Berdasarkan data diatas diketahui sejumlah 23 siswa dengan persentase 20 siswa mempunyai persepsi terhadap guru dalam pelaksanaan program
pengayaan dalam kategori baik, sementara sejumlah 91 siswa dengan persentase 80 siswa mempunyai persepsi terhadap guru dalam program pengayaan dalam
kategori sangat baik. Dalam tabel tersebut disimpulkan bahwa 80 dapat dikategorikan sangat baik artinya siswa memiliki persepsi bahwa guru selalu
melaksanakan program pengayaan dalam pembelajaran IPS. Rata-rata persepsi siswa terhadap guru dalam melaksanakan program
pengayaan adalah 21 dengan kategori sangat baik yang artinya siswa memiliki persepsi bahwa guru selalu melaksanakan program pengayaan dalam wujud
implementasi penilaian berbasis kelas yang indikatornya meliputi: 1 Melaksanakan tutor sebaya; 2 Mengembangkan latihan; 3 Melakukan proyek.
4.3. PEMBAHASAN
Secara teori menurut permendikbud Nomor 104 tahun 2014 menyebutkan bahwa penilaian berbasis kelas dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu, penilaian
secara autentik dan non autentik. Penilaian autentik dijadikan pendekatan utama dalam penilaian hasil belajar oleh guru. Bentuk penilaian autentik mencakup
penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio, projek, produk, jurnal, kerja laboratorium, dan unjuk kerja, serta penilaian diri. Penilaian Diri
merupakan teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif. Sementara bentuk penilaian non-
autentik mencakup tes, ulangan,dan ujian, guru dapat menggunakan penilaian teman sebaya untuk memperkuat Penilaian Autentik dan non-autentik.
Penilaian berbasis kelas harus memenuhi prinsip sebagai berikut: a valid; b mendidik; c berorientasi pada kompetensi; d adil dan obyektif; e terbuka;
f berkesinamnbungan; g menyeluruh dan h bermakna. Manfaat penilaian berbasis kelas adalah sebagai umpan balik bagi siswa agar mengetahui
kemampuan atau kekuranganya, untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan yang dialami siswa, sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki
proses belajar mengajar, dan sebagai informasi kepada orangtua dan komite sekolah tentang efektifitas pendidikan yang telah dijalankan.
Berdasarkan fakta dilapangan pada saat penelitian, diperoleh data bahwa siswa
mempunyai persepsi
sangat baik
terhadap guru
pada saat
mengimplementasikan penilaian berbasis kelas. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengisian angket yang telah dilakukan oleh siswa, hasilnya menunjukan bahwa
implementasi penilaian berbasis kelas telah dilakukan guru dengan kategori sangat baik. Guru telah melaksanakan dengan sangat baik penilaian berbasis kelas yang
indikatornya meliputi: a prinsip penilaian kelas; b teknik penilaian kelas, c
alat penilaian kelas; d program remedial dan e program pengayaan.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Penelitian deskriptif dari I Gusti Ayu Komang, dkk. 2015. Penilaian Autentik Guru Bahasa Indonesia dalam
Pembelajaran Menulis Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Singaraja. Hasil penelitan menunjukkan bahwa penilaian pelaksanaan penilaian guru bahasa
Indonesia pada pembelajaran menulis kelas VII di SMP Negeri 1 Singaraja menggunakan teknik tes, nontes portofolio dan performansi. Itu berarti penilaian
kelas sudah dilaksanakan secara autentik. e-Jurnal Pendidikan Universitas
Ganesa
Penilaian berbasis kelas mempunyai dampak yang baik bagi siswa, karena penilain berbasis kelas tidak hanya befungsi bagi siswa yang berkemampuan
tinggi tetapi juga bagi siswa yang berkemampuan rendah.
4.4. IMPLIKASI DAN HASIL PENELITIAN