


(25)

2.1.2. Penggolongan Investasi

Menurut Horngren, dkk (1998:813) penggolongan investasi terdiri dari : 1. Investasi Jangka pendek (Temporary Investment)

Investasi jangka pendek sifatnya likuid yaitu dapat dengan mudah dicairkan menjadi bentuk kas. Penanaman investasi jangka pendek adalah dalam bentuk surat-surat berharga yang dimiliki investor dalam jangka waktu yang relatif pendek.

2. Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)

Investasi jangka panjang sifatnya non likuid yaitu tidak dapat dengan mudah dicairkan menjadi bentuk kas. Penanaman investasi jangka panjang adalah dalam bentuk saham, obligasi, tanah dan bentuk lain yang dimiliki investor dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dan direncanakan dimiliki bertahun-tahun.

Menurut Kieso dan Weygant (1995:261) investasi jangka panjang terdiri dari :

a. Investasi dalam sekuritas seperti obligasi, saham biasa, atau wesel jangka panjang.

b. Investasi dalam harta tetap berwujud yang saat ini digunakan dalam operasi, seperti tanah yang ditahan untuk spekulasi.

c. Investasi yang disisihkan untuk dana khusus seperti dana pelunasan, dana pensiun atau dana perluasan pabrik, dan nilai penyerahan kas dari asuransi jiwa.


(26)

2. 1. 3. Jenis Investasi

Menurut Mulyadi (1997:284) jenis-jenis investasi terdiri dari 4 (empat) yaitu : a. Investasi yang tidak menghasilkan laba

Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi. Misalnya karena air limbah yang telah digunakan dalam proses produksi jika dialirkan keluar pabrik akan mengakibatkan timbulnya pencemaran lingkungan, maka pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memasang instalasi pembersih air limbah, sebelum air tersebut dibuang ke luar pabrik. Karena sifatnya merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan maka jenis ini tidak memerlukan pertimbangan ekonomis sebagai kriteria untuk mengukur perlu tidaknya pengeluaran tersebut.

b. Investasi yang tidak dapat diukur labanya

Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yang diharapkan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti. Sebagai contoh adalah pengeluaran biaya promosi untuk produk jangka panjang, biaya penelitian dan pengembangan. Biasanya yang dipakai sebagai pedoman dalam mempertimbangkan jenis investasi ini adalah persentase tertentu dari hasil penjualan (untuk biaya promosi produk), persentase tertentu dari laba bersih perusahaan (untuk biaya penelitian dan pengembangan).

c. Investasi dalam penggantian mesin dan peralatan

Investasi meliputi penggantian mesin dan peralatan yang ada. Dalam pemakaian mesin dan peralatan pada suatu saat akan terjadi biaya operasi mesin dan peralatan


(27)

menjadi lebih besar dibandingkan biaya operasi jika mesin dan peralatan tersebut diganti dengan yang baru atau produktifitasnya tidak mampu memenuhi kebutuhan. d. Investasi dalam perluasan usaha

Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untuk memutuskan jenis investasi ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah aktiva yang diperlukan untuk perluasan usaha diperkirakan akan menghasilkan laba yang jumlahnya memadai.

2. 1. 4. Pengertian Keputusan Investasi

Keputusan investasi yang dibuat oleh manajemen adalah suatu tindakan manajemen untuk menentukan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selama jangka waktu tersebut Samosir (2004:16).

Menurut Helfert (1997:7) keputusan investasi merupakan kekuatan penggerak utama dari setiap sistem usaha. Ini mendukung strategi persaingan yang dikembangkan manajemen berdasarkan perencanaan untuk menjalankan dana yang ada atau yang baru diperoleh terhadap tiga bidang utama yaitu :

a. Modal kerja (saldo kas, piutang yang jatuh tempo dari pelanggan dan persediaan dikurangi kredit dagang dari pemasok dan kewajiban lancar normal lainnya). b. Bangunan, mesin, dan peralatan, perabotan kantor, dan sebagainya.

c. Program pembelanjaan utama (penelitian dan pengembangan, pengembangan produk atau jasa, program promosi, dan lain-lain)


(28)

Investasi selalu berhadapan dengan resiko ketidakpastian karena pengeluaran dilakukan pada saat sekarang tetapi manfaatnya akan diterima dalam waktu yang akan datang. Masa yang akan datang berhadapan dengan berbagai perubahan seperti perubahan nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, tingkat bunga, kondisi politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Semakin besar ketidaktahuan akan laju perubahan mengenai faktor itu dimasa yang akan datang akan menyebabkan semakin besarnya resiko yang dihadapi. Oleh karena itu, investasi memerlukan studi kelayakan sebelum dilaksanakan. Kegunaan studi kelayakan investasi menurut Haming dan Basalamah (2003:12) terdiri dari :

a. Kegunaan primer, yaitu

1. Memandu pemilik dana (calon investor) untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya.

2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan pada saat yang sama memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan.

3. Alternatif investasi teridentifikasi secara objektif dan teruji secara kuantitatif sehingga manajer puncak mudah mengambil keputusan investasi yang objektif. 4. Aspek yang terkait terungkap secara keseluruhan dan lengkap sehingga

penerimaan dan atau penolakan terhadap alternatif investasi didasarkan atas pertimbangan terhadap semua aspek proyek dan bukan hanya aspek financial. b. Kegunaan sekunder, yaitu :

1. Dana investor tersalur ke proyek yang paling menguntungkan sehingga turut membantu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya nasional.


(29)

2. Investasi berlangsung pada sektor yang keluarannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Di satu sisi keluaran investasi memiliki pasar yang efektif dan pada saat yang sama masyarakat menerima barang-barang kebutuhan yang diperlukan dari dunia usaha.

3. Dana akan tersalur ke sektor yang hemat devisa karena proyek memakai bahan baku yang disediakan di dalam negeri dan pada saat yang sama untuk proyek yang beorientasi ekspor akan mendorong peningkatan devisa. Hal ini dapat terwujud karena kreditur (lembaga perbankan) akan turut menilai kelayakan proyek sekaligus mengemukakan berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh investor.

Studi kelayakan investasi harus dilakukan untuk semua aspek yang terkait sehingga keputusan investasi yang dibuat didukung oleh kelayakan dari semua aspek yang terkait.

2.1.5. Kriteria Keputusan Investasi

Kriteria keputusan investasi menurut Hasibuan (2005:12) ada dua yaitu : 1. Keputusan penyaringan (screening decision)

Yaitu keputusan yang berdasarkan pada ukuran atau standar tertentu. Misalnya perusahaan akan melakukan investasi bila menghasilkan ROI sebesar 20 % per tahun, berarti bila ada usulan investasi yang ditaksir akan menghasilkan ROI sebesar 15 % maka usulan tersebut akan ditolak.


(30)

2. Keputusan preferensi

Yaitu suatu keputusan investasi yang didasarkan kepada beberapa alternatif tindakan yang saling bersaing. Misalkan suatu perusahaan akan melakukan investasi dengan membeli mesin baru, maka perusahaan mempunyai alternatif untuk membeli mesin jenis A, B, C, jika mesin A mempunyai ROI 15%, mesin B mempunyai ROI 20% dan mesin C mempunyai ROI 22 %. Berdasarkan keputusan preferensi maka mesin yang akan dibeli adalah mesin C.

2.1.6. Proses Keputusan Investasi

Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan. Menurut Tandelilin (2001:8) proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahapan-tahapannya adalah :

a. Penentuan tujuan investasi

Yaitu menentukan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung investor yang membuat keputusan.

b. Penentuan kebijakan investasi

Tahap ini dimulai dari penentuan keputusan alokasi asset. Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai klas-klas asset yang tersedia (saham, obligasi, real estate). Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan ivestasi seperti seberapa besar


(31)

dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak yang harus ditanggung.

c. Pemilihan strategi portofolio

Strategi portofolio yang dipilih harus sesuai dengan dua tahap sebelumnya. Strategi portofolio ada dua yaitu strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. dan strategi portofolio pasif meliputi aktivitas pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.

d. Pemilihan asset

Adalah pemilihan asset yang memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio yang efisien yaitu portofolio yang menawarkan return yang tertinggi dengan tingkat resiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return tertentu dengan tingkat resiko terendah.

e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio

Merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi. Setelah tahap ini dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama.

Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan kelima tahap-tahap proses keputusan investasi.


(32)

1. Penentuan tujuan investasi

2. Penentuan kebijakan investasi

3. Pemilihan strategi portofolio

4. Pemilihan asset

5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Sumber : Tandelilin (2001)

Gambar 2.1. Proses Keputusan Investasi

2.1.7. Penilaian Investasi

Menurut Mulyadi (1997:292) metode penilaian investasi terdiri dari : 1. Pay-back

Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi, dansetiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen, jumlah kas masuk bersih rata-rata pertahun yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan. Investasi yang diterima adalah investasi jangka pengembaliannya paling cepat.


(33)

2. Average return on investment

Metode ini sering disebut accounting method karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi. Dalam metode ini investasi yang diterima adalah investasi yang memberikan tingkat pengembalian paling besar.

3. Present value

Metode ini telah memperhitungkan nilai waktu uang sehingga menurut metode ini investasi akan diterima apabila jumlah nilai tunai aliran kas masuk bersih dari investasi melebihi nilai tunai investasi mula-mula tanpa mempertimbangkan lagi berapa jumlah kelebihan nilai tunai aliran kas masuk bersih tersebut diatas investasi mula-mula.

4. Discounted cash flows

Metode ini sama dengan metode present value karena sama-sama

memperhitugkan nilai waktu uang dimasa yang akan datang, perbedaannya bahwa pada metode present value, tarif kembalian sudah ditentukan tetapi dalam metode discounted cash flows justru mencari pada tarif kembalian berapa aliran kas masuk bersih harus dinilai tunaikan agar investasi yang ditanamkan dapat tertutupi.

2. 1. 8. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi 1. Laba Bersih

Menurut Niswonger, dkk (2000:27) laba bersih adalah kelebihan pendapatan atas beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan. Laba bersih setelah pajak adalah laba bersih yang diperoleh dalam satu periode dikurangi pajak.


(34)

Pembagian laba bersih menurut Niswonger, dkk (2000:571) dapat dibedakan : a. Pembagian laba bersih atas dasar jasa yang disumbangkan

Hal ini dilakukan untuk dapat melihat adanya perbedaan kemampuan dan jumlah kerja yang disumbangkan ke perusahaan yaitu dengan cara mengalokasikan sebagian dari laba bersih kepada para sekutu sebagai tunjangan gaji.

b. Pembagian laba bersih atas dasar jasa yang disumbangkan dan besarnya investasi. Hal ini dilakukan dengan cara memperhitungkan gaji berdasarkan jasa yang disumbangkan dan juga memperhitungkan bunga atas modal yang ditanam.

c. Pembagian laba bersih (laba bersih lebih besar dari tunjangan)

Yaitu laba bersih selalu diatas jumlah tunjangan gaji dan bunga. Laba bersih yang diperoleh perusahaan sebahagian dapat dibagikan kepada para pemegang saham dan sebahagian lagi ditahan perusahaan.

2. Struktur Modal

Menurut Subramanyam, dkk (2005:211) struktur modal adalah pendanaan ekuitas dan hutang suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan sumber dari dalam perusahaan maka akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar.

Jika kebutuhan dananya sudah semakin meningkat dan dana dari dalam perusahaan sudah digunakan semuanya maka tidak ada pilihan selain menggunakan dana yang berasal dari pihak luar baik dari hutang maupun dari saham biasa. Hutang perusahaan terdiri dari :


(35)

a. Hutang jangka panjang

Pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan karena kebutuhan modal untuk itu meliputi jumlah yang besar. Hutang jangka panjang meliputi obligasi dan hipotek. Obligasi menurut Brigham dan Houston (2001: 296) adalah kontrak jangka panjang dimana peminjam setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu. Hutang hipotek menurut Riyanto (1995:239) adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva bergerak dan dalam peristiwa likuidasi maka aktiva–aktiva dibayar terlebih dahulu kepada pemilik hutang hipotek.

b. Hutang jangka pendek

Menurut Subramanyam, dkk (2005:18) hutang jangka pendek adalah hutang yang akan dilunasi dalam periode waktu yang relatif pendek, biasanya satu tahun.

Disamping hutang, perusahaan juga mempunyai dana yang diperoleh dari modal sendiri. Menurut Riyanto (1995:297) modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik yang tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu tak tertentu. Modal sendiri dari sumber intern adalah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan modal sendiri dari ekstern adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri meliputi modal saham (baik saham biasa, saham preferen, saham kumulatif preferen), cadangan, keuntungan.


(36)

3. Total Hutang

Perusahaan kecil maupun besar pada umumnya mempunyai hutang. Hutang adalah kewajiban yang harus dibayar. Menurut Jusup (2001:229) hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu y lalu dan harus dibayar dengan kas, barang atau jasa pada waktu yang akan datang. Hutang dikelompokkan menjadi hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek (hutang lancar). Hutang lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun, contohnya hutang yang timbul dari pembelian kredit, kewajiban membayar upah atau gaji karyawan. Hutang jangka panjang adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Contoh kewajiban pensiun,

4. Profitabilitas

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba disebut juga dengan profitabilitas perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006:43) bahwa perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang tinggi, menggunakan hutang lebih kecil. Selanjutnya Brigham dan Houston (2006:107) menyatakan profitabilitas perusahaan merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan yang dilakukan perusahaan. Menurut Sutojo dalam Hasibuan (2005:15) rasio keuangan utama yang dipergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan adalah :

1. Margin laba kotor (gross profit margin) 2. Laba atas penjualan ( profit on sale ) 3. Laba atas investasi ( return on investment )


(37)

4. Laba atas modal sendiri ( return on equity ) 5. Laba per saham ( earning per share )

5. Tingkat Penjualan

Brigham dan Houston (2001:39) mengatakan perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Tingkat penjualan dari perusahaan secara nyata akan mempengaruhi seluruh perencanaan dan perkembangan perusahaan, perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang lebih baik akan memberikan perkembangan perusahaan yang baik, dan perusahaan yang tingkat penjualannya buruk akan berakibat langsung dengan keberadaan perusahaan tersebut.

2. 2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian empiris tentang keputusan investasi adalah sebagai berikut : a. Hasibuan ( 2005 ), meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdiri dari 14 perusahaan makanan dan 7 perusahaan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data selama tahun 2002 dan tahun 2003. Faktor-faktor yang menjadi variabel penelitian dalam penelitian ini adalah total asset, return on investment, hutang bank, struktur modal, tingkat penjualan. Sonya melakukan penelitian dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini


(38)

menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel total aktiva, laba bersih, struktur modal, hutang bank, return on investment, tingkat penjualan berpengaruh terhadap keputusan investasi.

b. Wahyuningsih (2001), meneliti analisis hubungan interdependensi antara keputusan investasi, hutang dan dividen perusahaan-perusahaan go-public di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini meneliti variabel keputusan investasi, hutang, dividen,

ROI, pertumbuhan, suku bunga. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode seemingly unrelated regression (SUR), untuk mengestimasi sistem persamaan dan data yang digunakan merupakan gabungan data cross sectional dan times series. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara keputusan investasi dan keputusan dividen adalah negatif dan dua arah, keputusan investasi dan keputusan hutang adalah positif dan dua arah, keputusan dividen dan keputusan hutang tidak ada hubungan signifikan, tidak ada hubungan signifikan antara keputusan investasi dan profitabilitas, hubungan antara keputusan investasi dan likuiditas adalah negatif dan signifikan, tidak ada hubungan signifikan antara dividend dan profitabilitas, tidak ada hubungan signifikan antara keputusan dividend dan pertumbuhan, hubungan antara keputusan hutang dan profitabilitas adalah negatif dan signifikan, dan hubungan antara keputusan hutang dan suku bunga adalah negatif dan signifikan.

c. Mougoue dan Mukherjee (1994), meneliti tentang interdependensi antara keputusan investasi, pembelanjaan dan keputusan deviden. Penelitian ini mengambil


(39)

data 100 perusahaan manufaktur di Amerika. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kausalitas dengan VAR technique atau vector autoregressive modeling technique. Analisis ini merupakan uji yang dilakukan dengan tiga variabel dan dilakukan berdasarkan gabungan antara uji kausalitas ganger causality dengan final prediction error. Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan kausalitas antara perubahan deviden dan perubahan investasi adalah dua arah, negatif dan signifikan dan hubungan kausalitas antara perubahan hutang dan perubahan investasi adalah dua arah, positif dan signifikan lalu hubungan kausalitas antara perubahan deviden dan perubahan hutang adalah dua arah dan positif.

d. Jensen, dkk (1992), meneliti hubungan antara kebijakan deviden, hutang dan insider ownership dengan pendekatan simultan. Penelitian ini mengambil data 565 perusahaan untuk tahun 1982 dan 632 perusahaan untuk tahun 1987. Analisis ini menggunakan cara cross–sectional yang menunjukkan terdapat hubungan negatif antara hutang dengan deviden, artinya perusahaan yang membayar deviden tinggi kurang tertarik pada pendanaan hutang (debt financing), tetapi lebih tertarik pada pendanaan saham (equity financing). Ini sesuai dengan pendapat bahwa suatu perusahaan yang memiliki beban keuangan tetap (fixed financing cost) yang tinggi diharapkan tidak membayar deviden yang tinggi pula. Variabel insider ownership berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan hutang dan deviden, artinya bahwa insider ownership tidak mempengaruhi keputusan hutang dan deviden pada perusahaan.


(40)

e. McCabe (1979), meneliti tentang kebijakan deviden dalam hubungannya dengan keputusan-keputusan investasi serta pembelanjaan. Penelitian ini mengambil data 112 perusahaan dengan periode penelitian dari tahun 1966 sampai dengan tahun 1973. Analisis dalam penelitian ini adalah analisis OLS (ordinary least square). Dengan OLS diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh investasi terhadap dividen adalah negative dan secara umum tidak signifikan. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa hubungan kebijakan deviden dengan keputusan investasi serta pembelanjaan tergantung dari satu dengan yang lainnya sehingga lebih baik jika diteliti dalam konteks simultan. Dari hasil analisis diperoleh bahwa variabel current new debt mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap deviden, sedangkan variabel lagged new debt mempunyai hubungan negatif dan secara umum tidak signifikan, variabel laba dan penyusutan juga mempunyai hubungan positif terhadap dividen dan mempunyai tingkat signifikan yang tinggi, variabel profit rate mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan dalam beberapa tahun penelitian, variabel listing hampir selalu positif dan signifikan yang mengindikasikan bahwa perusahaan yang listing di NYSE cenderung membayarkan dividen lebih tinggi daripada perusahaan yang listed di AMEX. Variabel BETA mempunyai hubungan negatif dan tidak pernah signifikan. Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keputusan deviden dibuat secara sistematik dengan mempertimbangkan kebutuhan dana (untuk investasi) dan sumber dananya (laba dan hutang baru).


(41)

Tabel 1. Daftar Peneliti Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel Yang

Digunakan

Hasil Penelitian

Hasibuan (2005) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan makanan dan minuman.

Total asset, laba bersih, hutang bank, ROI, struktur modal, dan tingkat penjualan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diteliti secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap keputusan investasi.

Wahyuningsih (2001) Analisis hubungan interdependensi antara keputusan investasi, hutang dan dividen perusahaan-perusahaan go-public di Bursa Efek Indonesia Keputusan investasi, hutang, dividen, ROI, Pertumbuhan, tingkat suku bunga.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara keputusan investasi dan keputusan dividen adalah negatif dan dua arah, keputusan investasi dan keputusan hutang adalah positif dan dua arah, keputusan dividen dan keputusan hutang tidak ada hubungan signifikan, tidak ada hubungan signifikan antara keputusan investasi dan profitabilitas, hubungan antara keputusan investasi dan likuiditas adalah negative dan signifikan, tidak ada hubungan signifikan antara dividend an profitabilitas, tidak ada hubungan signifikan antara keputusan dividend an pertumbuhan, hubungan antara keputusan hutang dan profitabilitas adalah negatif dan signifikan, dan hubungan antara keput

Mougoue dan Mukherjee(1994) Interdependensi antara keputusan investasi, pembelanjaan dan keputusan deviden Keputusan investasi, pembelanjaan dan keputusan dividen

Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan kausalitas antara perubahan deviden dan perubahan investasi adalah dua arah, negatif dan signifikan dan hubungan kausalitas antara perubahan hutang dan perubahan investasi adalah dua arah, positip dan signifikan lalu hubungan kausalitas antara perubahan deviden dan perubahan hutang

Jensen, dkk (1992) Hubungan antara kebijakan deviden, hutang dan insider ownership dengan pendekatan simultan

Kebijakan Kebijakan deviden, hutang dan insider ownership

Dari hasil analisis analisis terdapat hubungan negatif antara hutang dengan deviden yang artinya bahwa perusahaan yang membayar deviden tinggi kurang tertarik pada pendanaan dengan hutang (debt financing), tetapi lebih tertarik pada pendanaan saham (equity financing) .

McCabe (1979) Kebijakan deviden dalam hubungannya dengan keputusan – keputusan investasi serta Kebijakan deviden, .keputusan investasi dan pembelanjaan

Dari hasil analisis diperoleh bahwa variabel current new debt mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap deviden, sedangkan variabel lagged new debt mempunyai hubungan yang negatif dan tidak signifikan, variabel laba dan penyusutan juga mempunyai hubungan positif dan mempunyai tingkat signifikan yang tinggi terhadap deviden, variabel profit rate mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan. Variabel BETA mempunyai hubungan yang negatif dan tidak signifikan. Secara keseluruhan dari hasil penelitian disimpulkan bahwa keputusan deviden dibuat secara sistematik dengan mempertimbangkan kebutuhan dana (untuk investasi) dan sumber dananya (laba dan hutang baru).


(42)

2.3. Kerangka Konseptual

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini merupakan hubungan antara variabel independen yaitu laba bersih, struktur modal, hutang bank, ROI, tingkat penjualan dengan variabel dependen yaitu keputusan investasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Laba Bersih (X1)

Tingkat Penjualan (X5) ROI (X4)

Total Hutang (X3) K e p u t u s a n

I n v e s t a s i (Y) Struktur Modal (X2)

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi

Keputusan manajemen keuangan yang paling penting diantara keputusan jangka panjang adalah keputusan investasi karena mengandung resiko dan membutuhkan modal besar, maka harus diperhatikan agar tidak mengganggu likuiditas dan menjadi kendala dalam kegiatan perusahaan. Dalam melakukan investasi, perusahaan memperoleh dana baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.

Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari kelebihan pendapatan atas beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan. Dalam hal ini laba bersih dihitung dari laba bersih sesudah dikurangi pajak. Dengan laba bersih kita


(43)

dapat mengetahui apakah memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan investasi.

Struktur modal merupakan penggunaan modal sendiri dan hutang pada suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan sumber dari dalam perusahaan maka akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar. Struktur modal suatu perusahaan baik akan meningkatkan investasi perusahaan itu.

Total hutang terdiri dari hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek suatu perusahaan. Penggunaan hutang sangat tergantung pada tingkat resiko. Jika tingkat resikonya besar maka akan mempengaruhi pembentukan hutang baru. Semakin besar hutang maka akan menyebabkan penurunan keputusan investasi.

ROI merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui investasi. Semakin tinggi ROI suatu perusahaan maka akan meningkatkan keputusan investasi suatu perusahaan.

Tingkat penjualan merupakan jumlah penjualan suatu perusahaan selama satu periode. Semakin tinggi tingkat penjualan maka semakin meningkat pula keputusan investasi suatu perusahaan.

2.4. Hipotesis Penelitian

Laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, dan tingkat penjualan baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 . Rancangan Penelitian

Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif adalah tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih Indriantoro dan Supomo (1999:27)

3.2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian selama tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 dengan populasi 39 perusahaan.

b. Sampel

Pemilihan sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel sesuai tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu. Pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memberikan laporan keuangan berturut-turut dan lengkap di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006.


(45)

3. Perusahaan harus menghasilkan laba selama tahun 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006.

Setelah dilakukan pemeriksaan data berdasarkan kriteria yang dibuat maka dari 39 perusahaan terdapat beberapa perusahaan yang dalam periode 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006 pernah tidak memberikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia dan beberapa perusahaan lagi ada yang rugi dalam tahun 2002, 2003, 2004, 2005, 2006 sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 9 perusahaan :

Tabel 3.1. Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian

NO NAMA EMITEN KODE

EMITEN

TANGGAL LISTING

1 PT. Davomas Abadi Tbk DAVO 22 Desember 1994

2 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 21 Desember 2000

3 PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 11 Mei 1993

4 PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 14 Februari 2000

5 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 15 Juni 1992

6 PT. Darya-Varia Laboratories Tbk DVLA 11 November 1994

7 PT. Merck Tbk MERK 22 Desember 2000

8 PT. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 17 Juni 1994

9 PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR 2 Januari 1998

3.3. Variabel Penelitian 3.3.1. Klasifikasi Variabel

Penelitian ini melibatkan 5 variabel independen (X) yaitu laba bersih (X1), struktur modal (X2), total hutang (X3), ROI (X4), dan tingkat penjualan (X5) dan satu variabel dependen (Y) yaitu keputusan investasi.


(46)

3.3.2. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah :

a. Keputusan Investasi ( Y )

Merupakan selisih total aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun sebelumnya yang kemudian dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya. Keputusan investasi dapat dihitung dengan :

TA t - TA t-1 Keputusan investasi =

TA t-1 Keterangan :

TA t : total aktiva tahun berjalan TA t-1 : total aktiva tahun lalu

b. Laba Bersih ( X1 )

Yaitu laba yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak. Laba bersih dalam penelitian ini dapat dihitung dengan rumus :

Laba bersih = laba perusahaan setelah dikurangi pajak

c. Struktur Modal (X2)

Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan membandingkan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total modal sendiri. Total hutang terdiri dari hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek dan modal sendiri terdiri dari modal saham dan laba ditahan. Menurut Helfert (1997:97) struktur modal dapat dihitung dengan rumus :


(47)

Total hutang Rasio hutang terhadap modal sendiri =

Total modal sendiri

d. Total Hutang (X3)

Total hutang adalah total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek yang dimiliki perusahaan. Total hutang dapat diukur dengan rumus :

Total hutang = Total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek perusahaan Jusup (2001:229).

e. Return On Investment (X4)

Yaitu pengembalian yang diperoleh perusahaan dari investasi. ROI merupakan salah satu cara untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROI Wild, dkk (2005:647).

Laba bersih setelah pajak

ROI = X 100 % Total investasi

f. Tingkat Penjualan (X5)

Merupakan jumlah penjualan perusahaan dalam satu periode.. Tingkat penjualan dihitung dengan rumus : Tingkat penjualan = jumlah penjualan perusahaan satu periode.


(48)

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

Nama Variabel

Definisi Parameter Skala Pengukuran

Laba Bersih ( X1 )

Struktur Modal (X2)

Total Hutang (X3)

ROI (X4)

Tingkat Penjualan (X5)

Keputu san Investasi ( Y )

Laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak. Perbandingan hutang dengan odal sendiri m Total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek uatu perusahaan s Pengembalian yang diperoleh perusahaan dari nvestasi i Jumlah penjualan perusahaan dalan satu periode. Selisih total aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun sebelumnya yang kemudian dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya.

Laba bersih = laba bersih perusahaan - pajak

Total hutang terhadap modal sendiri

Total hutang

=

Total modal sendiri

Total hutang = Total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek.

Laba bersih setelah pajak

ROI = X 100 %

Total investasi

Tingkat penjualan = jumlah penjualan perusahaan dalam satu periode.

total aktiva t - total aktiva t-1

Keputusan investasi =

total aktiva t-1

Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio


(49)

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret 2008 sampai dengan bulan Juli 2008.

3. 5. Prosedur Pengambilan Data

Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data-data itu diperoleh dari laporan tahunan perusahaan barang konsumsi yang dimuat dalam Indonesian Capital Market Directory sejak tahun 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006.

3.6. Model dan Teknik Analisis Data 3.6.1. Perumusan Model

Dalam menganalisis data digunakan model regresi linier. Analisis data penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan maka persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dituliskan dalam bentuk :

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana :

Y = Keputusan investasi

b0 = Konstanta

b1, ….., b5, = Koefisien variabel independen

X1 = Laba bersih


(50)

X3 = Total hutang

X4 = ROI

X5 = Tingkat penjualan

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum model regresi linier dilakukan untuk menguji hipotesis maka terlebih dahulu model itu akan diuji apakah model itu memenuhi asumsi klasik atau tidak. Hal ini sesuai dengan pendapat Ghozali (2001:91) yaitu ada beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam regresi linier berganda yang dikenal dengan uji asumsi klasik. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan asumsi dasar dalam analisis regresi. Uji asumsi klasik ini terdiri dari :

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah model antara regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.. Untuk dapat dianalisis, maka data nya harus berdistribusi normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2001:110) Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2. Uji Multikolinearitas

Merupakan adanya korelasi antara satu variabel bebas dengan variabel bebas lainnya. Konsekuensi yang timbul sebagai akibat adanya multikolinearitas adalah


(51)

kesalahan standar penaksir semakin besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar sehingga diperoleh kesimpulan yang salah.

Menurut Ghozali (2001:91) Pengujian terhadap adanya multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF) . Adapun kriteria yang digunakan dalam pengujian metode ini adalah jika nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas yang tinggi antara regresor (variabel bebas) dengan regresor lainnya.

3. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan pengujian heteroskedasisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Apabila kita ingin model yang baik maka sebaiknya dalam pengujian data tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melakukan pengujian ini digunakan grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED Ghozali (2001:105). Jika titik-titik pada grafik membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka ini menunjukkan adanya heteroskedastisitas tetapi apabila tidak ada pola yang jelas dan titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka ini menunjukkan bahwa heteroskedastisitas tidak terjadi.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota dalam data runtun waktu (time series) atau antara space untuk data cross section. Menurut Ghozali (2001:95)


(52)

salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak korelasi adalah dengan memakai uji statistic Durbin Watson (DW)) test. Jika nilai Durbin Watson terletak pada :

d < dl = Ada korelasi positif d > 4 – dl = Ada korelasi negatif

du < d < 4 – du = Tidak ada autokorelasi baik negatif maupun positif dl ≤ d ≤ du = Tidak dapat ditarik kesimpulan

3.6.3. Pengujian Hipoteis

Pengaruh variabel independen dengan variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (convident interval) 95 % atau significant level ( ) 5 %. Untuk mempercepat proses analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS.

Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini karena variabel terikat yang ingin dijelaskan bergantung pada lebih dari satu variabel bebas. Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F dan pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t.

a. Pengaruh simultan variabel independen terhadap variabel dependen H1: b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ b5≠ 0

Hal ini berarti laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, tingkat penjualan secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi.

Jika F hitung > F tabel atau ( ) < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak Jika F hitung < F tabel atau ( ) > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima


(53)

b. Pengaruh parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen H1: bi≠ 0

Hal ini berarti laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, tingkat penjualan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi.

Jika t hitung > t tabel atau ( ) < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak Jika t hitung < t tabel atau ( ) > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 . Rancangan Penelitian

Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif adalah tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih Indriantoro dan Supomo (1999:27)

3.2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian selama tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 dengan populasi 39 perusahaan.

b. Sampel

Pemilihan sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel sesuai tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu. Pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

4. Perusahaan harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memberikan laporan keuangan berturut-turut dan lengkap di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006.


(55)

6. Perusahaan harus menghasilkan laba selama tahun 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006.

Setelah dilakukan pemeriksaan data berdasarkan kriteria yang dibuat maka dari 39 perusahaan terdapat beberapa perusahaan yang dalam periode 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006 pernah tidak memberikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia dan beberapa perusahaan lagi ada yang rugi dalam tahun 2002, 2003, 2004, 2005, 2006 sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 9 perusahaan :

Tabel 3.1. Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian

NO NAMA EMITEN KODE

EMITEN

TANGGAL LISTING

1 PT. Davomas Abadi Tbk DAVO 22 Desember 1994

2 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 21 Desember 2000

3 PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 11 Mei 1993

4 PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 14 Februari 2000

5 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 15 Juni 1992

6 PT. Darya-Varia Laboratories Tbk DVLA 11 November 1994

7 PT. Merck Tbk MERK 22 Desember 2000

8 PT. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 17 Juni 1994

9 PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR 2 Januari 1998

3.3. Variabel Penelitian 3.3.1. Klasifikasi Variabel

Penelitian ini melibatkan 5 variabel independen (X) yaitu laba bersih (X1), struktur modal (X2), total hutang (X3), ROI (X4), dan tingkat penjualan (X5) dan satu variabel dependen (Y) yaitu keputusan investasi.


(56)

3.3.2. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah :

a. Keputusan Investasi ( Y )

Merupakan selisih total aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun sebelumnya yang kemudian dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya. Keputusan investasi dapat dihitung dengan :

TA t - TA t-1 Keputusan investasi =

TA t-1 Keterangan :

TA t : total aktiva tahun berjalan TA t-1 : total aktiva tahun lalu

b. Laba Bersih ( X1 )

Yaitu laba yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak. Laba bersih dalam penelitian ini dapat dihitung dengan rumus :

Laba bersih = laba perusahaan setelah dikurangi pajak

c. Struktur Modal (X2)

Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan membandingkan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total modal sendiri. Total hutang terdiri dari hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek dan modal sendiri terdiri dari modal saham dan laba ditahan. Menurut Helfert (1997:97) struktur modal dapat dihitung dengan rumus :


(57)

Total hutang Rasio hutang terhadap modal sendiri =

Total modal sendiri

e. Total Hutang (X3)

Total hutang adalah total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek yang dimiliki perusahaan. Total hutang dapat diukur dengan rumus :

Total hutang = Total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek perusahaan Jusup (2001:229).

f. Return On Investment (X4)

Yaitu pengembalian yang diperoleh perusahaan dari investasi. ROI merupakan salah satu cara untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROI Wild, dkk (2005:647).

Laba bersih setelah pajak

ROI = X 100 % Total investasi

f. Tingkat Penjualan (X5)

Merupakan jumlah penjualan perusahaan dalam satu periode.. Tingkat penjualan dihitung dengan rumus : Tingkat penjualan = jumlah penjualan perusahaan satu periode.


(58)

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

Nama Variabel

Definisi Parameter Skala Pengukuran

Laba Bersih ( X1 )

Struktur Modal (X2)

Total Hutang (X3)

ROI (X4)

Tingkat Penjualan (X5)

Keputu san Investasi ( Y )

Laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak. Perbandingan hutang dengan odal sendiri m Total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek uatu perusahaan s Pengembalian yang diperoleh perusahaan dari nvestasi i Jumlah penjualan perusahaan dalan satu periode. Selisih total aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun sebelumnya yang kemudian dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya.

Laba bersih = laba bersih perusahaan - pajak

Total hutang terhadap modal sendiri

Total hutang

=

Total modal sendiri

Total hutang = Total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek.

Laba bersih setelah pajak

ROI = X 100 %

Total investasi

Tingkat penjualan = jumlah penjualan perusahaan dalam satu periode.

total aktiva t - total aktiva t-1

Keputusan investasi =

total aktiva t-1

Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio


(59)

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret 2008 sampai dengan bulan Juli 2008.

3. 5. Prosedur Pengambilan Data

Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data-data itu diperoleh dari laporan tahunan perusahaan barang konsumsi yang dimuat dalam Indonesian Capital Market Directory sejak tahun 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006.

3.7. Model dan Teknik Analisis Data 3.6.1. Perumusan Model

Dalam menganalisis data digunakan model regresi linier. Analisis data penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan maka persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dituliskan dalam bentuk :

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana :

Y = Keputusan investasi

b0 = Konstanta

b1, ….., b5, = Koefisien variabel independen

X1 = Laba bersih


(60)

X3 = Total hutang

X4 = ROI

X5 = Tingkat penjualan

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum model regresi linier dilakukan untuk menguji hipotesis maka terlebih dahulu model itu akan diuji apakah model itu memenuhi asumsi klasik atau tidak. Hal ini sesuai dengan pendapat Ghozali (2001:91) yaitu ada beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam regresi linier berganda yang dikenal dengan uji asumsi klasik. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan asumsi dasar dalam analisis regresi. Uji asumsi klasik ini terdiri dari :

5. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah model antara regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.. Untuk dapat dianalisis, maka data nya harus berdistribusi normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2001:110) Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

6. Uji Multikolinearitas

Merupakan adanya korelasi antara satu variabel bebas dengan variabel bebas lainnya. Konsekuensi yang timbul sebagai akibat adanya multikolinearitas adalah


(61)

kesalahan standar penaksir semakin besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar sehingga diperoleh kesimpulan yang salah.

Menurut Ghozali (2001:91) Pengujian terhadap adanya multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF) . Adapun kriteria yang digunakan dalam pengujian metode ini adalah jika nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas yang tinggi antara regresor (variabel bebas) dengan regresor lainnya.

7. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan pengujian heteroskedasisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Apabila kita ingin model yang baik maka sebaiknya dalam pengujian data tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melakukan pengujian ini digunakan grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED Ghozali (2001:105). Jika titik-titik pada grafik membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka ini menunjukkan adanya heteroskedastisitas tetapi apabila tidak ada pola yang jelas dan titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka ini menunjukkan bahwa heteroskedastisitas tidak terjadi.

8. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota dalam data runtun waktu (time series) atau antara space untuk data cross section. Menurut Ghozali (2001:95)


(62)

salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak korelasi adalah dengan memakai uji statistic Durbin Watson (DW)) test. Jika nilai Durbin Watson terletak pada :

d < dl = Ada korelasi positif d > 4 – dl = Ada korelasi negatif

du < d < 4 – du = Tidak ada autokorelasi baik negatif maupun positif dl ≤ d ≤ du = Tidak dapat ditarik kesimpulan

6.6.3. Pengujian Hipoteis

Pengaruh variabel independen dengan variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (convident interval) 95 % atau significant level ( ) 5 %. Untuk mempercepat proses analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS.

Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini karena variabel terikat yang ingin dijelaskan bergantung pada lebih dari satu variabel bebas. Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F dan pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t.

c. Pengaruh simultan variabel independen terhadap variabel dependen H1: b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ b5≠ 0

Hal ini berarti laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, tingkat penjualan secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi.

Jika F hitung > F tabel atau ( ) < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak Jika F hitung < F tabel atau ( ) > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima


(63)

d. Pengaruh parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen H1: bi≠ 0

Hal ini berarti laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, tingkat penjualan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi.

Jika t hitung > t tabel atau ( ) < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak Jika t hitung < t tabel atau ( ) > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan setelah membahas hasil penelitian maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur modal berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Hasibuan tahun 2005 yang menyatakan bahwa setiap peningkatan struktur modal berdampak pada peningkatan keputusan investasi perusahaan.

2. ROI berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hasibuan yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi tetapi sesuai dengan penelitian Wahyuningsih yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan investasi.

3. Tingkat penjualan berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian


(65)

Hasibuan yang menyatakan bahwa peningkatan tingkat penjualan akan berdampak pada peningkatan keputusan investasi. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya penjualan maka perusahaan melihat bahwa lebih menarik untuk menggunakan dana yang ada untuk membiayai penjualan daripada melakukan investasi, sehingga dengan meningkatnya tingkat penjualan maka investasi menjadi menurun.

4. Secara bersama-sama struktur modal, ROI dan tingkat penjualan berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.

5. Faktor paling dominan yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan barang konsumsi dari ketiga faktor yang diteliti adalah struktur modal. Hal ini karena untuk membelanjai investasinya perusahaan menggunakan dana internal dan juga dana eksternal berupa hutang, Peningkatan investasi mengindikasikan bahwa semakin besarnya peluang yang ada maka memotivasi perusahaan untuk menarik pinjaman guna membelanjai investasi tersebut.

5.2. Keterbatasan

Dalam penelitian ini peneliti telah berusaha semaksimal mungkin tetapi masih terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut :

1. Periode waktu penelitian hanya sampai tahun 2006, data laporan keuangan tahun 2007 belum dapat diperoleh dengan mudah.


(66)

2. Sampel penelitian hanya dibatasi pada perusahaan barang konsumsi saja sehingga mengurangi generalisasi hasil.

3. Variabel yang diteliti hanya 5 variabel, variabel lain seperti suku bunga dan tingkat inflasi yang kemungkinan mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi belum diteliti.

5.3. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan sebagai berikut :

1. Periode penelitian sebaiknya diperpanjang karena memberikan gambaran yang lebih baik terhadap permasalahan yang diteliti.

2. Sebaiknya perusahaan yang menjadi sampel tidak hanya perusahaan barang konsumsi tetapi lebih luas lagi misalnya perusahaan manufaktur karena hasilnya dapat lebih general.

3. Bagi peneliti yang ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain misalnya tingkat suku bunga atau inflasi sehingga akan membuat temuan baru.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Al Jusup Haryono., 2001, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid Kedua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi UGM, Yogyakarta.

Brigham, Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh, Penerbit salemba Empat, Jakarta.

Brigham, Houston, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ghozali H. Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hasibuan M. Sonya, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Perusahaan Makanan dan Minuman, Sekolah Pascasarjana USU, Medan (tidak dipublikasikan).

Haming, Murdifin dan Salim Basalamah, 2003, Studi Kelayakan Investasi, Penerbit PPM, Jakarta.

Horngren, dkk 1998, Akuntansi di Indonesia, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Jakarta.

Helfert, A. Erich, 1997, Teknik Analisis Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo,1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Jensen dkk, 1992, Simultaneous Determonation of Insider Ownership, Debt, And Dividend Policies, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. 27, No. 2.

Kieso dan Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Jilid I, Edisi Ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta.

McCabe, George M, 1979, The Empirical Relationship Between Investment and Financing Decision, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. XIV, No. 1.


(1)

d. Pengaruh parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen H1: bi≠ 0

Hal ini berarti laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, tingkat penjualan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi.

Jika t hitung > t tabel atau ( ) < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak Jika t hitung < t tabel atau ( ) > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan setelah membahas hasil penelitian maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur modal berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Hasibuan tahun 2005 yang menyatakan bahwa setiap peningkatan struktur modal berdampak pada peningkatan keputusan investasi perusahaan.

2. ROI berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hasibuan yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi tetapi sesuai dengan penelitian Wahyuningsih yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan investasi.

3. Tingkat penjualan berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian


(3)

Hasibuan yang menyatakan bahwa peningkatan tingkat penjualan akan berdampak pada peningkatan keputusan investasi. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya penjualan maka perusahaan melihat bahwa lebih menarik untuk menggunakan dana yang ada untuk membiayai penjualan daripada melakukan investasi, sehingga dengan meningkatnya tingkat penjualan maka investasi menjadi menurun.

4. Secara bersama-sama struktur modal, ROI dan tingkat penjualan berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.

5. Faktor paling dominan yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan barang konsumsi dari ketiga faktor yang diteliti adalah struktur modal. Hal ini karena untuk membelanjai investasinya perusahaan menggunakan dana internal dan juga dana eksternal berupa hutang, Peningkatan investasi mengindikasikan bahwa semakin besarnya peluang yang ada maka memotivasi perusahaan untuk menarik pinjaman guna membelanjai investasi tersebut.

5.2. Keterbatasan

Dalam penelitian ini peneliti telah berusaha semaksimal mungkin tetapi masih terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut :

1. Periode waktu penelitian hanya sampai tahun 2006, data laporan keuangan tahun 2007 belum dapat diperoleh dengan mudah.


(4)

2. Sampel penelitian hanya dibatasi pada perusahaan barang konsumsi saja sehingga mengurangi generalisasi hasil.

3. Variabel yang diteliti hanya 5 variabel, variabel lain seperti suku bunga dan tingkat inflasi yang kemungkinan mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi belum diteliti.

5.3. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan sebagai berikut :

1. Periode penelitian sebaiknya diperpanjang karena memberikan gambaran yang lebih baik terhadap permasalahan yang diteliti.

2. Sebaiknya perusahaan yang menjadi sampel tidak hanya perusahaan barang konsumsi tetapi lebih luas lagi misalnya perusahaan manufaktur karena hasilnya dapat lebih general.

3. Bagi peneliti yang ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain misalnya tingkat suku bunga atau inflasi sehingga akan membuat temuan baru.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Al Jusup Haryono., 2001, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid Kedua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi UGM, Yogyakarta.

Brigham, Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh, Penerbit salemba Empat, Jakarta.

Brigham, Houston, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ghozali H. Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hasibuan M. Sonya, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Perusahaan Makanan dan Minuman, Sekolah Pascasarjana USU, Medan (tidak dipublikasikan).

Haming, Murdifin dan Salim Basalamah, 2003, Studi Kelayakan Investasi, Penerbit PPM, Jakarta.

Horngren, dkk 1998, Akuntansi di Indonesia, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Jakarta.

Helfert, A. Erich, 1997, Teknik Analisis Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo,1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Jensen dkk, 1992, Simultaneous Determonation of Insider Ownership, Debt, And Dividend Policies, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. 27, No. 2.

Kieso dan Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Jilid I, Edisi Ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta.

McCabe, George M, 1979, The Empirical Relationship Between Investment and Financing Decision, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. XIV, No. 1.


(6)

Mougoue dan Mukherjee, 1994, An Investigation into The Causality Among Firms Dividend, Investment, and Financing Decision, The Journal of Financial Research, Vol. XVII, No. 4.

Mulyadi, 1997, Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Kedua, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Niswonger, Warren, Fees, 2000, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jilid Kedua, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Ryanto Bambang, 1995, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta.

Samosir. Arifin T, 2004, Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Keputusan Investasi Aktiva Tetap di Bursa Efek Jakarta Sebelum dan Sesudah Krisis Ekonomi, Tesis, Sekolah Pascasarjana, USU Medan (tidak dipublikasikan).

Susilawati, 2004, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pendanaan Perusahaan Manufaktur Tbk, sekolah Pascasarjana USU Medan (tidak dipublikasikan).

Subramanyam, Wild, Halsey, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Salemba, Jakarta.

Santoso Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Wahyuningsih, 2001, Analisis Hubungan Interdependensi Antara Keputusan Investasi, Hutang dan Deviden Perusahaan Properti go-public di Bursa Efek Jakarta, Media Riset Bisnis dan Manajemen, Volume 1 Nomor 3 tahun 2001.