Fase Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2010 Fase Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010

Fase erupsi dari Gunung Sinabung memiliki karakteristik tersendiri, demikian pula fase erupsi dari Gunung Merapi. Dari kedua fase erupsi, terdapat beberapa hal yang dapat dibandingkan, antara lain, tipe erupsi, kejadian erupsi dan aktivitas yang mengiringi erupsi.

4.2.1 Fase Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2010

Erupsi pertama muncul pada 27 Agustus 2010, dengan tipe erupsi freatik, terlihat debu volkanik. Erupsi pertama ini dapat dilihat pada Gambar 4.4. Erupsi kedua pada tanggal 28 Agusutus 2010 memperlihatkan adanya asap putih tipis. Erupsi puncak pada 30 Agustus 2010 menghasilkan kolom erupsi setinggi 3.000 meter dan tefra berupa debu volkanik, volcanic plume, pecahan batuan di kawah, dan fragmen mineral yang terlaterasi. Mineral yang teralterasi antara lain adalah kuarsa, alunit, anhidrit, dan kaolinit. Mineral teralterasi tersebut menandakan adanya aktivitas freatik sistem hidrotermal dari dalam permukaan Gunung Sinabung Sutawidjaja dkk., 2013. Secara keseluruhan, terdapat tujuh fase erupsi dari Gunung Sinabung pada tahun 2010, semua erupsi bersifat freatik dan tidak ditemukan material magmatik baru dalam debu volkanik. Iguchi dkk., 2011. Gambar 4.4. Erupsi dari Gunung Sinabung pada 27 Agustus 2010. Sutawidjaja dkk., 2013. Erupsi dari Gunung Sinabung diikuti pula oleh gempa volcano-tectonic VT. Gempa ini memiliki frekuensi kekuatan yang berbeda-beda sepanjang aktivitas erupsi berlangsung. Gempa VT baru dirasakan setelah erupsi pertama dari Gunung Sinabung, yakni 29 Agustus 2010 hingga 31 Januari 2011 Iguchi dkk., 2011. Gempa VT ini mengiringi erupsi pertama hingga erupsi puncak. Setelah erupsi puncak, masih terdapat gempa VT walaupun kekuatannya tidak sebesar ketika erupsi. Data kemunculan gempa VT dapat dilihat selengkapnya pada Gambar 4.5. Gambar 4.5. Grafik gempa vulkanik dari Gunung Sinabung Iguchi dkk., 2011.

4.1.2 Fase Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010

Erupsi pertama dari Gunung Merapi pada tahun 2010 muncul pada tanggal 26 Oktober 2010. Erupsi ini berlangsung hingga 1 November 2010. Fase erupsi ini merupakan fase freatomagmatik Pallister dkk., 2013.. Hasil dari erupsi eksplosif tersebut adalah emisi debu volkanik dan gas SO 2 dengan dimensi ukuran sangat besar, berbeda dengan erupsi-erupsi sebelumnya dari 1992-2007, terdapat pula alliran piroklastik sepanjang 8 km Surono dkk., 2012. Erupsi eksplosif ini merusak lava dome yang terbentuk akibat erupsi pada tahun 2006 dan memperdalam kawah. Berbeda dengan erupsi pertama dari Gunung Sinabung pada tahun yang sama, terdapat material magmatik baru akibat erupsi berupa andesit skoria dengan tekstur vesikuler. Hasil dari erupsi pertama ini dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. a Lava dome Gunung Merapi pada tanggal 11 Oktober 2009. b Kawah baru akibat erupsi tanggal 26 Oktober 2010 Pallister dkk., 2013. Selain itu, terdapat sejumlah gempa VT yang mengiringi aktivitas erupsi Gunung Merapi. Gempa VT ini muncul sejak 1 September - 9 November 2010 Iguchi dkk., 2011. Sekilas, gempa VT selama erupsi Gunung Merapi memiliki frekuensi kekuatan lebih besar dibandingkan dengan gempa VT selama erupsi Gunung Sinabung. Data dari gempa VT Gunung Merapi dapat dilihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Grafik gempa vulkanik dari Gunung Merapi Iguchi dkk., 2011. Pada fase erupsi selanjutnya, yakni tanggal 1 November -7 November, terdapat pembentukan cepat dari lava dome. Pembentukan lava dome yang cepat menandakan fase magmatik dari rangkaian erupsi. Laju dari pembentukan cepat tersebut melebihi laju pembentukan lava dome pada erupsi eksplosif Merapi lainnnya di abad ke 19, yakni 25m 3 s -1 Surono dkk., 2012. Kandungan gas SO 2 dari lava dome ini tidak terlalu banyak dibandingkan erupsi eklsplosif lainnya pada abad ke 19, sehingga ada kemungkinan berhubungan dengan cepatnya pertumbuhan lava dome tersebut. Pertumbuhan lava dome ini dapat dilihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.8. a Lava dome baru akibat aktivitas magmatik. b Perbesaran daerah puncak pada gambar a. Pallister dkk., 2013. Pada 3-4 November, aktivitas erupsi meningkat kembali dengan adanya peningkatan dari gempa tremor dan emisi gas SO 2. Kemudian, erupsi eksplosif muncul kembali pada 4-5 November. Hasil erupsi berupa pyroclastic flow yang mengalir sejauh 16 km dari pusat erupsi dan kolom erupsi setinggi 17 km. Surono dkk., 2012. Pyroclastic flow tersebut tersusun atas andesit piroksen. Erupsi pada tanggal 4-5 November merupakan puncak dari keseluruhan erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Hasil erupsi ini juga memperbesar kawah dari puncak baru di lava dome yang terbentuk dari tanggal 1-4 November. Hasil dari erupsi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.9. Gambar 4.9. a Pyroclastic flow PF dari lava dome. b Kawah baru yang terbentuk akibat erupsi eksplosif. Pallister dkk., 2013.

4.3 Perbandingan Debu Volkanik